Rasulullah Berdoa untuk Umatnya di Pagi Hari

Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi’i Jember, Ustadz Abdullah Zaen Lc.,MA mengatakan, pagi hari laksana masa muda yang penuh dengan vitalitas, dan sore hari ibarat masa tua. Barangsiapa yang terbiasa melakukan suatu aktivitas pada masa mudanya, niscaya ia akan terbiasa mengerjakannya hingga masa tuanya.

Demikianlah, aktifitas seseorang pada pagi hari akan mempengaruhi semangat kerja sepanjang harinya.  “Jika ia memulai dengan semangat, maka akan menyelesaikan harinya dengan penuh kesemangatan. Sebaliknya jika mengawalinya dengan kemalasan, maka itulah yang akan dominan di sepanjang harinya. Barangsiapa mampu mengendalikan awal harinya; niscaya seluruh harinya akan terkendali dengan baik, seizin Allah,” kata Ustadz Abdullah. 

Maka jangan heran bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan umatnya, 

“اللهُمَّ بَارِكْ ‌لِأُمَّتِي ‌فِي ‌بُكُورِهَا”

“Ya Allah berkahilah untuk ummatku di waktu paginya”. HR. Ahmad dari Shakhr al-Ghamidiy radhiyallahu ‘anhu dan dinilai hasan oleh Tirmidziy.

Abu Wa’il bercerita, “Suatu pagi kami berkunjung ke rumah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sesudah Shubuh. Setelah mengucapkan salam, kami dipersilahkan masuk. Namun kami berhenti sejenak di depan pintu. Hingga pembantunya keluar sembari berkata, “Silakan masuk”. Kami pun masuk. Ternyata saat itu Ibnu Mas’ud sedang duduk berzikir. 

Beliau bertanya, “Mengapa kalian tadi tidak segera masuk? Padahal sudah kuizinkan masuk”. Kami menjawab, “Kami pikir barangkali ada sebagian anggota keluargamu sedang tidur”. Beliau berkata, “Apakah kalian pikir keluargaku pemalas?” Kemudian beliau melanjutkan dzikirnya hingga matahari terbit. Selesai berdzikir beliau berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan pada kita kesempatan hidup di hari ini dan tidak membinasakan kita akibat dosa-dosa kita”. HR. Muslim.

“Kisah ini menunjukkan betapa para salaf sangat menghargai waktu pagi dan bersemangat guna mengoptimalkannya dalam kebaikan. Sehingga dampaknya sepanjang hari mereka dipenuhi produktifitas,” kata ustaz lulusan S2 jurusan Aqidah, Universitas Islam Madinah ini dalam keterangan tertulisnya kepada Republika. 

“Tidak pantas bagi kita untuk menyia-nyiakan keberkahan waktu tersebut dengan tidur atau bermain gadget atau hal-hal tak bermanfaat lainnya. Apapun aktivitas kita, belajar, mengajar, berdagang, bertani, mengantor atau mengurusi rumah tangga, jika semua itu diawali dengan meraih keberkahan pagi hari, niscaya seluruh aktivitas tersebut akan sukses, insyaAllah,” ucap Ustadz Abdullah. 

Dinukil dalam kitab Zad al-Ma’ad, bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah mendapati salah satu anaknya tidur di pagi hari. Maka beliaupun segera membangunkannya seraya berkata, “Bangun! Tidak pantas engkau tidur di saat rizki sedang dibagi-bagikan oleh Allah”.

IHRAM