Haji merupakan rangkaian ibadah yang sarat pengorbanan kepada Allah SWT. Ibadah haji selain ibadah rohaniah, badaniah, dan maliyah (jiwa, raga, dan harta), ia juga ibadah yang sarat akan nilai-nilai luhur; pengorbanan, pemberian, dan kesungguhan.
“Mereka yang telah melakukan perjalanan haji pasti mengerti makna pengorbanan, makna pemberian, dan makna kesungguhan yang terbingkai indah dalam rasa syukur kepada Allah Ta’ala,” tulis H. Rustam Koly, Lc., MA dalam tulisnya Haji dan Pengorbanan.
Pada saat ibadah haji, sehingga yang tampak darinya adalah kesungguhan dalam menempa diri ke arah yang lebih baik. Betapa tidak, harta, keluarga, dan handai tolan serta kampung halaman ia tinggalkan demi mendekatkan diri kepada Allah serta mengharapkan karuniaNya, di saat banyak dari manusia tidak mendapatkannya.
Mengapa Harus Berkorban?
Pengorbanan adalah bumbu utama kehidupan, tanpanya hidup ini hambar tanpa rasa, sama halnya dengan cinta. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengorbanan adalah bukti cinta dan cinta membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan yang tulus memberikan nuansa kebahagiaan tersendiri, yang tidak dapat diukur dengan nilai materi, terlebih demi seseorang yang spesial dan istimewa dalam hidup yang hanya sekali. Melalui pengorbanan manusia mengikis sifat kikir dan egois dalam diri yang hanya akan menyesakkan dada karena bertentangan dengan fitrah nurani.
“Oleh sebab ini Allah mengukur kadar cinta manusia terhadapNya melalui pengorbanan, sejak umat Nabi Adam AS hingga umat Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Pada sejarah panjang perjalanan manusia, pengorbanan dan penebusan diri merupakan karakter tertinggi manusia-manusia pilihan, bahkan ia tergolong sifat terpuji yang dikhususkan oleh Allah bagi hambahambapilihanNya.
Ada tiga macam bentuk pengorbanan, di antaranya pertama pengorbanan jiwa dan raga, kedua pengorbanan harta dan ketiga pengorbanan keluarga.
Tentang hal ini Allah SWT dalam At-Taubah 111 berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri danharta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.” Dalam surah lain Ali Imran ayat 92 Allah SWT berfirman yang artinya:
“Kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan kebajikan yang sempurna sehingga kamu menafkahkan dari sesuatu yang kamu cintai,sesungguhnya Allah pasti mengetahuinya.”
At-Taubah ayat 24 Allah SWT berfirman yang artinya: “Katakanlah: “Jika ayah, anak, saudara, istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah,
RasulNya, dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”