Keutamaan Puasa Arafah Menurut Hadist Nabi

Keutamaan puasa Arafah menurut Hadits Nabi Muhammad. Dalam beberapa hadits Rasulullah tercantum keutamaan puasa Arafah adalah sangat besar. Yang jika diamalkan orang yang beriman, niscaya akan memiliki pelbagai manfaat.

Keutamaan Puasa Arafah

Di antara amal yang bisa menghapus dosa ialah melakukan kebaikan, dan di antara kebaikan yang tinggi nilainya adalah puasa. Sebagaimana titah Rasulullah Saw yang memerintahkan kita untuk mengiringi kebaikan, jika telah melakukan kesalahan.

Maka dalam rangka menyambut bulan Dzulhijjah, marilah kita melakukan ibadah puasa yang suda jamak, yaitu puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah atau 9 Juni 2022 (versi Kemenag dan PBNU).

Terlebih fadilah puasa arafah ini sangatlah besar, yaitu bisa menghapus dosa selama 2 tahun. Baginda Rasulullah saw bersabda dalam hadits:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

“Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya.” (HR. Muslim)

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang (HR. Ibnu Umar).

Dan masih banyak lagi keutamaan puasa arafah yang lain. Lalu timbul pertanyaan dalam benak, mengapa keutamaan puasa Arafah bisa menghapus dosa selama dua tahun, sedang puasa hari Asyura’ yang notabenne hari agung seluruh nabi, hanya menghapus dosa selama satu tahun saja. Syekh Abi Bakar Syatha Al-Dimyathi menjawab;

(فائدة) الحكمة في كون صوم يوم عرفة بسنتين وعاشوراء بسنة، أن عرفة يوم محمدي – يعني أن صومه مختص بأمة محمد – صلى الله عليه وسلم – – وعاشوراء موسوي، ونبينا محمد أفضل الأنبياء – صلوات الله عليهم أجمعين – فكان يومه بسنتين. اه مغنى.

Faedah: hikmah mengapa keutamaan puasa Arafah adalah menghapus dosa selama 2 tahun, sedang puasa Asyura (10 Muharram) hanya menghapus dosa selama satu tahun, adalah bahwa arafah merupakan hari Muhammadi.

Yakni puasanya khusus bagi ummatnya Rasulullah Saw, sedangkan Asyura merupakan harinya Nabi Musa As. Memandang Nabi kita baginda Muhammad saw adalah paling utamanya para nabi, tentunya ia mendapatkan sesuatu yang lebih dari pada lainnya, termasuk dala hal penghapusan dosa ini.

Puasa Arafah Menghapus Dosa Besar?

Demikian dahsyatnya keutaman puasa hari arafah, maka sungguh merugi mereka yang tidak menunaikannya. Memandang keutamaan puasa arafah yang bisa menghapus dosa selama 2 tahun.

Apakah lantas juga menghapus dosa besar? Jawabannya adalah khilaf, namun menurut qaul mu’tamad adalah tidak. Mengapa bisa demikian? Berikut penjelasan ulama;

(ويسن) متأكدا (صوم يوم عرفة) لغير حاج، لانه يكفر السنة التي هو فيها والتي بعدها – كما في خبر مسلم – وهو تاسع ذي الحجة، والاحوط صوم الثامن مع عرفة. والمكفر: الصغائر التي لا تتعلق بحق الآدمي، إذ الكبائر لا يكفرها إلا التوبة الصحيحة.  وحقوق الآدمي متوقفة على رضاه، فإن لم تكن له صغائر زيد في حسناته.

“Sunnah muakkad bagi yang tidak berhaji untuk puasa di hari arafah, sebab keutamaannya bisa menghapus dosa selama dua tahun, sebagaimana yang telah Imam Muslim riwayatkan. Hari arafah ini jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, hanya saja seyogyanya berhati-hati dengan berpuasa di hari ke-8 juga.

Adapun dosa yang Allah hapus dalam konteks keutamaan puasa ini adalah dosa kecil, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak sesama. Sebab dosa besar tidak bisa terhapus kecuali dengan taubat nasuha, dan hak sesama tergantung atas kerelaan pemiliknya.

Namun jika ia tidak memiliki dosa kecil pada tahun tersebut, niscaya keutamaan puasa arafahnya akan Allah konvensi menjadi pahala baginya.

Hanya saja anotasi Fath al-Muin yang berjudul Tarsyih al-mustafidin karya Sayyid Alwi Al-Segaf mengatakan sebaliknya, bahwa Musonnif kitab Nihayat al-Muhtaj berpandangan bahwa puasa arafah juga menghapus dosa besar, sebab ampunan Allah sangatlah luas, dan tidak seyogyanya membatasi apa yang mutlak.

Sayyid Alwi Al-Segaf pun mengamini pendapat ini, lain halnya dengan Ibnu Hajar yang tidak sependapat dengan Musonnif kitab Nihayat al-Muhtaj (Imam Al-Ramli). (Baca: Istri Hendak Puasa Arafah, Apa Harus Izin Suaminya Dulu?)

Komentator Fath Al-muin yang lain pun juga berpandangan demikian, setelah beliau menjelaskan panjang lebar posisi ulama dalam hal peleburan dosa besar, Syekh Abi Bakar Syatha berpedoman bahwasanya keutamaan puasa Arafah juga berlaku pada peleburan dosa besar, sebab rahmat Allah sangatlah luas.

BINCANG SYARIAH