Terdapat amalan yang pahalanya bila dikerjakan sama dengan haji umroh
Dalam sejumlah riwayat, Nabi Muhammad SAW menyebut, haji dan umroh adalah amalan yang memiliki berbagai keutamaan.
Kendati demikian, ada beberapa amalan yang dijelaskan juga setara dengan amalan haji dan umroh. Hal ini dijelaskan Lembaga Fatwa Mesir, Dar ifta seperti yang dilansir dari Elbalad:
Pertama, niat dan tekad yang tulus untuk haji dan umroh. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ
Artinya: “Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikaruniai Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik.
Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama.
Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk. Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama.” (HR Tirmizi).
Dapat dipahami dari hadits ini bahwa seorang hamba yang niatnya tulus memperoleh pahala ibadah yang dia tidak mampu dilakukannya, atau ada penghalang yang menghalanginya untuk melakukannya, dan haji dan umrah termasuk di antara ibadah-ibadah itu.
Kedua, berbakti kepada orang tua. Menghormati orang tua adalah salah satu amalan yang pahalanya sama dengan pahala haji dan umroh. Rasulullah SAW bersabda:
فقد أَتَى رَجُلٌ رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَقَالَ: إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ، وَإِنِّي لَا أَقْدِرُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: «هَلْ بَقِيَ أَحَدٌ مِنْ وَالِدَيْكَ؟» قَالَ: أُمِّي، قَالَ: «فَاتَّقِ اللهَ فِيهَا، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ، وَمُجَاهِدٌ، فَإِذَا دَعَتْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللهَ وَبِرَّهَا». [أخرجه البيهقي في شُعب الإيمان]
Artinya: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: Saya menginginkan jihad, dan saya tidak mampu melakukannya.” Dia berkata: Apakah mungkin bagi Anda?. Dia berkata: Ibuku, dia berkata: Takutlah kepada Tuhan di dalamnya, dan jika kamu melakukan itu, maka kamu adalah seorang yang melakukan haji dan umroh dan seorang mujahid, maka bertakwalah kepada Allah dan berbakti kepada ibumu. [Diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam Shu`ab al-Iman]
Ketiga, duduk menunggu untuk sholat dhuha setelah sholat subuh. Duduk setelah sholat Subuh hingga matahari terbit, kemudian sholat dua rakaat dhuha, maka baginya seperti pahala haji dan umroh. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ , تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ (رواه الترمذي)
Artinya: “Siapa yang sholat Shubuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian duduk dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR Tirmidzi)
Keempat, sholat jamaah di masjid. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ
Artinya: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan sholat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang haji yang sedang ihram, dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk melaksanakan sholat Dluha, dia tidak mempunyai niat kecuali itu, maka pahalanya seperti orang yang sedang umroh.
Dan menunggu sholat hingga datang waktu shalat yang lain yang tidak ada main-main di antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘Iliyyin (kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.” (HR Bukhari).