Ciri Wali Allah yang Diungkap Nabi Khidir AS

Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi Rah.a menceritakan suatu ketika ada seorang wali Abdal bertanya kepada Nabi Khidir a.s. Apakah Nabi Khidir pernah melihat seorang wali yang lebih tinggi martabatnya daripadanya?  

Nabi Khidir menjawab. “Ya, aku pernah melihatnya,” kata Nabi Khidir menjawab pertanyaan sang wali Abdal itu seperti dikisahkan dalam kita Fadhilah Haji.

Nabi Khidir menceritakan bahwa dirinya ketika itu sedang berada di Masjid Nabawi Madinah. Ia melihat seseorang ahli hadist, yakni Imam Abdul Razaq sedang memperdengarkan hadits. 

Banyak sekali orang yang berkumpul untuk mendengarkan hadits yang dibacakannya. Namun di salah satu pojok masjid ia melihat seorang pemuda yang duduk bersandar sambil meletakkan kepalanya di atas lututnya.

Nabi Khidir mendekat dan bertanya kepada pemuda itu. “Apakah engkau tidak melihat bahwa di sini ada suatu kumpulan manusia yang sedang mendengarkan hadits-hadits Rasulullah SAW? Mengapa engkau tidak duduk bersama mereka?”

Tanpa mengangkat kepalanya dan tanpa menoleh kepada Nabi Khidir, pemuda itu berkata. “Mereka adalah orang-orang yang mendengar hadits dari hamba Dzat Yang Memberi rezeki (yaitu makna dari Abdul Razaq). Dan di sini adalah orang yang mendengarkan hadits langsung dari Dzat Yang Memberi rezeki, bukan dari hamba Dzat Yang Pemberi rezeki.”

Lalu Nabi Khidir berkata kepadanya. “Apabila ucapanmu benar, katakanlah siapa aku ini,” katanya.

Pemuda itu menoleh kepada Nabi Khidir dan berkata. “Kalau firasatku benar, engkau adalah Khidir Alaihissalam ” katanya.

Kemudian Nabi Khidir melanjutkan perkataannya dari kejadian itu ia mengetahui bahwa ada sebagian Wali Allah yang karena ketinggian martabatnya sampai-sampai ia (Nabi Khidir) tidak mengenalnya.

IHRAM

Nabi Khidir AS dan Lima Pesan Misterius Sarat Hikmah

Kisah Nabi Khidir AS memang sarat dengan pesan dan hikmah bijak. Bukan hanya seputar perjalanannya yang fenomenal dengan Nabi Musa AS, melainkan masih banyak lagi kisah hidup lain dari Nabi Khidir yang bermuatan hikmah agung.

Di antaranya, seperti dikisahkan Jurnal 1001 Kisah Teladan Muslim, Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi mendapat perintah. Perintah tersebut berbunyi: “Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat.” Begitu bunyi bait pertama kepada Nabi Khidir.

Masih di dalam tidurnya, Nabi Khidir menerima lima perintah yang harus dikerjakannya dengan segera jika ingin mendapatkan ridha Allah SWT.  “Engkau juga dikehendaki berbuat, pertama apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua engkau sembunyikan, ketiga engkau terimalah, keempat jangan engkau putuskan harapan, dan yang kelima larilah engkau daripadanya.”

Pada keesokan harinya, Nabi Khidir  itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat. Baru beberapa kilo keluar dari rumahnya, Nabi Khidir dipertemukan dengan perintah pertama.

Naum Nabi Khidir bingung karena yang diperintahkan pertama itu adalah memakannya. Sementara yang ia temui adalah sebuah bukit. Karena kebingungan itu ia bergumam dalam hatinya.

“Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan.”

Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika ia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti.

Maka Nabi Khidir itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Ia pun mengucapkan syukur.

“Alhamdulillah perintah pertama sudah aku kerjakan semoga Allah memudahkan pelajaran yang tersirat ini,” katanya.

Setelah menyelesaikan perintah pertama, Nabi Khidir meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas.

Ia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan. Untuk itu ia bersegera menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu dan kemudian ia tinggalkan begitu saja.

Setelah meninggalkan beberapa langkah. Tiba-tiba mangkuk emas itu keluar seperti semula. Nabi itu pun menanamkannya kembali. Kejadian itu berulang-ulang hingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi Khidir. “Aku telah melaksanakan perintah-Mu ya Allah.”

 

sumber: Republika ONline

 

simak juga: Kisah Nabi Khidir