Allah berfirman dalam surat al-Waqi’ah: 83-87,
فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ- 83 – وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ- 84 – وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لَا تُبْصِرُونَ – 85 – فَلَوْلَا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ.- 86 – تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ – 87 –
Maka kenapa tidak (kalian cegah) ketika nyawa di kerongkongan (83) Padahal kalian melihatnya (sakaratul maut kalian itu) (84) Dan kami lebih dekat kepada kamatian itu namun kalian tidak melihatnya (85) kemudian kenapa pula jika kalian bukan orang-orang yang dikuasai (86) kalian tidak kembali lagi jika kalian adalah orang-orang yang benar (87).
Dalam Tanwirul Miqbas, Ibnu Abbas menafsiri ayat ini diperuntukkan untuk orang-orang ahli Mekkah saat itu. Di riwayat lain dijelaskan bahwa ini dimaksudkan bagi orang-orang kafir yang mengatakan “seandainya mereka bersama kami, mereka tidak akan mati” seperti yang disebutkan dalam Q.S. Ali Imron ayat 156.
Sehingga tantangannya adalah ketika naza’ (sakaratul maut) sudah sampai tenggorokan, seharusnya mereka (kaum kafir yang sombong) bisa menolak dan mengembalikaan ruh mereka. Ternyata mereka tetap tidak bisa menolak dan mengembalikannya. Padahal jelas-jelas mereka juga mengetahui proses naza’ tersebut. Di riwayat lain disebutkan bahwa ini sebagai bantahan bagi mereka yang mengatakan bahwa yang membinasakan mereka adalah karena lamanya waktu atau masa usia mereka, sehingga mereka bisa menahannya sampai usia yang lama.
Seperti ayat sebelumnya, ayat ini juga berisi tantangan bagi mereka yang merasa bahwa dirinya bukan makhluk yang dikuasai Allah. Maka kenapa mereka tidak kembalikan saja ruhnya yang telah keluar dari jasad untuk kembali? Dengan demikian, dari beberapa ayat ini, hal yang sangat perlu kita teladani adalah bagaimana kematian pasti datang menjemput. Selain itu takdir kematian sudah merupakan kepastian Allah, jangan pernah mengatakan jika seperti ini maka tidak akan mati dan sebagainya. Di luar itu juga tidak ada satupun makhluk di dunia ini yg tidak dikuasai Allah, semuanya dimiliki oleh Allah, kita tidak mempunyai apa-apa, bahkan jiwa yg kita gunakan sekarang tidaklah atas kuasa kita sendiri. Oleh sebab itu, hina sekali kalau ada perasaan-perasaan sombong dalam diri kita.