Sepanjang abad pertengahan, Andalusia pernah menjadi pusat keilmuan paling maju di dunia. Banyak intelektual Muslim di negeri ini melahirkan karya-karya ilmiah yang mampu membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Berkat pengaruh dan kontribusi keilmuan mereka pula, bangsa Eropa kemudian berhasil memasuki era pencerahannya.
Pada zamannya, kaum Muslim di Andalusia tidak hanya memiliki keunggulan di bidang kesusastraan Arab, tetapi juga menguasai hukum Islam, matematika, arsitektur, seni, filsafat, psikologi, biologi, botani, zoologi, kedokteran, ilmu kelautan, dan astronomi. Negeri ini telah menghasilkan banyak sekali bintang yang berkilau dalam sejarah dunia. Salah satu bintang yang bersinar itu adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Yahya an-Naqqash al-Zarqali — yang dijuluki sebagai Bapak Pelopor Astronomi Terapan.
Al-Zarqali, atau dalam dunia Barat lebih dikenal dengan sebutan Arzachel, lahir pada abad ke-11 di Toledo (sebuah kota yang terletak di kawasan tengah Spanyol sekarang —red). Semasa mudanya, ia pernah bekerja sebagai mekanik dan perajin logam. Nama keluarga al-Zarqali sendiri, yakni an-Naq qash, memiliki arti “sang pemahat”.
Semangat dan perhatiannya yang besar ter hadap dunia keilmuan, membuat al-Zar qali tumbuh menjadi seorang intelektual be sar di zamannya. Selama tinggal di kota kela hir annya, Toledo, ia telah menghasilkan se jumlah penemuan inovatif di berbagai bidang ilmu, terutama astronomi modern. Peralat an-peralatan astronomi hasil temuannya bahkan terus digunakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia sampai hari ini.
Pada 1060, di bawah bimbingan qadi To ledo yang juga ilmuwan matematika, Said al-Andalusi, al- Zarqali bekerja sebagai pembuat instrumen untuk berbagai keperluan ilmiah. Hasil karya instrumennya yang sempurna membuat para ilmuwan Muslim dan Yahudi di Toledo pada masa itu merasa sangat terkesan dengan kecerdasan yang dimiliki al-Zarqali. Padahal, ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal apa pun semasa hidupnya.