Pada masa kekhalifahan Utsman banyak sekali fitnah. Salah satu tokoh penyebar fitnah saat itu adalah Abdullah ibn Saba adalah seorang Yahudi yang berasal dari Sana’a sebuah kota di Yaman. Dia memeluk Islam pada zaman kekhalifahan Utsman dan berpindah dari satu kota ke kota lainnya dengan niat menyesatkan kaum Muslim.
Dikutip dari buku ‘Para Penggenggam Surga’ karya Syaikh Muhammad Ahmad ‘Isa, Dia memulai perjalanannya ke Hijaz, Bashrah, Kufah, dan Suriah. Namun, dia tidak dapat mempengaruhi seorang pun di Syam. Mereka malah mengusirnya dan membuatnya menetap di Mesir selama beberapa waktu.
Dia mulai menyemburkan racunnya dengan berkata, “Setiap nabi memiliki pewaris dan Ali r.a. adalah pewaris Rasulullah SAW. Dengan demikian Utsman menyerobot urusan umat ini. Dia juga hanya mengambil informasi dari para sahabatnya.”
Pada perjalanannya di Mesir, Ibnu Saba memilih beberapa orang pembantu guna menyebarkan fitnah di berbagai penjuru negeri itu. Dia mengatakan, kepada mereka metode yang digunakannya. “Kalian menyeru pada kebenaran dan menentang kemungkaran, maka orang-orang akan cenderung kepada kalian,” katanya.
Kemudian mereka mulai mencerca para pembesar dan mengatakan kepada rakyat bahwa Utsman menjabat kekhalifahan dengan cara yang tidak dibenarkan. Adapun Ali adalah pewaris Rasulullah SAW oleh karena itu, bangkitlah dan kembalikan hak kekhalifahan tersebut kepada yang berhak. Seruannya itupun menyebar. Dia bersekongkol dengan para pemberontak dan mengajak mereka secara diam-diam.
Pada dasarnya, mereka menolak kemungkaran dan menyeru pada kebaikan. Mereka mengabarkan kelemahan para pembesar ke seluruh penjuru negeri, lalu memberitahukan hal tersebut kepada saudara mereka. Kemudian tiap pemduduk menggambarkan kepada penduduk kota lain. Hingga akhirnya berita itu sampai ke Madinah dan menyebar luas.
Padahal, yang mereka inginkan bukan sebagaimana yang mereka tampakkan. Sebenarnya mereka menginginkan setiap penduduk berkata, “Kami selamat dari apa yang menimpa mereka.”
Akan tetapi karena berita yang datang berasal dari berbagai penjuru negeri, penduduk Madinah berkata, “ Kami selamat dari apa yang menimpa orang-orang tersebut.”
Penduduk Madinah segera menemui Utsman dan bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah sampai kepadamu berita yang sampai kepada kami?”
“Tidak, yang sampai kepadaku hanya berita baik” jawab Utsman.
Mereka lantas menceritakan berita yang sampai kepada mereka. Mendengar hal tersebut, Utsman berkata, “Kalian semua adalah para teman dan teladan orang mukmin. Berikanlah pendapat kalian kepadaku.” Mereka menjawab, “ Kami menyarankan agar engaku mengirimkan orang terpercaya ke berbagai penjuru untuk mendengarkan informasi yang sebenarnya.“ Utsman melaksanakan tersebut.