Seruan kesebelas: Dua dalil akal yang jelas untuk membantah orang yang mengingkari hari kebangkitan
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّى وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاء اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بهيج
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-Hajj: 5)
Wahai manusia! Jika kalian bimbang dan ragu serta tidak punya pengetahuan tentang terjadinya hari kebangkitan, walaupun sebenarnya kalian wajib beriman kepada Tuhan kalian dan Rasul-Nya mengenai hal tersebut. Namun, jika kalian tak mau beriman dan tetap ragu, inilah dua petunjuk yang masuk akal yang bisa kalian lihat sendiri. Masing-masing akan menunjukkan pada kalian tentang apa yang kalian ragukan dan akan menghilangkan keraguan tersebut dari hati kalian.
Dalil yang pertama, mengenai permulaan penciptaan manusia. Dia yang menciptakannya, Dia pula yang akan mengembalikannya setelah kematian. Allah ciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi air mani dan inilah awal penciptaan. Kemudian dengan izin Allah, benih tersebut berubah menjadi darah merah, kemudian berubah lagi menjadi seonggok daging seukuran yang bisa dikunyah (mudghah). Mudghah tersebut terkadang berlanjut sehingga terbentuklah rupa manusia, terkadang pula dilepaskan rahim sebelum terbentuk wujud manusia (keguguran, pent).
Semua ini adalah penjelasan Allah kepada kalian tentang asal pembentukan kalian. Walaupun Allah Ta’ala mampu untuk membentuk manusia dalam sesaat saja, namun Allah ingin menjelaskan pada kalian kesempurnaan hikmah-Nya, keagungan kekuasaan-Nya, dan keluasan rahmat-Nya.
Kemudian kami jadikan ia tetap berada di rahim sehingga terjadilah kehamilan sesuai kehendak kami sampai waktu yang ditentukan dalam kehamilan tersebut. Kemudian kami keluarkan kalian dari perut ibu kalian sebagai anak kecil yang tak tahu apa-apa dan tak bisa apa-apa. Kami jadikan rasa kasih sayang pada ibu kalian dan kami alirkan rezeki untuk kalian melalui air susu ibu. Kemudian kalian pun semakin tumbuh sampai kalian dewasa ketika kekuatan dan akal kalian menjadi sempurna.
Di antara kalian ada yang diwafatkan sebelum sampai umur dewasa. Di antara kalian ada pula yang melewati umur tersebut sampai umur yang sangat tua. Umur di mana terjadi kepikunan dan mudah lupa. Kemampuan akal pun semakin berkurang sebagaimana kekuatan juga berkurang dan semakin lemah. Bahkan, di masa itu seseorang tak bisa mengetahui apa yang baru saja dilakukannya karena lemahnya akalnya. Demikianlah kekuatan anak Adam diiringi dua kelemahan: (1) kelemahan dan kekurangan ketika masa kecil; dan (2) kelemahan serta kekurangan di masa tua.
Dalil yang kedua adalah dihidupkannya bumi setelah ia mati. Anda bisa melihat bumi yang kering, tak ada pepohonan dan kehidupan, kemudian Kami turunkan padanya hujan. Bumi tersebut akhirnya bergerak dan tumbuh setelah sebelumnya kering dengan bertambahnya pepohonan. Tumbuhlah berbagai tumbuhan yang membuat orang yang melihat menjadi senang dan merenungkannya. Inilah dua dalil yang kuat yang tak bisa diragukan lagi.
Seruan keduabelas: Sebuah perumpamaan yang Allah sampaikan untuk menjelaskan buruknya penyembahan terhadap berhala
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj: 73)
Setelah Allah menyebutkan dalam ayat sebelumnya tentang bentuk penyembahan pada selain Allah yang sama sekali tak beralasan, baik berdasarkan wahyu atau alasan akal, Allah sebutkan di sini tentang kebatilan perbuatan tersebut. Ini juga menekankan bahwa orang yang berbuat kesyirikan tak paham apa itu ibadah. Allah memberikan perumpamaan, seandainya berhala dan semua yang mereka sembah itu mencoba untuk membuat satu lalat kecil dan makhluk rendah saja, maka tak akan bisa dan tak akan mampu sama sekali.
Bahkan, Allah sebutkan yang lebih ringan lagi. Seandainya lalat itu mengambil sesuatu dari sesembahan itu, maka mereka tak bisa merebutnya kembali. Itu menunjukkan lemahnya mereka dan sesembahan mereka. Ini juga isyarat bahwa orang-orang musyrik itu berada dalam kebodohan yang sangat. Mereka berbuat kesyirikan kepada Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Ini sebuah perumpamaan yang Allah sampaikan untuk segenap manusia untuk menjelaskan betapa buruknya peribadatan pada berhala dan betapa dangkalnya akal orang-orang yang menyembah berhala dan betapa lemahnya mereka semua. Allah sampaikan perumpamaan ini untuk menambah ilmu dan penjelasan bagi orang beriman dan menegakkan hujah bagi orang-orang kafir. Maka, pasang baik-baik telinga kalian dan pahamilah isi kandungan yang terdapat di dalamnya. Jangan biarkan hati dan telinga kalian tidak menyimaknya. Bahkan, perhatikanlah dengan hati dan telinga kalian.
Al-Qur’an yang mulia menyebutkan berbagai perumpamaan untuk menjelaskan makna sesuatu yang samar dengan sesuatu yang bisa diindra agar jiwa merasa lapang dan menghilangkan keraguan dari akal manusia. Allah Yang Maha Bijaksana, Yang mengetahui segala yang gaib, mengetahui hal tersebut. Maka, Allah tak segan memberikan permisalan dengan seekor lalat atau yang lebih rendah daripada itu ketika ada maslahat yang bisa didapatkan.
[Bersambung]
***
Penerjemah: Amrullah Akadhinta
Sumber: https://muslim.or.id/75600-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-7.html