Hari ini kami pulang dari lab covid 19 malam, shalat dijamak takhir isya & magrib karena baru keluar lab setelah isya. Kami pakai APD lengkap level 3 memeriksakan sampel swab, melakukan ekstraksi RNA virus covid, lalu dilanjutkan pemeriksaan RT-PCR
Lalu tiba-tiba ada yang menuduh pemeriksaan yang kami lakukan ini dengan tuduhan:
1. Hanya settingan
(respon kami: padahal jelas kami periksa virus, BUKAN bakteri ya, sebagaimana hoax WA yang menyebar, mau lihat bakteri dengan mikroskop sederhana juga bisa, jadi bisa jauh beda bakteri dan virus)
2. Pemeriksaan swab ini maen-maen saja, pepaya dan kambing diswab hasilnya positif
(Respon kami: Di lab kami banyak yang negatif juga, jelas bisa dibedakan antara negatif dan positif dengan RT-PCR & genome sequencing )
3. Pemeriksaan di lab tidak dimurnikan dulu genomenya
(Respon kami: genomenya harus dimurnikan dulu dong, baru diperiksa, kita juga kritis berpikir, langkah-langkah pemurnian ada beberapa langkah dan prinsip, kit-nya juga berbagai merk dan berbagai prinsip kerja, kami sudah coba beberapa merk kit)
Untuk paham itu semua harus belajar dahulu atau boleh deh datang ke lab pemeriksaan sampel covid kami atau yang terdekat
Kalau belum pernah belajar lalu dijelaskan, tentu gak akan paham
Contoh nih, ada yang ngotot, coba-coba memancing debat kami, anggap si A:
Si A: Itu semua settingan, menurut fulan (sumber dari youtube), genomenya tidak dimurnikan dulu)
Kami: Jelas kami murnikan, ada beberapa kit ekstraksi RNA yang pernah kami coba. Caranya bermacam-macam. Misalnya kit A, langkahnya dengan beberapa buffer AW 1, AW1, RNA buffer, lalu ada yang diinkubasi
Si A: Saya tetap percaya fulan yang di youtube (nampaknya binggung dijelaskan dan tidak paham penjelasannya atau mengalihkan pembicaraan menuju bahan debat lainnya)
Contoh lain:
Di salah satu postingan, ada yang komentar: “Dari mana anda tahu itu bukan konspirasi? Saya lebih percaya fulan dan ada di youtube”
Lalu kita kasi jurnal-jurnal ilmiah yang menunjukan bahwa wabah itu bukan buatan (by design) dan silahkan baca
Komentator: “Saya tetap percaya fulan dan sumber channel youtube itu”
Nah, gak ada ketemu diskusinya kan, antara:
Yang sumbernya jurnal ilmiah, BEBERAPA pakar ahli dan yang terjun langsung ke lapangan VS sumbernya youtube dan portal berita saja
Lebih baik tidak dilayani dan fokus edukasi ke masyakarat
Ini prinsip kami dalam edukasi tentang wabah covid terkait konspirasi dll
Salam
dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK (Petugas Lab Covid19)