Surat Al Falaq Terjemahan, Tafsir dan Asbabun Nuzul

Surat Al Falaq merupakan surat ke-113 dalam Al Quran. Namun dalam urutan turunnya, ia merupakan surat ke-20. Berikut ini terjemahan Surat Al Falaq, asbabun nuzul dan tafsirnya dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.

Artikel ini bukanlah tafsir baru. Kami berusaha mensarikan dari lima tafsir di atas agar ringkas dan mudah dipahami, bukan membuat tafsir tersendiri yang kami sangat jauh dari maqam tersebut.

Terjemahan Surat Al Falaq

Berikut ini Surat Al Falaq dalam tulisan Arab, tulisan latin dan terjemahan bahasa Indonesia:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

(Qul a’uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad)

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.

Asbabun Nuzul Surat Al Falaq

Surat Al Falaq terdiri dari lima ayat. Kata Al Falaq yang berarti “yang terbelah” diambil dari ayat pertama. Ia disebut pula surat Qul a’udzu birabbil falaq.

Bersama surat An Nas, keduanya disebut al mu’awwidzatain. Yakni dua surat yang menuntun pembacanya menuju tempat perlindungan. Surat Al Falaq disebut al mu’awwidzah al ‘ula. Sedangkan Surat An Nas disebut al mu’awwidzah ats tsaaniyah.

Surat Al Falaq dan Surat An Nas juga disebut al muqasyqisyatain. Yaitu dua surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan.

Surat ini turun satu paket dengan surat An Nas. Menurut pendapat Hasan, Atha’, Ikrimah dan Jabir, keduanya adalah surat makkiyah. Ini merupakan pendapat mayoritas. Namun ada juga yang berpendapat keduanya adalah madaniyah berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Qatadah.

Asbabun nuzul surat Al Falaq ini, kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dengan ‘ain. Yakni pandangan mata yang merusak atau membinasakan. Ada kepercayaan tertentu bahwa mata melalui pandangannya bisa membinasakan. Dan memang ada orang-orang tertentu yang matanya demikian.

Maka Allah menurunkan dan mengajarkan Surat Al Falaq dan Surat An Nas kepada Rasulullah untuk menangkalnya. Ini asbabun nuzul yang menjadi tumpuan pendapat bahwa Surat Al Falaq adalah makkiyah.

Asbabun nuzul yang menjadi dasar pendapat ayat ini Madaniyah, surat ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saat seorang Yahudi Madinah bernama Lubaid bin A’sham menyihir beliau.

Lubaid bin A’sham menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontoh ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al Falaq dan An Nas.

Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Namun riwayat ini ditolak oleh Ibnu Katsir. Beliau menguatkan pendapat bahwa surat Al Falaq dan An Nas adalah surat makkiyah.

Surat Al Falaq ayat 1

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh”

Kata qul (قل) artinya katakanlah. Yakni “katakanlah wahai Muhammad dan ajarkanlah juga kepada umatmu.”

A’uudzu (أعوذ) terambil dari kata ‘audz (عوذ) yakni menuju kepada sesuatu untuk menghindar dari sesuatu yang ditakuti.

Rabb (رب) mengandung makna kepemilikan dan kepemeliharaan serta pendidikan yang melahirkan pembelaan serta kasih sayang. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran disebutkan, Ar Rabb adalah Tuhan yang memelihara, Yang mengarahkan, Yang menjaga dan Yang melindungi.

Al Falaq (الفلق) berasal dari kata falaqa (فلق) yang artinya membelah. Kata ini dapat berarti subjek sehingga maknanya “pembelah” juga bisa berarti objek yang maknanya “yang dibelah.”

Sebagian ulama menafsirkan al falaq sebagai pagi atau subuh. Sebab malam itu tertutup dan kehadiran cahaya pagi dari celah-celah kegelapan malam menjadikannya bagai terbelah. Dengan demikian Rabbul Falaq tidak lain adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Dialah yang menjadikan pagi, membawa terang muncul di tengah kegelapan.

Jabir dan Ibnu Abbas juga mengatakan al falaq (الفلق) artinya subuh. Demikian pula Mujahid, Sa’id bin Jubair, Qatadah dan mufassirin lainnya. Dalam riwayat lainnya, Ibnu Abbas mengatakan al falaq artinya makhluk. Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari memilih pendapat pertama.

Dengan menyadari bahwa Allah mampu membelah kegelapan malam dengan terangnya pagi, seseorang akan yakin bahwa Allah juga kuasa menyingkirkan kejahatan dan kesulitan dengan memunculkan pertolongan.

Sebagian ulama lainnya menafsirkan al falaq dalam pengertian luas. Yakni segala sesuatu yang terbelah; tanah dibelah oleh tumbuhan, tanah terbelah oleh mata air, biji-bijian juga terbelah, dan masih banyak lagi. Allah mensifati diriNya faaliqu al habb wa an nawa (فالق الحب والنوى) “pembelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan” dalam Surat Al An’am ayat 95. Allah juga mensifati diriNya faliqu al isbah (فالق الأصباح) “pembelah kegelapan malam dengan cahaya pagi” dalam Surat Al An’am ayat 96.

