Air merupakan sumber utama bagi kehidupan makhluk. Air telah menguasai kurang lebih 71% permukaan bumi sehingga planet satu ini mendapatkan julukan planet biru. Air juga merupakan unsur pokok pembentukan makhluk hidup. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. al-Anbiya’: 30
وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ
Artinya: Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.
Pada mulanya, air berasal dari dua tempat, yaitu air yang berasal dari langit dan air yang berasal dari bumi. Air yang berasal dari langit seperti air hujan. Air yang berasal dari bumi seperti air sumur, air sungai, air laut, air gunung, dan lain sebagainya. Seluruh air tersebut memberikan manfaat bagi keberlangsungan hidup makhluk-makhluk Allah.
Namun disisi lain, ada perbedaan diantara sumber-sumber mata air tersebut. Tanpa kita sadari, mayoritas air hujan sering disebut sebagai sumber utama kehidupan dibanding air yang berasal dari bumi. Seperti ketika terjadi musim kemarau, air dari dalam bumi tidak mampu memberikan nutrisi kepada tanaman-tanaman agar dapat tumbuh subur. Disisi lain, saat terjadi hujan dalam waktu beberapa hari, bumi terasa lebih ternutrisi sehingga tumbuhlah tanaman yang berada di dalamnya.
Kejadian tersebut ternyata telah disinggung dalam al-Qur’an. Al-Qur’an telah menyampaikan banyak keterangan tentang kehebatan air hujan. Seperti air hujan yang dapat menghidupkan kembali negeri yang tandus, menyuburkan tumbuhan-tumbuhan, memberi minum hewan-hewan ternak, bahkan hingga proses terjadinya pertambangan. Segala manfaat tersebut telah diterangkan dalam al-Qur’an. Sebagaimana dalam QS. al-A’raf: 57
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya: Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmatNya (hujan), sehingga apabila rahmat itu membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
Disamping yang dijelaskan dalam al-Qur’an, dalil-dalil tersebut telah dibuktikan dari segi sains. Rupanya, air hujan lebih dominan dalam menghidupkan sesuatu yang mati daripada air di bumi karena kandungan yang terdapat di dalamnya. Jika dibandingkan, air di bumi atau air sumur memiliki kandungan endapan senyawa logam sedikit. Sedangkan air hujan memiliki kandungan uap air, karbon, asam nitrat, asam sulfat, dan garam. Campuran-campuran yang terkandung dalam air hujan inilah yang menyebabkan percepatan pertumbuhan tanaman di bumi. Seperti asam sulfat yang mengandung pupuk alami. Garam mengandung magnesium yang berfungsi untuk membantu produksi klorofil sehingga terjadi fotosintesis, dan manfaat lainnya yang terkandung dalam air hujan.
Berbeda dengan air hujan, air dari bumi seperti kandungan air sumur lebih condong kepada tekstur buah. Hal yang terpenting pula bahwa tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila terdapat unsur hara dan air dalam tanah yang dapat dijadikan penopang akar untuk perkembangan tanaman. Salah satu pembantu keseimbangan unsur hara adalah adanya curahan air hujan agar tanah tidak mengalami kekeringan.
Begitu yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan sains tentang air hujan. Al-Qur’an sebagai dalil tentang kerahmatan air hujan bagi kehidupan di bumi. Sedangkan sains memberikan data bukti Al-Qur’an yang dapat diteliti oleh para ilmuwan sebagai manusia pada umumnya yang dapat menjawab firman-Nya dari sisi sains. Wallahu a’lamu.