Salah Paham dan Paham Salah

SALAH satu penyebab terbesar pertengkaran atau bentrok antar masyarakat adalah ketergesa-gesaan merespons suatu masalah tanpa mengetahui pasti hakikat dari masalah itu. Tak paham betul atas suatu masalah bisa jadi karena tidak tahu duduk perkara yang sesungguhnya cuma berdasar “katanya” yang kata-katanya sudah mengalami polesan emosi. Maka emosinya tersulut untuk ngamuk dengan segera.

Seorang warga merobek foto poster salah seorang calon anggota legislatif yang dipajang suatu jalan pertigaan. Sang calon marah dan mengajak berkelahi. Dia tak sendirian melainkan membawa pendukungnya. Ketika si pelaku ditangkap dan ditanya, pelaku ini berkata: “Demi Allah saya cinta sama Bapak, saya dan keluarga sudah dua pemilu ini memilih Bapak. Saya tidak ingin Bapak dibenci orang. Gara-gara foto Bapak yang besar ini dipajang di pertigaan, banyak pengendara sepeda dan mobil tidak fokus sehingga ada tabrakan dan sejenisnya lalu mengomel bahwa itu gara-gara foto Bapak. Saya sobek foto Bapak demi cinta saya, bukan karena benci.” Sang calon meneteskan air mata bangga setelah paham, dia memeluknya dan memberikan hadiah.

Tanyakan mengapa dan ada apa sebelum menilai dan menghakimi. Jangan terburu-buru menilai dengan penuh kemarahan. Kalau sudah terjadi bentrok, dengan apa sejarah akan dihapus?

Tuliskan sejarah dengan tinta kedamaian dan cinta bukan dengan tinta merah pertengkaran dan benci. Salah paham dan paham salah sungguh menjadi sumber masalah. Karenanya harus kita luruskan untuk benar. Caranya? Dialog. Salam, AIM. [*]

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK