Serba-serbi Haji (15): Pahami Bahasa dan Budaya

MENGUNJUNGI negeri asing itu memerlukan pengetahuan tentang bahasa dan budaya negeri itu yang sangat mungkin berbeda banyak dengan bahasa dan budaya di negeri sendiri. Di Saudi Arabia, memegang jenggot orang lain adalah sebuah tanda penghormatan. Di Indonesia, itu bisa bermakna mengajak kelahi. Masalah kecup kepala dan cium tangan juga memiliki makna beda. Belum lagi masalah bahasa.

Mat Kelor termasuk orang yang cepat belajar budaya Arab. Melihat banyak orang sedekah roti, minuman dan makanan ringan di hari Jum’at ini, dia tak mau kalah. Dia membagi-bagikan kurma. Namun dia geleng kepala sambil penasaran ketika banyak orang yang disalaminya dengan senyum memanggilnya “syukron.”

Dia bertanya pada muthawwif (guide haji) mengapa banyak orang memanggilnya “SYUKRON.” Muthawwif menjawab bahwa SYUKRON itu bukan nama, itu ungkapan Arab yang bermakna TERIMAKASIH. Mat Kelor sedikit malu tapi dia mengangguk-angguk paham.

Selesai Jum’atan, kurma Mat Kelor masih tersisa. Lalu dibagikanlah kembali kepada orang yang mau. Orang-orang kembali mengucapkan SYUKRON. Dijawablah dengan senyum oleh Mat Kelor yang sudah paham maknanya dengan ungkapan “HAMBALI.” Maksud Mat Kelor adalah bahwa HAMBALI itu bahasa Arab dari bahasa Indonesia “KEMBALI.” SYUKRON dijawab HAMBALI. Hahahaaa.

Banyak orang Arab yang mengernyitkan dahi tidak paham dengan kata HAMBALI itu. Namun ada yang menyangka bahwa Mat Kelor sedang menyebut nama dirinya. Maka ada juga orang yang dapat kurma itu berkata: SYUKRON YA HAMBALI (Terimakasih Pak Hambali). Sejak itulah Mat Kelor oleh teman-temannya dijuluki HAJI HAMBALI. Hahahaaaa, lucu kan? Bagi yang tersenyum atau tertawa lalu komentar saya sampaikan SYUKRON.

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK