Batas “Tidak Mampu” Kita Terlalu Rendah…

 

Kita sering sekali mendengar orang mengatakan Mastatho’tum (Semampumu), maka banyak di antara kita yang mengatan ‘INI YANG BISA SAYA LAKUKAN’ entah itu di dalam hati atau terlahir dari lisan kita

Dalam Al Qur’an, kata Masthatho’tum terdapat dalam surat At-Taghabun ayat 16 dikorelasikan dengan kata taqwa.

Maksudnya ialah “Maka Bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (semampunya)”

Mastatho’tum berarti sesuai kesanggupan atau semampunya, atau bisa di artikan bahwa kita diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk
berTaqwa berdasarkan kesanggupan kita atau
semampunya.

Namun sering sekali kita membuat standar ‘target’ kita begitu lemah

❎ Saya biasanya cuma bisa baca Quran 2 halaman sehari
❎ Saya mampunya cuma ngajar aja
❎ Saya mampunya cuma…

Kita membuat standar yang menjadi batas diri yang ternyata sudah banyak orang yang melampauinya.

“Jika kau telah berada di jalan Allah, melesatlah dengan kencang. Jika sulit, maka tetaplah berlari meski kecil langkahmu. Bila engkau lelah, berjalanlah menghela lapang. Dan bila semua itu tak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski terus merangkak, dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.” (Asy Syafi’i)

Abdullah Al Azzam, seorang syekh teladan. Dihormati lg disegani, oleh para muridnya.

Pada suatu saat beliau ditanya oleh muridnya, “Ya syekh, apa yg dimaksud dengan mastatho’tum”?

Sang Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan. Meminta semuanya muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan.
Setelah semua muridnya menyerah, dan menepi ke pinggir lapangan.

Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan…hg akhirnya beliau jatuh pingsan, tak sadarkan diri.

Setelah beliau siuman dan terbangun, muridnya bertanya,
“Syekh, apa yang hendak engkau ajarkan kepada kami?”.
“Muridku, Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum! Titik di mana saat kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita (bukan, bukan kita yang berhenti)”, Jawab Sang Syekh dengan mantab !

Mari berlindung kepada ALLOH dari malas dan lemah azzam,

Mari menjemput limpahan karunia rahmat-Nya dengan Mastatho’tum!

Cukuplah Allah yg memberhentikan kita tilawah Al Qur`an, bukan kita sendiri malah yg memberhentikan nya, bahkan menunda nya demi sesuatu yang menurut kita lebih penting dari tilawah.

Selamat mencari titik mastatho’tum Anda!

 

sumber: Anonim