Allah menjanjikan pahala dan kemuliaan bagi orang yang bersedekah.
Dari Abu Umamah bin Shuday bin ‘Ajlan RA, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu sangat baik. Jika tidak, itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela karena kesederhanaanmu. Dahulukan orang yang menjadi tanggunganmu. Sebab, tangan di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (orang yang meminta).” (HR Muslim).
Hadis tersebut mengingatkan kita agar senantiasa bersedekah. Saat diberi kelebihan harta, alangkah terpujinya jika mau berbagi dengan sesama. Bagi seorang mukmin yang tidak sanggup bersedekah dengan harta, sesungguhnya pintupintu kebaikan lainnya selalu terbuka lebar. Tak melulu soal harta, sedekah bisa berupa apa saja, bahkan berbahagia dengan kebahagiaan sesama mukmin pun merupakan sedekah.
Sedekah bisa berupa perilaku dan tutur kata yang baik, membantu pendengaran orang yang tuli, membantu orang buta berjalan, menjenguk orang yang sakit, memberikan senyuman kepada sesama, berwajah ceria, berbuat adil, dan memberikan nafkah kepada keluarga. Rasulullah SAW bersabda, “senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, ajakanmu terhadap kebaikan adalah sedekah, bantuanmu terhadap orang yang tak bisa melihat adalah sedekah, menyingkirkan batu atau duri di jalanan itu sedekah, dan membagi isi timbamu kepada timba saudaramu itu juga sedekah.” (HR Tirmidzi).
Allah menjanjikan pahala dan kemuliaan bagi orang yang bersedekah. Bahkan, Allah sendiri yang lebih tahu balasan apa yang pantas diberikan. Firman-Nya, “sesungguhnya orangorang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS al-Hadid: 18). Pada ayat lain Allah berfirman, “Dan, apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.” (QS Saba: 39).
Bahkan, Allah akan memelihara pahala orang yang bersedekah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa yang bersedekah senilai satu butir kurma dari hasil usaha yang halal, di mana Allah tidak akan menerima kecuali yang baik (halal), maka sesungguhnya Allah akan menerima dengan tangan kanan-Nya, kemudian memeliharanya untuk orang yang bersedekah itu, sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi sebesar gunung.” (HR Bukhari dan Muslim).
Membiasakan diri bersedekah merupakan sikap terpuji. Tidak semua orang mampu melakukannya. Diperlukan latihan agar menjadi perilaku keseharian dan membentuk sikap mental dermawan. Ketika sudah terbangun sikap dermawan dalam diri seseorang, ia akan senantiasa berupaya memberikan apa yang bisa diberi setiap harinya. Hidupnya selalu optimistis. Yakin bahwa apa yang diberikan, hakikatnya bukan berkurang, justru bertambah. Sungguh mulia orang yang menjadikan kebiasaan bersedekah sebagai jalan hidupnya.
Kebiasaan bersedekah akan menghindarkan kita dari rakus dan pelit. Keduanya adalah sumber kebusukan yang bisa merusak hati, memicu timbulnya cinta dunia, dan ambisi buta untuk menguasai harta. Beruntunglah orang yang terpelihara dari sikap kikir sebagaimana Allah berfirman, “Siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS at-Taghabun: 16) Oleh karena itu, biasakan diri kita untuk bersedekah setiap hari, memberikan kebahagiaan meski hanya dengan senyuman dan berwajah ceria. Wallahu a’lam.
Oleh: Agus Sopian