TELADAN terbaik bagi kita adalah dari Rasul kita -Muhammad shallallahu alaihi wa sallam-. Kita akan saksikan bagaimana Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam memberi contoh bagaimana semangat beliau dalam berderma, lebih-lebih lagi ketika di bulan penuh berkah, bulan Ramadhan.
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik dan paling semangat serta yang lebih semangat untuk berderma.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Shofwan bin Umayyah, ia berkata, “Sungguh Rasul shallallahu alaihi wa sallam pernah memberiku sesuatu yang belum pernah kuperoleh. Padahal awalnya beliau adalah orang yang paling kubenci. Beliau terus berderma untukku sehingga beliau lah saat ini yang paling kucintai.” (HR. Ibnu Hibban, shahih).
Ibnu Syihab berkata bahwa pada saat perang Hunain, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan Shofwan 100 hewan ternak, kemudian beliau memberinya 100 dan menambah 100 lagi. Juga disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi Shofwan unta dan hewan ternak sepenuh lembah, lantas Shofwan berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada orang yang sebaik ini melainkan dia adalah seorang Nabi.”
Dari Jabir, ia berkata, “Tidaklah Rasul shallallahu alaihi wa sallam diminta sesuatu lalu beliau menjawab, “Tidak.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan pada Jabir, “Seandainya datang padaku harta, melainkan aku akan memberimu seukuran dua telapak tangan penuh seperti ini (beliau menyebutkan tiga kali). Beliau berkata, “Yaitu dengan dua telapak tangan semuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits riwayat Muslim diperlihatkan bagaimanakah semangat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam berderma. Jika ada yang meminta sesuatu, pasti beliau shallallahu alaihi wa sallam akan memberinya. Maka ketika itu ada seseorang yang menghadap Rasul shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau memberinya kambing yang ada di antara dua bukit. Lantas orang yang telah memperoleh kambing tadi kembali ke kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuklah Islam. Karena Muhammad kalau memberi sesuatu, ia sama sekali tidak khawatir akan jatuh miskin.”
Ibnu Rajab dalam Lathoif Al Maarif mengatakan, “Demikianlah kedermawanan Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Semuanya beliau lakukan ikhlas karena Allah dan ingin mengharapkan ridho-Nya. Beliau sedekahkan hartanya, bisa jadi kepada orang fakir, orang yang butuh, atau beliau infakkan di jalan Allah, atau beliau memberi untuk membuat hati orang lain tertarik pada Islam. Beliau mengeluarkan sedekah-sedekah tadi dan lebih mengutamakan dari diri beliau sendiri, padahal beliau sendiri butuh.. Sampai-sampai jika kita perhatikan bagaimana keadaan dapur beliau, satu atau dua bulan kadang tidak terdapat nyala api. Suatu waktu pula beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah menahan lapar dengan mengikat batu pada perutnya.” Lihatlah bagaimana kedermawanan beliau yang luar biasa meskipun dalam keadaan hidup yang pas-pasan? Bagaimana lagi dengan kita yang diberi keluasan harta?!