“Ingar khidmat” malam Nishfu Sya’ban sudah sepekan berlalu. Semangat untuk menuliskan catatan kebaikan di buku baru terus tercanang lestari. Hal ini terbukti dengan banyak terdengar di majelis-majelis pengajian, istilah “tawaqufan” yang tersanding sekaligus dengan “Tarhib Ramadhan”.
Istilah pertama untuk merujuk bahwa pengajian yang biasa digelar sepekan atau sebulan sekali, sementara ditutup. Dalihnya sebagaimana pada makna istilah kedua, “Tarhib Ramadhan”, karena akan menyambut datangnya bulan mulia nan agung bernama Ramadhan.
Dengan demikian, dalam beberapa hari ke depan kita akan benar-benar membersamai bulan yang dinanti-nantikan umat Muslim sejagat. Ya, Ramadhan akan segera tiba. Insya Allah, kita akan menemui tamu agung itu pada pekan terakhir bulan ini. Tentu saja ini sebuah kesempatan istimewa, karena bukan saja bilangan umur kita kian bertambah, melainkan juga belaian kasih Ar-Rahmaan akan menghampiri kita lagi.
Yuk, kita bersiap menyambutnya. Kita bentangkan kesadaran ruhiyah, demi rasa nyaman dan senangnya tamu mulia itu atas sambutan kita. Rasanya tidak salah jika kita buka lagi buku-buku atau informasi seputaran fikih puasa. Pelajari lagi tentang rukun, syarat sah, hal-hal yang membatalkan, perkara-perkara sunah dan makruh, serta hikmah yang terkandung di dalam berpuasa.
Berikutnya, lebih tumakninah, khusyuk, dan nikmat dalam berupaya menjemput dan menjalani Ramadhan sesuai tuntunan Rasulullah Saw. Beliau dan para sahabat mempersiapkan kedatangan Ramadhan sejak enam bulan sebelum bulan penghulunya para bulan tersebut tiba.
Di antara ciri bahwa kita telah memiliki kesadaran ruhiyah, hati dan jiwa kita sudah terkondisikan sejak sebelum Ramadhan dan rindu selalu untuk segera merasakan nikmatnya beribadah di dalamnya. Seperti doa yang terus didengungkan oleh para sahabat Nabi, “Allahumma baarik lanaa fii Rajab wa Sya’ban wa ballighnaa Ramadhan.” Artinya: “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan usia kami hingga bertemu bulan Ramadhan.”
Termasuk persiapan ruhiyah menjelang Ramadhan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah wajib dan sunah. Serta menjauhi maksiat dan larangan-Nya. Semoga dengan kebiasaan untuk menahan diri sebelum Ramadhan, akan memudahkan kita menahan diri pada bulan Ramadhan dan menyempurnakan ibadah di dalamnya.
Tinggalkan kebiasaan yang memberatkan dan merugikan, seperti berbelanja berlebihan, tenggelam dalam arus maksiat, membuang waktu, dan melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan faedah. Perhebat azzam (tekad) dengan memperbanyak ibadah, baik siang maupun malam.
Ucapkan tahniah kepada saudara seiman. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah senantiasa menggembirakan para sahabat saat kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah menggembirakan para sahabat dengan sabdanya, “Sesungguhnya akan datang kepada kamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkati, Allah mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, semua pintu neraka dikunci, semua setan dibelenggu. Di malamnya, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang tidak memperoleh kebajikan pada malam itu, berartilah diharamkan baginya segala kebaikan untuk dirinya.”
Insya Allah Ramadhan esok Ramadhan terbaik. Ramadhan Karim.
Oleh: Ustaz Arifin Ilham