Salah satu sikap yang tidak terpuji yang menjadi penyebab kerusakan adalah berbohong. Berbohong merupakan pangkal dari segalanya. Kebohongan merusak hubungan dari yang paling kecil di dalam keluarga, pertemanan, hingga di tengah masyarakat dan negara.
Kebohongan pun menjadi sumber pelaku kejahatan dari yang kecil hingga besar menggunakan metode kebohongan. Karena itulah, Islam menekankan pentingnya sikap jujur dan larangan keras berbohong.
Ketika Nabi ditanya oleh salah seorang sahabat apa yang mudah sekaligus yang berat dalam Islam. Nabi menjawab syahadat adalah hal paling mudah dengan mengucapkan persaksian. Sementara yang paling berat adalah : hidup jujur. Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur”(HR Ahmad Bazzar).
Sikap jujur sebagai lawan kata berbohong adalah bagian penting dalam Islam. Ibadah tidak bernilai karena kebohongan. Al-Quran menempatkan kebohongan sebagai salah satu aspek keimanan : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong (An-Nahl : 105).
Karena kaitannya dengan keimanan, Rasulullah meletakkan sikap sering berbohong sebagai salah satu ciri-ciri munafik. Tanda orang munafik ada tiga: berkata bohong, ingkar janji, mengkhianati amanah (HR Bukhari & Muslim).
Sebaliknya sikap jujur adalah sumber segala kebaikan. Ketika seorang pemuda ingin masuk Islam tetapi dia merasa masih banyak melakukan keburukan, Nabi hanya menyuruhnya untuk bersikap jujur dan tidak berbohong. Pada akhirnya, pemuda itu menjadi malu dan bertaubat karena kejujuran akan menjadi bukti konsistensi keimanannya.
Mulailah tidak selalu berbohong pada diri sendiri dan lingkungan sekitarmu. Kebohongan sekali lagi akan merusak hubungan sekalipun dari hal paling kecil sekalipun. Sekali berbohong akan sulit bagimu untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.