 

Surat Al Falaq ayat 2

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

dari kejahatan makhluk-Nya

Kata syar (شر) pada mulanya berarti buruk atau mudharat. Lawan dari khair (خير) yang berarti baik. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan, syar mencakup dua hal yaitu sakit (pedih) dan yang mengantar kepada sakit (pedih). Penyakit, kebakaran, tenggelam adalah sakit. Sedangkan kekufuran, maksiat dan sebagainya mengantar kepada sakit atau kepedihan siksa Ilahi.

Kata maa (ما) berarti apa. Sedangkan khalaq (خلق) adalah bentuk kerja masa lampau (madhi) dalam arti yang telah diciptakan. Sehingga maa khalaq (ما خلق) berarti makhluk ciptaanNya.

Ketika menafsirkan Surat Al Falaq ayat 2 ini, Ibnu Katsir mengatakan: “yakni dari kejahatan semua makhluk.”

Surat Al Falaq ayat 3

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita

Kata ghaasiq (غاسق) artinya adalah malam, berasal dari kata ghasaqa (غسق) yang berarti penuh. Malam dinamai ghaasiq karena kegelapannya memenuhi angkasa.

Kata waqaba (وقب) berasal dari kata al waqb (الوقب) yaitu lubang yang terdapat pada batu sehingga air masuk ke dalam lubang itu. Sehingga ayat ini bermakna malam yang telah masuk ke dalam kegelapan sehingga ia menjadi sangat kelam.

Sering kali kejahatan direncanakan dan terjadi pada waktu malam. Mulai dari pencuri, perampok, pembunuh, hingga binatang buas dan penjaja maksiat.

Namun malam tidak selalu identik dengan kejahatan karena waktu terbaik mendekat kepada Allah juga pada malam hari. Maka ayat ini tidak mengajarkan berlindung dari malam tetapi berlindung dari kejahatan yang terjadi di waktu malam.

Mujahid mengatakan bahwa maksud Surat Al Falaq ayat 3 ini adalah bila matahari telah tenggelam. Abu Hurairah mengatakan maksudnya adalah bintang, sedangkan hadits dari Aisyah mengisyaratkan artinya adalah rembulan.

Ibnu Katsir memadukan ketiganya dan menyimpulkan bahwa artinya tidak bertentangan. Karena rembulan adalah tanda malam, demikian pula dengan bintang.

Surat Al Falaq ayat 4

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul

Kata an naffaatsaat (النفاثات) merupakan bentuk jamak dari an naffaatsah (النفاثة). Berasal dari kata nafatsa (نفث) yang artinya meniup sambil menggerakkan lidah namun tidak mengeluarkan ludah.

Sebagian ulama berpendapat ta’ marbuthah pada kata ini menunjukkan arti muannats (perempuan). Namun sebagian ulama berpendapat ta’ marbuthah pada kata ini sebagai mubalaghah sehingga bisa laki-laki maupun perempuan.

Kata al ‘uqad (العقد) merupakan bentuk jamak dari ‘uqdah (عقدة) berasal dari kata ‘aqada(عقد) yang artinya mengikat. Kata ini bisa bermakna hakiki yang berarti tali yang mengikat. Bisa pula bermakna majazi yang berarti kesungguhan dan tekad untuk mempertahankan isi kesepakatan.

Makna majazi terdapat pada Surat Al Baqarah ayat 235 dan Surat Al Baqarah ayat 237, yakni uqdatun nikah. Serta pada surat Thaha ayat 27 yakni uqdatan min lisaanii.

Mayoritas ulama memilih makna hakiki, sehingga artinya adalah perempuan-perempuan tukang sihir yang meniup-niup pada buhul-buhul dalam rangka menyihir. Mujahid, Ikrimah, Al Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah wanita-wanita penyihir.

Ketika menafsirkan Surat Al Falaq ayat 4 ini, Sayyid Qutb mengatakan, an naffaatsaat fil uqad artinya adalah wanita-wanita tukang sihir yang berusaha mengganggu dan menyakiti dengan jalan menipu indra, menipu saraf dan memberi kesan pada jiwa dan perasaan.

 

Surat Al Falaq ayat 5

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki

Kata hasad (حسد) artinya artinya iri hati atas nikmat yang dimiliki orang lain disertai harapan kiranya nikmat itu hilang darinya, baik diperoleh yang iri atau tidak.

Permohonan perlindungan terhadap kejahatan orang-orang yang hasad dikaitkan dengan idzaa hasad (إذا حسد). Saat masih berada dalam hati, yang hasad disebut haasid, tapi kejahatannya belum menimpa orang lain. Namun begitu dicetuskan dalam bentuk ucapan atau perbuatan, inilah yang digambarkan dalam Surat Al Falaq ayat 5 ini. Demikian Tafsir Al Misbah.

Sedangkan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, bahkan kalaupun orang yang hasad itu belum mengeluarkan dalam ucapan atau perbuatan, sikap jiwanya bisa mengakibatkan keburukan. Hal seperti getaran dari jauh akibat hasad ini merupakan misteri, maka untuk menangkalnya harus meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Penutup Tafsir Surat Al Falaq

Surat Al Falaq dan Surat An Nas merupakan pengarahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya dan seluruh kaum muslimin agar berlindung di bawah perlindungan Allah.

