Selain memiliki sifat-sifat yang wajib, Allah juga memiliki sifat-sifat yang mustahil. Artinya, sifat-sifat mustahil itu tidak mungkin melekat pada Allah. Menurut ulama mutakallimin, sifat-sifat mustahil bagi Allah yang wajib diketahui oleh setiap orang mukallaf berjumlah dua puluh sifat, mulai dari sifat ‘adam (tidak ada), dan seterusnya. Lantas mengapa Allah memiliki sifat mustahil ini?
Menurut ulama mutakallimin, mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah mukallaf. Jumlahnya sama dengan jumlah sifat-sifat yang wajib bagi Allah, yaitu dua puluh sifat. Ini karena sifat-sifat yang mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang wajib bagi Allah.
Karena itu, jika Allah wajib memiliki sifat wujud atau ada, maka mustahil bagi Allah memiliki sifat ‘adam atau tiada. Jika Allah wajib bersifat qidam atau ada tanpa permulaan, maka mustahil bagi-Nya bersifat hudust atau ada dengan didahului permulaan. Begitu dengan sifat-sifat yang lain. Jika suatu sifat wajib bagi Allah, maka kebalikan dari sifat itu mustahil melekat pada-Nya.
Semua sifat-sifat yang mustahil bagi Allah bertujuan untuk menafikan kekurangan atau ketidaksempurnaan bagi Allah. Semua sifat kekurangan, mulai sifat ‘adam, hudust, fana’ dan seterusnya, adalah mustahil dimiliki oleh Allah. Ini karena Allah Maha Sempurna dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan, dan suci dari sifat-sifat kekurangan.
Sehingga jika ada pertanyaan, mengapa Allah memiliki sifat mustahil? Jawabannya adalah untuk menafikan kekuarang dan ketidaksempurnaan bagi Allah. Allah Maha Sempurna, sehingga sifat-sifat yang mengurangi kesempurnaan-Nya adalah mustahil bagi-Nya.
Di antara dalil bahwa Allah mustahil memiliki sifat kekurangan adalah firman-Nya dalam surah Al-Fathir ayat 44 berikut;
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا
Tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Juga surah Al-Shaffat ayat 180-182 berikut;
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang memiliki kemuliaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.