ALHAMDULILLAH. Semoga Allah Yang Maha Menatap, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang istiqomah menjemput rezeki-Nya dengan cara-cara yang halal. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan sekalipun kita rahasiakan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, kita menjemput rezeki, yang kita cari adalah keberkahannya. Nah, ini yang seringkali terlupakan. Pencuri juga berjumpa dengan rezekinya, tapi tidak berkah karena caranya haram. Kalau dia berikhtiar secara lurus dan jujur, pasti dia akan bertemu juga dengan rezekinya, rezeki yang halal dan berkah.
Allah Swt telah melimpahkan berbagai keperluan kita di semesta alam ini, hanya saja tinggal kita memilih mau yang halal ataukan yang haram, mau yang Allah ridhoi atau yang tidak Allah ridhoi. Pilih madu atau khamr, pilih daging sapi atau daging babi. Di sinilah letak ujiannya bagi kita.
Oleh karena itu, janganlah takut kehabisan rezeki. Tapi, takutlah kalau tidak ada keyakinan bahwa Allah Sang Penjamin Rezeki.
Jika kita menjemput rezeki dengan cara yang halal, yang Allah ridhoi, maka sebelum kita bertemu dengan yang akan kita jemput, maka Allah sudah melimpahi kita dengan rezeki-rezeki lain yang boleh jadi tidak kita sadari, yaitu rasa tenang.
Sedangkan jika kita menjemput rezeki dengan cara yang bathil, yang tidak Allah ridhoi, maka jauh sebelum kita bertemu dengan rezeki kita, kita sudah dihimpit dengan perasaan sempit, resah, tidak tenang. Ini yang sekarang kita kenal dengan jalan korupsi, jalan merampok, jalan membegal. Orang yang menempuh jalan ini mungkin akhirnya akan bertemu dengan rezekinya, tapi selama ia menempuh jalan itu, ia disiksa dengan rasa takut dan gelisah.
Jikapun kemudian ia mendapatkan apa yang ia kejar, maka ia tetap menderita karena rasa takut dan gelisah yang tak pernah hilang. Harta yang ia dapatkan adalah haram dan membuatnya derajat dirinya jatuh pada kehinaan. Belum lagi jika kemudian ia berurusan dengan hukum atas perbuatannya, semakin menderitalah dia.
Allah Swt. berfirman, “..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..” (QS. Ar Rodu [13] : 11)
Ayat ini bisa kita amalkan pada cara kita dalam menjemput rezeki. Ketika kita ingin mengubah keadaan diri kita, maka manakah yang akan kita tempuh, jalan takwa ataukah jalan tidak takwa. Jika jalan yang pertama yang kita tempuh, maka Allah akan limpahi kita dengan ketenangan, yang kita dapatkan pun penuh keberkahan dan membuat kita meraih kemuliaan.
Namun, jika jalan kedua yang kita tempuh, maka dengan sendirinya kita bertemu dengan kegelisahan, ketakutan, yang kita dapatkan jauh dari keberkahan dan membuat kita jatuh pada kehinaan. Naudzubillahi mindzalik.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mau dan mampu menjemput rezeki Allah yang halal dengan cara-cara yang Allah ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar