Semakin gencarnya kemunculan ajaran Syiah di Indonesia, semakin meningkatkan kewaspadaan umat Islam. Perbedaan keyakinan menjadi penegas jika Syiah berbeda dengan Islam.
Ketua Dewan Syuro Aliansi Nasional Anti-Syiah, Habib Zein Al-Kaff, mengungkapkan rukun Islam dan rukun Iman yang merupakan dasar dari Islam sangatlah berbeda dengan apa yang diyakini sebagai rukun oleh Syiah.
Hal itu dikatakan menjadi perbedaan mendasar, yang langsung bisa menegaskan ajaran-ajaran yang dimiliki Syiah tidak dapat disatukan, apalagi disamakan dengan Islam.
“Tidak akan bersatu, minyak tidak bisa disatukan dengan air,” ungkap Habib Zein ketika mengunjungi Kantor Republika, Senin (9/11).
Menanggapi taqrib yang banyak didengungkan untuk menyatukan ajaran Sunni dan Syiah, Habib Zein menyatakan itu sebagai proyek yang dicanangkan para pemuka Syiah, termasuk di Indonesia.
Menurutnya, langkah itu dilakukan lantaran para pemuka Syiah menyadari posisi mereka sebagai minoritas dan menggunakan taqribsebagai cara mematahkan fakta minoritas tersebut.
Padahal, lanjut Habib Zein, acara-acara Ahlussunnah wal Jamaah sering kali dilarang di sejumlah daerah yang pelarangan itu didengungkan para pemuka dari kelompok-kelompok Syiah.
Taqrib juga diyakini sebagai kesadaran dari pemuka-pemuka Syiah di Iran yang merasa gagal menyebarkan alirannya di Indonesia yang akhirnya berusaha masuk melaluitaqrib.
Habib Zein mengungkapkan, ulama-ulama Islam dunia sendiri secara terbuka sudah menyatakan Syiah merupakan ajaran sendiri dan sama sekali tidak dapat disamakan dengan Islam.
Dengan perbedaan keyakinan tersebut, pengkafiran dikatakan terjadi di antara keduanya, baik umat Islam kepada ajaran Syiah maupun oleh Syiah kepada umat Islam yang semakin memperjelas perbedaan.