Dialah Rabb yang menguasai subuh dan seluruh makhluk. Maka orang yang beriman harus memohon perlindunganNya dari kejahatan seluruh makhluk. Surat Al Falaq ayat 2 ini sebenarnya telah merangkum segala bentuk kejahatan yang kita minta perlindungan kepadaNya.

Namun disebutkan tiga kejahatan yang lebih detil agar menjadi perhatian. Yakni kejahatan yang terjadi di waktu malam. Kejahatan wanita-wanita tukang sihir. Serta kejahatan pendengki bila ia dengki.

Untuk menangkal kejahatan makhluk, penyakit ‘ain dan sihir hingga was-was dari setan, Allah mengajarkan Surat Al Falaq dan Surat An Nas. Rasulullah pun mengajarkan kepada sahabatnya.

يَا ابْنَ عَابِسٍ أَلَا أَدُلُّكَ أَوْ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ مَا يَتَعَوَّذُ بِهِ الْمُتَعَوِّذُونَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ هَاتَيْنِ السُّورَتَيْنِ

“Wahai Ibnu Abbas, maukah kamu aku tunjukkan –atau maukah kamu aku beritahu- sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?” Ibnu Abbas menjawab, “Iya wahai Rasulullah.” Beliapun bersabda: “Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu birabbin nas, dua surat ini.” (HR. An Nasa’i; shahih)

Demikian Surat Al Falaq mulai dari terjemahan, asbabun nuzul hingga tafsir yang disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Wallahu a’lam bish shawab.

 

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Tafsir Al-Quran Surat Al-Falaq Ayat 1-5

Oleh Imam Ibnu Katsir Rahimahullah

Allah ﷻ berfirman:

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ١  مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ٢  وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ٣  وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ ٤ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ٥

  1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh
  2. dari kejahatan makhluk-Nya
  3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
  4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul
  5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, الفلق ialah waktu subuh, (Ath-Thabari: XXIV/700), Al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas, الفلق ialah waktu subuh, (Ath-Thabari: XXIV/701). Mujahid, Said bin Jubair, Abdullah bin Muhammad bin Aqil, Al-Hasan, Qatadah, Muhammad bin Ka’ab Al-Qurazhi, Ibnu Zaid dan Malik dari Zaid Aslam juga menafsirkannya demikian, (Ath-Thabari: XXIII/701). Al-Qurazhi, Ibnu Zaid, dan Ibnu Jarir berkata, “Ayat tersebut seperti firman Allah ﷻ فَالِقُ الإِصْبَاح “Dialah yang menyingsingkan pagi,” (QS Al-An’am: 96).

Selanjutnya firman Allah ﷻ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ  “Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,” yakni dari kejahatan seluruh makhluk.

Tsabit Al-Bunani dan Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Yaitu Jahannam, iblis dan keturunannya dari makhluk yang Dia ciptakan.”

Firman Allah ﷻ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ  “Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita”. Mujahid berkata, “Yakni malam apabila telah gelap gulita dengan terbenamnya matahari.” Demikianlah Al-Bukhari meriwayatkannya darinya, (Fathul Bari: VIII/613). Ibnu Abi Najih juga meriwayatkan demikian darinya. Ibnu Abbas, Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi, Adh-Dhahak, Khusaif, Al-Hasan dan Qatadah menafsirkannya, “Yakni malam apabila ia datang dengan kegelapannya,” (Ath-Thabari: XII/478). Az-Zuhri menafsirkannya, “Matahari apabila ia telah terbenam.”

Abul Mahzam berkata dari Abu Hurairah yang menafsirkan ayat ini sebagai “bintang” (Ath-Thabari: XII/149). Ibnu Zaid berkata, “Dulu (di zaman jahiliyah), orang-orang Arab mengatakan الغاسق yang berarti “jatuhnya bintang kejora, di mana wabah penyakit dan penyakit tha’un menyebar saat bintang tersebut jatuh, dan hilang ketika bintang itu terbit,” (Ath-Thabari: XII/149).

Ibnu Jarir berkata, “Ahli tafsir selain mereka berkata الغسف artinya bulan.” Saya (Ibnu Katsir) berkata, “Pijakan para pemilik pendapat ini adalah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Al-Harits bin Abu Salamah, ia berkata, “Aisyah berkata, Rasulullah ﷺ memegang tanganku, lalu beliau menunjukkan bulan yang terbit bersinar kepadaku, dan beliau bersabda,

تَعَوَّذِي بِالله مِنْ شَرِّ هَذَا الْغَاسِقِ إِذَا وَقَبَ

Berlindunglah kepada Allah dari Al-Ghasiq (rembulan) ini apabila ia terbenam,” (HR Ahmad: 24323 – Hasan).

Hadist ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan An-Nasai di dalam kitab Af-Tafsir dari kitab Sunan mereka, (HR Tirmidzi: 3366, An-Nasai: 10138 – Shahih).

Selanjutnya firman Allah ﷻ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ “Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup buhul-buhul (talinya).” Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan Adh-Dhahak berkata, “Yakni kejahatan para penyihir,” (Ath-Thabari: XII/750). Mujahid berkata, “Yakni apabila perempuan-perempuan penyihir membaca mantra-mantra dan meniup pada buhul-buhul tali.”

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ lalu bertanya, “Apakah engkau sedang sakit, wahai Muhammad?” Beliau ﷺ menjawab, “Iya.” Maka Jibril berkata,

بٍاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءِ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسِ اَوْ عَيْنِ حَاسِدِاللهُ يَسْفِيْكَ

Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala penyakit yang mengganggumu, dan dari segala kejahatan orang yang dengki dan ‘ain. Semoga Allah memberimu kesembuhan,” (HR Muslim: 2186).

Sumber:

Katsir, Ibnu. 2006. Sahih Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir. Hal.: 768-770.

 

AlMukminun

Keutamaan Surah Al-Falaq

Dari Uqbah bin Amir dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Tidakkah engkau melihat ayat-ayat yang diturunkan pada malam ini? Tidak diketahui ada ayat-ayat yang semisal ini sama sekali. “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-falaq,” dan “Katakanlah, “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan mengatur) manusia.[1]

Dari Uqbah bin Amir[2] dia berkata:

“Suatu ketika saya pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, pada sebuah rombongan dari rombongan-rombongan yang ada. Tiba-tiba beliau bersabda kepadaku, “Wahai Uqbah, tidakkah kamu naik ke tungganganku?” akan tetapi saya menghormati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga saya tidak naik ke tunggangan beliau. Beliau kembali berkata, “Wahai Uqbah, tidakkah kamu naik ke tungganganku?” Maka akhirnya saya khawatir kalau-kalau penolakan saya ini merupakan maksiat. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kemudian turun dan saya yang menaiki tunggangan beliau ???, kemudian beliau menaiki tunggangannya. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Uqbah, maukah kamu saya ajarkan dua surah di antara dua surah terbaik yang dibaca oleh manusia?” Saya menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau membacakan kepadaku “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-falaq,” dan “Katakanlah, “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan mengatur) manusia.” Kemudian shalat ditegakkan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maju mengimami kami dan membaca kedua surah ini. Setelah selesai, beliau melewatiku seraya bersabda, “Bagaimana pendapatmu wahai Uqbah, bacalah keduanya setiap kali kamu mau tidur dan setiap kali kamu bangun dari tidur.”

Dari Uqbah bin Amir dia berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan saya untuk membaca surah-surah perlindungan di akhir setiap shalat.[3]

Dari Uqbah bin Amir dia berkata, “Saya pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu beliau bersabda, “Wahai Uqbah, bacalah!” Saya bertanya, “Apa yang saya baca?” lalu beliau diam dan tidak menjawab pertanyaanku. Kemudian beliau bersabda, “Bacalah!” Saya bertanya, “Apa yang harus saya baca, wahai Rasulullah?” lalu beliau diam dan tidak menjawab pertanyaanku. Saya berkata, “Ya Allah, buatlah beliau mengulang pertanyaanya kepadaku.” Maka beliau bersabda, “Wahai Uqbah, bacalah!” Saya bertanya, “Apa yang harus saya baca, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-falaq,” maka saya pun membacanya sampai akhir surah. Kemudian beliau berkata lagi, “Bacalah,” saya bertanya, “Apa yang harus saya baca wahai Rasulullah?” beliau bersabda, “Katakanlah, “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan mengatur) manusia,” maka saya pun membacanya sampai akhir surah. Setelah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang yang meminta pernah meminta dengan permintaan yang semisalnya, dan tidaklah seorang yang meminta perlindungan pernah meminta perlindungan dengan yang semisalnya.[4]

Hadist Aisyah[5] telah berlalu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sering membaca ketiga surah ini, meniupkannya ke kedua telapak tangan beliau, lalu beliau mengusap kepala, wajah, dan apa yang dia sanggupi dari bagian tubuhnya dengannya.

Juga dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam jika beliau merasa sakit, beliau meruqyah diri beliau sendiri dengan membaca kedua surah perlindungan ini, lalu beliau meniupkannya. Tatkala penyakit beliau bertambah parah, saya yang meruqyah beliau dengan kedua surah perlindungan ini, lalu saya mengusapkan kedua tangan beliau padanya untuk mengharap berkahnya.

[Shahih Tafsir Ibni Katsir karya Musthafa Al-Adawi hafizhahullah]

 

Khasiat dan Manfaat Surat Al-Falaq

Didalam kitab tafsir Ibnu Katsir pada  beberapa  hadist dikisahkan bahwa Rasulullah pernah mengalami ganguan sihir yang dilancarkan oleh orang yahudi, kemudian Rasulullah membacakan surat Al Falaq ini hingga beliau terbebas   dari pengaruh sihir tersebut. Para perukyah juga banyak membacakan surat Al Falaq ini untuk mengatasi gangguan sihir dan tenung pada pasiennya.

SURAT AL FALAQ

1- Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, 2- dari kejahatan makhluk-Nya, 3- dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita     4- dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada  buhul-buhul, 5- dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.

 

Ada 5 inti masalah yang dikemukakan didalam surat Al Falaq ini:

  1. Pernyataan bahwa kita berlindung pada Allah Tuhan yang menguasai waktu subuh
  2. Dari kejahatan sekalian mahluk ciptaannya yang ada dilangit dan bumi yang terlihat maupun tidak terlihat, yang kita ketahui maupun tidak kita ketahui
  3. Dari berbagai kejahatan yang datang dimalam hari yang gelap gulita , seperti perampokan , pembunuhan, pencurian, kejahatan sihir, tenung , zinah, mabuk mabukan dan lain sebagainya
  4. Dari kejahatan para tukang sihir dan tenung yang melancarkan sihirnya seperti guna guna, santet, pelet, berbagai penyakit non medis, penutup rezeki , penghalang jodoh dan lain sebagainya
  5. Dari kejahatan orang yang dengki dan hasud yang melancarkan berbagai  fitnah dan mengancam keselamatan diri kita.

Allah memerintahkan kita untuk banyak membaca surat Al falaq ini agar terpelihara dari berbagai kejahatan yang mungkin mendatangi kita secara tidak terduga.  Awal surat dimulai  dengan kalimat“Qul….” katakanlah yang merupakan kalimat perintah. Namun sayang banyak diantara kita yang lalai dan tidak melaksanakan perintah ini.

Pada dasarnya kehidupan dunia ini merupakan kegelapan yang penuh dengan jebakan dan tipu daya, Al Qur’an merupakan cahaya yang menerangi sehingga kita bisa berjalan dengan aman dan selamat dari berbagai ancaman bahaya dan jebakan yang muncul. Shalat yang dilakukan dengan benar dan khusuk juga merupakan sistim proteksi yang melindungi kita dari berbagai bahaya dan jebakan yang muncul.

Jika kita membaca surat Al Falaq ini dengan khusuk dan sungguh sungguh kemudian metadabburi ayat ayatnya hingga kita rasakan getaran energi yang menyertai bacaan tersebut, insya Allah kita akan mendapatkan proteksi dan perlindungan dari 4 perkara yang kita mintakan didalam  tadabbur tersebut.

Pertama:

Mendapat perlindungan dari berbagai kejahatan dan kemudharatan yang ditimbulkan oleh mahluk ciptaan Allah yang ada dilangit dan bumi, yang kita ketahui maupun tidak kita ketahui yang terlihat maupun tidak terlihat. Bermacam macam mahluk Allah yang bisa menimbulkan kesulitan pada kita seperti virus dan kuman penyakit yang ada disekitar kita, mahluk supranutural seperti Jin, genderuwo , siluman yang tidak bisa kita lihat dan ketahui keberadaannya. Binatang buas dan orang yang berniat jahat seperti pencuri, perampok, pembunuh yang dapat mengancam keselamatan kita.

Kita banyak mendengar kisah orang yang tiba tiba mengalami gangguan penyakit ganas yang sulit disembuhkan seperti tumor otak, kanker yang meyerang organ vital pada tubuh. Ada orang yang terkena sihir dan gangguan mahluk halus sehingga menderita sakit berkepanjangan yang tidak bisa dideteksi dan disembuhkan secara medis. Ada orang yang diterkam binatang buas , mengalami perampokan dan pembunuhan sadis . Insya Allah dengan rajin membaca dan mentadabburi surat Al Falaq ini kita bisa terpelihara dari semua itu.

Kedua

Mendapat perlindungan dari berbagai kejahatan yang muncul dimalam hari. Para perampok, pencuri dan tukang sihir biasanya beroperasi pada malam hari. Kita banyak membaca berita tentang rumah yang dirampok atau dimasuki pencuri  dan orang yang dibunuh ketika sedang tidur.  Kegiatan judi, mabuk mabukan, zinah dan lain sebagainya juga biasanya dilakukan pada malam hari. Insya Allah kita bisa melalui malam hari dengan aman , nyaman dan tidur dengan pulas dibawah naungan Allah yang melindungi.

Ketiga

Dizaman modern ini ternyata masih banyak orang yang menggunakan jasa tukang sihir dan tukang tenung untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Menyingkirkan pesaing bisnis atau profesi , mendatangkan penyakit bahkan sampai membunuh pesaingnya dengan menggunakan kekuatan sihir dan tenung masih banyak dilakukan orang. Kejahatan dengan sihir dan tenung ini merupakan kejahatan yang sulit dilacak dan dituntut secara hukum, karena itu banyak orang yang menggunakan jasa tukang sihir tersebut untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Sihir dan tenung diakui keberadaannya didalam al Qur’an , karena itu Allah juga menyiapkan benteng dan perlindungan bagi orang yang beriman dari gangguan dan bahaya kekuatan sihir dan tenung ini. Kami banyak menerima keluhan dari pembaca blog yang pada mulanya tidak percaya dengan adanya gangguan kekuatan supranatural ini. Namun setelah mereka mengalami sendiri mereka baru menyadari bahwa kekuatan itu memang ada.

Gangguan sihir yang banyak terjadi antara lain, dipersulit untuk mendapat jodoh, ditutup pintu rezekinya, selalu mengalami kesialan, sering bingung dan linglung sehingga tidak bisa bekerja dengan baik, sering mendengar bisikan dan dorongan untuk melakukan hal yang buruk dan tercela,sering terjadi kemelut dan kekacauan dalam rumah tangga, terkena pengaruh pelet dan lain sebagainya. Semua itu adalah gangguan dari syetan golongan jin yang dikirim dan diutus oleh tukang sihir untuk merusak dan mengganggu target sasarannya. Insya Allah dengan membiasakan membaca dan mentadabburi surat al falaq ini kita terpelihara dari semua kejahatan tersebut.

Keempat.

 Dengki dan hasud adalah penyakit yang banyak menghinggapi hati manusia, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Penyakit inilah yang menyebabkan Iblis terusir dari syurga, ia dengki dan hasud pada Adam hinga tidak mau sujud ketika diperintahkan sujud pada Adam. Ia merasa lebih mulia karena ia diciptakan dari api sedangkan  Adam diciptakan dari tanah. Orang yang dengki dan hasud seringkali merasa tidak senang dan  ridho ketika teman atau pesaingnya mendapat sukses dan kebahagiaan. Ia ingin menlenyapkan dan menghancurkan kesuksesan dan  kebahagiaan yang didapat oleh temannya itu. Ia ingin yang sukses dan bahagia hanyalah dirinya saja.

Tanpa disadari kadangkala kita sering mendapat fitnah, dan gangguan dari orang yang dengki pada kita. Kedengkian ini bisa dinyatakan secara terang terangan , bisa juga secara sembunyi sembunyi. Orang yang dengki akan melancarkan berbagai fitnah untuk menghancurkan karir dan usaha yang kita jalani. Kadangkala mereka tidak segan segan mengguanakan jasa dukun atau paranormal untuk menghancurkan karir, usaha atau bisnis yang kita jalani. Insya allah dengan membiasakan diri membaca surat Al Falaq dan tadabburnya ini kita terpelihara dari ancaman dan gangguan orang yang dengki itu.

Walaupun bagaimana mencegah adalah jauh lebih baik daripada mengobati. Mengobati orang yang terkena sihir, fitnah, bencana, dan berbagai kesulitan jauh lebih sulit dari pada mencegah terjadinya semua itu. Dibutuhkan energi dan usaha yang lebih kuat untuk mengobati semua gangguan itu dibandingkan dengan mencegahnya.

 

Surat Al falaq tersebut diatas juga bisa digunakan untuk mengobati orang yang terkena gangguan sihir, tenung dan fitnah namun  tentu dibutuhkan kesabaran dan usaha yang ekstra keras untuk mengatasi semua itu.

Umumnya orang yang terkena ganguan sihir, fitnah, bencana dan lain sebagainya jiwanya berada dalam keadaan yang tidak stabil. Sulit baginya untuk berkonsentrasi membaca tadabbur, untuk itu perlu dibantu oleh teman atau saudaranya yang sehat.

Kekuatan bacaan tadabur bukanlah pada ayat yang dibaca, tapi pada penghayatan dari orang yang membacanya. Jika surat Al falaq itu dibaca dengan khusuk dan sungguh sungguh akan terjadi komunikasi dan kontak batin antara yang bersangkutan dengan Allah sang pencipta alam semesta. Hubungan komunikasi ini akan menimbulkan getaran yang dapat dirasakan oleh orang yang mentadabburi surat Al Falaq tersebut. Getaran tersebut merupakan energi dahsyat yang muncul disekitar tubuh orang yang membaca tadabbur. Energi tersebut akan melindungi orang yang bersangkutan sesuai pesan yang terkandung dalam doa yang diucapkan.

Para perukyah juga membangkitkan energi ini pada dirinya ketika membaca ayat ayat rukyah. Karena itu dalam merukyah ada yang cepat berhasil menyembuhkan pasiennya dari gangguan sihir, namun ada juga yang butuh waktu sampai berjam jam dan berhari hari tergantung kekuatan konsentrasi dan kekhusukan para perukyah yang bersangkutan.

Contoh Bacaan tadabbur surat al Falag adalah sebagai berikut:

Ya Allah telah Kau ingatkan pada kami dalam Qur’anMu yang agung, agar kami berlindung padaMu Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari kejahatan sekalian mahluk ciptaanMu,  dari kejahatan malam apabila telah gelap. Dan dari kejahatan wanita tukang sihir yang meniup pada ujung tali serta kejahatan orang yang iri dan dengki apa bila ia menyatakan kedengkiannya.

Ya Allah Tuhan yang menguasai waktu subuh. KepadaMu tunduk dan patuh segala sesuatu yang ada dilangit dan bumi. Kami berlindung kepadaMu dari kejahatan sekalian mahlukMu yang ada dilangit dan bumi , yang  kami ketahui maupun tidak kami ketahui, yang terlihat maupun tidak terlihat.

Ya Allah Tuhan yang berkuasa penuh disegala penjuru langit dan bumi, kami berlindung padaMu dari kejahatan malam apabila sudah gelap. Kami berlindung padaMu dari berbagai kejahatan yang datang dimalam hari , yang kami ketahui maupun tidak kami ketahui, yang mengancam keselamatan kami dan keluarga kami.

Ya Allah Tuhan yang berkuasa penuh disegala penjuru langit dan bumi, kami berlindung padaMu dari kejahatan tukang sihir dan tukang tenung yang mengirimkan sihirnya kepada kami. . Lindungi kami dari bahaya dan  ancaman  kekuatan sihir yang datang menghampiri kami . Musnahkan dan lenyapkan berbagai kekuatan sihir dan kekuatan negatif yang datang menyerang kami ya Allah. Engkaulah pelindung dan penolong kami , tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mengalahkan kekuatanMu ya Allah.

Ya Allah Tuhan yang berkuasa penuh disegala penjuru langit dan bumi, Kami berlindung padaMu dari kejahatan orang yang dengki apabila mereka menyatakan kedengkiannya. Lindungi kami dari bahaya dan kemudaratan fitnah yang dilancarkan oleh orang yang dengki dan hasud pada kami ya Allah. Musnahkan dan lenyapkan berbagai fitnah yang dilancarkan oleh orang yang dengki pada kami ya Allah. . Engkaulah pelindung dan penolong kami , tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mengalahkan kekuatanMu ya Allah. Perkenankanlah permohonan kami ini ya Allah , Engkaulah sebaik baik yang memperkenankan doa.

Bacaan tadabbur ini dibaca setelah selesai membaca surat al Falaq dengan lengkap, baca tadabbur ini dengan sungguh sungguh dan penuh penghayatan. Rasakan komunikasi yang dalam dengan Allah yang maha mendengar dan maha memperhatikan keadaan  hamba hambaNya. Dia yang hidup dan berdiri sendiri maha melihat dan memperhatikan keadaan para hambaNya.

Rasakan getaran yang muncul ketika membaca tadabbur ini. Itu adalah pertanda telah terbangun komunikasi yang baik antara anda dengan Allah penguasa alam semesta. Mudah mudahan Allah mengabulkan semua hajat dan permohonan anda. Dia maha mendengar dan maha memperhatikan keadan hamba hambaNya. Jika Dia menolong anda maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mengalahkan anda.

Berikut bisa anda saksikan video cara membaca tadabbur surat al falaq ini sebagai pedoman bagi anda. Kalimat yang dibaca dalam tadabbur bisa anda kembangkan sendiri sesuai kebutuhan sepanjang tidak menyimpang jauh dari pemahaman surat Al Falaq yang anda baca.

 

Menghadapi gangguan sihir atau jin yang merasuk kedalam tubuh seseorang tadabbur ini bisa diulang ulang sampai beberapa kali. Pada kasus gangguan jin biasanya akan muncul reaksi dan perlawanan , kuatkan permohonan pada Allah agar Ia menurunkan pertolongan yang dahsyat dari sisinya. Untuk pengobatan dan mengatasi gangguan sihir atau Jin sebaiknya dibantu dengan ayat rukyah lainnya sepert ayat kursi, Al Baqarah, Yasin dan lain sebagainya.

Untuk proteksi dan perlindungan diri ada baiknya tadabbur ini dibaca minimal sekali sehari terutama sesudah shalat subuh. Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Buat anda yang rawan terhadap gangguan sihir dan fitnah, seperti para pebisnis, pengawas lapangan dan project, profesi yang rawan persaingan, mereka yang bekerja dibawah ancaman dan stress ada baiknya mewiridkan bacaan tadabbur ini setiap selesai shalat subuh atau menjelang tidur.

 

sumber: Fadhil ZA

Memahami Surat Al Falaq

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk membaca al-Mu’awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani)

urat al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah). Bersama surat an-Nas, ia disebut al-Mu’awwidzatain. Disebut demikian karena keduanya mengandung ta’widz (perlindungan).  Keduanya termasuk surat yang utama dalam Al-Qur’an. Keutamaan surat al-Falaq selalu disebut bersamaan dengan surat an-Nas.

Keutamaan al-Mu’awwidzatain

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhubahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( أَلَمْ تَرَ آيَاتٍ أُنْزِلَتْ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ؟))

“Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini, tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali? Kemudian beliau mengatakan:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriradhiyallahu ‘anhu hadits berikut,

((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنْ عَيْنِ الْجَانِّ وَعَيْنِ الإِنْسِ, فَلَمَّا نَزَلَتْ الْمُعَوِّذَتَانِ أَخَذَ بِهِمَا, وَتَرَكَ مَا سِوَى ذَلِكَ))

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari mata jahat jin dan manusia. Ketika turun alMu’awwidzatain, beliau memakainya dan meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh al-Albani)

Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Dalam hadits lain, ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,

(( أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ))

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk membaca alMu’awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur, sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Uqbah yang lain:

(( ياَ عُقْبَةُ ! اِقْرَأْ بِهِمَا كُلَّمَا نِمْتَ وَقُمْتَ، مَا سَأَلَ سَائِلٌ وَلاَ اِسْتَعَاذَ مُسْتَعِيْذٌ بِمِثْلِهِمَا))

“Wahai ‘Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan bangun. Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung dengan seperti keduanya.”  (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, dihukumi hasan oleh al-Albani)

Hadits-hadits shahih juga menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenganjurkan membacanya pada dzikir pagi dan sore. Beliau juga membacanya saat meruqyah diri beliau saat sakit dan disengat kalajengking. Demikian juga malaikat yang meruqyah beliau saat disihir Labid bin al-A’sham.

Tafsir Surat al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu Subuh.”

Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah atau terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini adalah waktu subuh, karena makna inilah yang pertama kali terdetik dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia disebut demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung (isti’adzah) kepada Allah semata.Isti’adzah termasuk ibadah, karenanya tidak boleh dilakukan kepada selain Allah. Dia yang mampu menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam raya di waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta perlindungan dari semua yang ditakutkan.

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.”

Ayat yang pendek ini mengandung isti’adzah dari kejahatan semua makhluk. Al-Hasan Al-Bashri berkata : “Jahannam dan iblis beserta keturunannya termasuk apa yang telah Dia ciptakan.” Kejahatan diri kita sendiri juga termasuk di dalamnya, bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman kata ini, sebagaimana dijelaskan  Syaikh al-‘Utsaimin. Hanya Allah yang bisa memberikan perlindungan dari semua kejahatan, karena semua makhluk di bawah kekuasaanNya.

Setelah memohon perlindungan secara umum dari semua kejahatan, kita berlindung kepada Allah dari beberapa hal secara khusus pada ayat berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada padanya. Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut ini juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, sehingga lebih sulit dihindari.

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

“Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan.”

Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti kegelapan. Kata kerjawaqaba mengandung makna masuk dan penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita.

Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat yang memilih melakukan aksinya di malam hari. Demikian pula  arwah  jahat  dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu malam.

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada tali-tali ikatan.”

Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, kemudian mereka tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang di maksud dengan ruqyah syirik. Sihir merupakan salah satu dosa dan kejahatan terbesar, karena disamping syirik, ia juga samara dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Karenanya kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini.

Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats (feminin) dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak melakukannya adalah wanita. Dalam riwayat tentang sihir Labid bin al-A’sham yang ditujukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang menghembus pada tali-tali.

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.”

Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu darinya. Yang dimaksud dengan ‘apabila ia dengki’ adalah jika ia menunjukkan kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk membahayakan orang yang lain.  Kondisi yang demikianlah yang membahayakan orang lain. Orang yang hasad akan menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginannya. Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat (‘ain) yang bisa membahayakan sasaran kedengkiannya. Pandangan mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit, gila, bahkan meninggal. Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak berfungsi. Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari keburukan ini secara khusus.

Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya dalam hati, sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak membahayakan orang lain, sebagaimana dikatakan Umar bin Abdil Aziz: “Saya tidak melihat orang zhalim yang lebih mirip dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.”

Jadi, untuk melindungi diri dari semua kejahatan kita harus menggantungkan hati kita dan berlindung hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa, dan membiasakan diri membaca dzikir yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini adalah salah satu wujud kesempurnaan agama Islam. Kejahatan begitu banyak pada zaman kita ini, sementara banyak umat Islam yang tidak tahu bagaimana cara melindungi diri darinya. Adapun yang sudah tahu banyak yang lalai, dan yang membacanya banyak yang tidak menghayati. Semua ini adalah bentuk kekurangan dalam beragama. Andai umat Islam memahami,mengamalkan dan menghayati sunnah ini, niscaya mereka terselamatkan dari berbagai kejahatan.

Kesimpulan:

  1. Surat ini adalah surat yang utama, dan dianjurkan dibaca setelah shalat, sebelum dan sesudah tidur, dalam dzikir pagi dan sore, juga dalam ruqyah.
  2. Kita memohon perlindungan hanya kepada Allah dari semua kejahatan secara umum, dan beberapa hal secara khusus karena lebih sering terjadi, lebih samar atau karena mengandung bahaya yang lebih.
  3. Mewaspadai kejahatan malam, tukang sihir dan pendengki.
  4. Sihir dan ‘ain adalah perkara yang hakiki.
  5. Kesempurnaan agama Islam yang mengajarkan cara melindungi diri dari berbagai kejahatan.
  6. Kekurangan sebagian umat Islam dalam memahami, mengamalkan dan menghayati ajaran Islam.

Referensi:

  1. Al-Quran dan Terjemahnya, Percetakan Mushaf Madinah.
  2. Irsyadul ‘Aqlis Salim Ila Mazayal Kitabil Karim (Tafsir Abu Su’ud), Maktabah Syamilah.
  3. Fathul Qadir, asy-Syaukani, Darul Hadits.
  4. Taysirul Karimir Rahman,  Muassasah ar-Risalah.
  5. Riyadhush Shalihin, an-Nawawi, al-Maktab al-Islami.
  6. Tafsir Juz ‘Amma, Website Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin.

Penulis: Ustadz Anas Burhanudin, MA

Artikel www.muslim.or.id