Ketua Umum Al Washliyah Masyhuril Khamis menyebutkan bahwa setiap manusia masih selalu diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum ajal menjemput. Dan pertaubatan nasuha akan menghapus seluruh dosa kita yang telah lalu.
“Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan bahwa seseorang yang mau bertaubat kepada Allah, pasti akan diterima dan Allah tidak peduli sebesar apapun dosa-dosa kita,”ujar dia kepada Republika, Senin (16/5).
Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540)
Ulama mengatakan syarat tobat ada tiga,
Pertama, berhenti dari maksiat tersebut.
Kedua, menyesali kesalahan tersebut.
Ketiga, berkomitmen tidak akan mengulanginya.
Jika ketiga syarat ini terpenuhi, maka tobatnya sah disebut tobat nasuha. namun jika salah satu dari tiga syarat tidak terpenuhi, maka pertaubatan itu tidak akan menghapus dosa-dosa yang lalu.
Selanjutnya, dosa yang ia lakukan ada hubunganya dengan orang lain, maka ada satu tambahan, yaitu memperbaiki masalah yang timbul karena dosa kita. Jika dosanya mengambil harta, maka kembalikan, jika dosanya adalah menghibah, maka memohon maaf, jika dosanya adalah menyebarkan foto yang terbuka auratnya, maka hapuslah dan perbaiki semampunya.
Allah berfirman:
{ إِلَّا ٱلَّذِینَ تَابُوا۟ مِنۢ بَعۡدِ ذَ ٰلِكَ وَأَصۡلَحُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ }
[Surah Al-Imran: 89] Kecuali orang-orang yang bertaubat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
“Namun jika syarat nomor empat ini tidak bisa dilakukan secara sempurna, karena keterbatasan kemampuan setelah berusaha semampu kita, maka Insya Allah Allah telah melihat usaha kita dan semoga diterima pertaubatan kita. Sebagaimana Allah memerintahkan kita untuk bertakwa semampu kita,”jelas dia.
Pertobatan serta perbaikan atas kesalahan yang telah lalu memang menjadi syarat diterimanya taubat. namun semua itu dibebankan kepada kita hanya sebatas kemampuan kita saja. diluar itu maka Allah tidak akan menghisab kita diluar kemampuan
Jadi kesimpulannya semua perbuatan kita masa lalu yang kita sadari kurang baik tentunya kita bertaubat, termasuk mengunggah foto-foto tanpa hijab, karenanya diupayakan untuk menghapusnya sedaya mampunya.
“Kesungguhan untuk bertobat menjadi catatan baik mendapatkan ampunan Nya. Insya Allah pintu taubat tetap di buka sebelum ajal tiba, namun perlu diingat, ajal kita tdk menunggu taubat kita,”ujar dia