IMAM al-Ghazali menyampaikan satu perumpamaan indah yang layak kita renungkan bersama agar hidup ini tak selalu digelisahkan oleh kompetisi hidup tanpa akhir. Beliau berkata: “Air sedikit membuatmu bangkit, air banyak membuatmu tenggelam. Belajarlah selalu untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki.”
Faktanya, ada orang yang memiliki harta tak begitu banyak yang terlihat lebih enjoy. Tak terlalu sibuk dengan manajemen harta yang menghabiskan seluruh waktu hidupnya. Mereka lebih leluasa bersibuk diri dengan ibadah. Sebagaimana ada yang banyak harta yang menghabiskan hari-harinya hanya untuk mengurusi hartanya.
Tentu saja itu tergantung orangnya, bagaimana mereka merespon hidup ini. Tapi, cobalah hadir kunjungi desa, di mana para petani mencukupkan diri dengan yang dimiliki, mensyukuri apa yang dipunya walau sedikit jika dihitung dengan angka. Siang selepas dhuhur mereka istirahat di serambi surau atau langgar, malam selepas maghrib mereka duduk bertadarrus, dan selepas itu bercengkerama dengan keluarga. Asyik, bukan?
Kemudian datanglah ke kota besar yang berjulukkan kota tak pernah tidur karena saat malampun masih banyak orang yang lalu lalang di jalanan berburu uang dan jenis rizki lainnya. Masjid hanya dibuka saat shalat, itupun tak penuh dengan jamaah. Yang hadir terlihat terburu-buru menyiratkan pesan bahwa shalat sesungguhnya mengganggu aktivitas mereka. Tak ada tegur sapa ramah karena tegur sapa orang kota mensyaratkan adanya uang. Sungguh mereka tenggelam dalam gelimang duniawi.
Ingin tenang dan bahagia? Syukuri apa yang ada. Gunakan di jalan yang disuka Allah. Malaikat akan diutusNya untuk membisikkan bahagia ke dalam hati kita.
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi