Makna Cinta Tanah Air dalam Islam

Berikut ini makna cinta tanah air dalam Islam. Saat ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia. Selamat hari kemerdekaan yang ke-78 negeri tercinta Republik Indonesia. Di setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia selalu merayakan hari ulang tahun kemerdekaannya.

Tentunya dalam setiap perayaan HUT RI selalu meriah. Berbagai persiapan dilakukan secara matang guna sambut hari istimewa ini.  Sikap inilah yang sering kali kita sebut sebagai nilai nasionalisme dan cinta tanah air. Sudah tahukah kamu sejarah terkait keutamaan nasionalisme dan makna cinta tanah air dalam ajaran Islam?

Makna Cinta Tanah Air dalam Islam

Dalam beberapa hadis, Rasulullah pernah menyebut tentang kecintaan terhadap tanah kelahirannya, yaitu Makkah, Rasulullah pernah bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَّةَ مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلَدٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ

Artinya: Rasulullah ﷺ bersabda kepada kota Makkah, “Alangkah bagusnya dirimu wahai Makkah dan alangkah cintanya diriku terhadap dirimu, seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, niscaya saya tidak akan bertempat tinggal melainkan di selain tanahmu.” (HR. Tirmidzi)

Dalam bahasa Arab, cinta tanah air disebut dengan (hubbul wathan). Perasaan ini hadir dalam bentuk kebanggaan dan ikut rasa memiliki sebuah wilayah tertentu. Hal ini juga membentuk sikap seseorang yang siap dan rela berkorban untuk melindungi wilayahnya tersebut. 

Pentingnya rasa cinta tersebut hadir, tidak heran apabila menjadikannya sebuah tabiat alamiah pada diri manusia. Oleh sebab itu, hadis yang sebelumnya menjelaskan tentang Rasulullah kepada tanah kelahirannya, Makkah. Bukan tanpa sebab, perasaan itu lahir karena rasa memiliki terhadap Makkah itu sendiri.

Kemudian dalam konteks Indonesia, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai HUT RI. Hal ini merupakan upaya untuk terus mengobarkan semangat nasionalisme pahlawan bangsa kepada generasi penerus.

Bukan hanya hadis, terdapat ayat Al-Quran yang juga menyinggung tentang pentingnya nasionalisme. Dalam surah al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Selaras dengan pandangan Prof Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat di atas dapat dimaknai sebagai bentuk penisbahan manusia terhadap tanah kelahirannya. Hal ini pula yang mendasari bahwa manusia secara lahir atau kodrati memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya.

Momentum 17 Agustus yang dirayakan untuk memperingati HUT RI adalah bagian dari upaya menjaga sikap nasionalisme itu sendiri. Sebab, para pahlawan terdahulu telah mewariskan semangat kemerdekaan kepada generasi penerus.

Pentingnya memupuk rasa nasionalisme memiliki banyak keutamaan. Berbagai keutamaan tersebut di antaranya mendorong setiap muslim untuk taat terhadap hukum negara, gotong royong membangun masyarakat yang beradab, meningkatkan loyalitas, hingga persatuan.

Kita harus tau bahwa kecintaan terhadap tanah air tidaklah menjelma di atas kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada hukum dan nilai-nilai Islam tetap menjadi prioritas utama bagi seorang muslim, sedangkan cinta tanah air hanya dimaknai dalam kerangka ini.

Demikian makna cinta tanah air dalam Islam. HUT RI yang dilaksanakan setiap 17 Agustus adalah bagian dari memupuk jiwa nasionalisme dalam setiap jiwa umat Islam. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air

Rasulullah SAW sejak dahulu telah mengajarkan umat Islam untuk mencintai tanah airnya. Yakni memiliki rasa nasionalisme pada negara kelahirannya. Berikut ini kisah inspiratif Nabi Muhammad terkait jiwa nasionalismenya yang tinggi pada tanah kelahiran meskipun akhirnya terpaksa harus hijrah dari Makkah ke Madinah. Berikut ini artikel Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air

Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air 

Dalam riwayat Imam At-Tirmizi, beliau (Rasulullah) pernah mengatakan “betapa indahnya engkau wahai negeriku (Mekkah). Betapa saya sangat cinta kepadamu. Seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, tentu saya tidak akan bertempat tinggal selain dirimu”. 

