Mayit Tahu Siapa Saja yang Memandikannya?

Kalau seorang yang meninggal apakah ia tahu siapa saja yang memandikan?

Ada keterangan yang menyebutkan bahwa perlakukan mayit seperti memperlakukan orang hidup.

Dari Jabir ra berkata, “Aku keluar bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah, beliau duduk di pinggir kuburan dan kami pun juga demikian. Lalu seorang penggali kubur mengeluarkan tulang (betis atau anggota) dan mematahkannya (menghancurkannya). Maka nabi SAW bersabda, “Jangan kamu patahkan tulang itu. Kamu patahkan meski sudah meninggal sama saja dengan kamu patahkan sewaktu masih hidup. Benamkanlah di samping kuburan. (HR Malik, Ibnu Majah, Abu Daud dengan isnad yang shahih)

Artinya orang hidup memiliki rasa malu, mayit pun memiliki rasa malu. Makanya walau pun ia mayit, saat mandi harus ditutup auratnya.

Mayit tidak dapat merespons tapi kita yakin dia punya rasa malu.

Para sahabat mengatakan ketika akan memandikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:

لَا نَدْرِي أَنُجَرِّدُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثِيَابه كَمَا تجرد مَوْتَانَا

“Kami tidak tahu, apakah kami melepas pakaian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana kami melepas pakaian orang yang meninggal dunia di antara kami ataukah tidak.” (H.R.Ahmad:6/267 dan Abu Dawud:3141).

Hadits ini menunjukkan bahwa kebiasaan yang berlaku di masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika akan memandikan jenazah melepas pakaian yang melekat pada jasadnya

Lalu kenapa kalau meninggal kita tidak boleh mengomongkan keburukannya? Meski ia semasa hidup memiliki keburukan tapi tetap kita tetap tidak boleh membicarakan keburukan si mayit.

Ini sebuah isyarat bahwa yang meninggal ikut merasakan apa yang diperlakukan manusia kepadanya. Ekspresi cinta terakhir seorang anak kepada orangtuanya adalah memandikan jenazah orangtuanya. Sangat aneh jika orangtua memiliki empat anak, semuanya sarjana akan tetapi ketika ortu meninggal yang memandikan malah orang lain. Semasa kecil atau bayi padahal orangtua sering memandikan kita. Ini tentu sangat memprihatinkan. Lebih afdhal orangtua yang meninggal dimandikan anaknya.

Sebab itu, mayit itu kata Ustadz Aam Amiruddin tahu oleh siapa dia dimandikan. Kita harus beriktikad bisa memandikan jenazah, paling tidak jenazah orangtua.

Wallahua’lam.

BERSAMA DAKWAH