Ucapan tersebut dilontarkan oleh banginda Nabi Muhammad saat keluar dari Makkah seraya berlinangan air mata. Rasulullah sebenarnya sangat terpaksa meninggalkan negeri tempat tumpah darahnya. Hal ini menggambarkan betapa kekasih Allah itu sangat dalam mencintai tanah air.

Dari ucapan beliau pun sudah sangat jelas bahwa sebenarnya Nabi Muhammad tidak akan meninggalkan Makkah kecuali dalam keadaan sangat terpaksa saat itu, yakni selalu mendapat intimidasi dari kaumnya sendiri. Namun, Allah menghendaki hal lain. Beliau harus keluar dari Makkah dan hijrah ke Madinah. 

Meski begitu, Rasulullah tetap bersabar. Ketika akhirnya hijrah dan memilih tanah air yang kedua yakni Madinah, Nabi Muhammad pun tak lupa berdoa kepada Allah agar cinta terhadap tanah air yang baru ini melebihi dari cintanya kepada Mekkah. Rasulullah tidak ingin Madinah dijadikan hanya sebatas tempat berlindung sesaat, tetapi dijadikan pula sebagai pelindung dan tempat perjuangannya. 

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasul bahkan berdoa “Allahumma habbib ilainalmadinata, kahubbina makkata aw asyaddan. Ya Allah jadikanlah kami cinta terhadap Madinah sebagaimana kami cinta kepada Makkah atau bahkan lebih dari itu.”

Selain itu dalam hadits shahih yang diriwayatkan Siti Aisyah, Nabi Muhammad juga pernah membaca doa atau merukyah orang yang sedang sakit dengan mengatasnamakan debu dari negerinya.

“Dengan nama Allah, debu dari tanah kami dan liur dari bagian kami, ya Allah sembuhkanlah orang yang sakit dengan izin-Mu”. Memaknai perkataan tersebut lagi-lagi membuktikan bahwa ketika Nabi Muhammad menyebut atas nama tanah air, maka secara tidak langsung mengisyaratkan pada umatnya bahwa begitu besarnya jiwa nasionalisme Rasulullah SAW.

Dari sejumlah kisah tersebut tentunya kita tahu bahwa cinta Nabi Muhamamad terhadap tanah airnya, Makkah, merupakan fitrah atau naluri manusia karena itu adalah tempat tinggalnya. Adapun kecintaan terhadap Madinah merupakan anugerah dari Allah.

Jiwa Nasionalisme Umat Islam Terdahulu

Perlu kita ketahui pula, bahkan dari dulu dalam kultur kebiasaan orang Arab, ketika ingin melakukan perjalanan untuk berperang, mereka kerap mengambil secuil tanah sebagai bekal. Kemudian tanah itu diciuminya saat sedang merasakan kerinduan kepada negerinya.

Itulah Makkah, negeri Rasullulah dilahirkan, tumbuh besar, hingga menjadi seorang nabi, bahkan awal memulai keluarga maka tentunya memiliki banyak kenangan-kenangan indah bagi Rasulullah yang menjadikan beliau sangat cinta kepada Makkah.

Dari beberapa kisa tersebut pun kita tahu bahwa sejatinya cinta tanah air merupakan fitrah, naluri, dan menjadi ukuran normal atau tidaknya manusia. Ketika orang rela menggadaikan tanah air, tidak cinta, bahkan akan menghancurkan tanah airnya, maka sebenarnya keluar dari nilai-nilai fitrah, sedangkan Islam adalah agama fitrah. 

Maka bisa kita simpulkan bahwa ketika seseorang mengatasnamakan Islam padahal tidak cinta tanah air, berarti kontradiksi antara Islam dan nilai-nilai fitrah yang ada. Artinya orang yang tidak normal adalah mereka yang tidak cinta terhadap tanah air. Dan perlu kita ingat sejak zaman dahulu pun Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Demikian penjelasan terkait Rasulullah ajarkan mencintai tanah air. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH