Khusus untuk Akhwat, Sebaiknya Kenakan Ini Sebelum Tawaf dan Sa’i

Ketika undangan berumrah datang dari-Nya, sebaiknya kita memperlakukan seolah-olah umrah ini adalah yang terakhir.

Persiapkanlah segala sesuatu yang dapat membuat ibadah semakin khusyuk. Khusus untuk Akhwat (wanita), sebaiknya dipersiapkan hal-hal berikut.

 

Sepatu tawaf

Tak jarang, Muslimah memilih untuk mengenakan alas kaki ketika tawaf dan sa’i. Sepatu tawaf dan sa’i yang bersol lembut memang membuat kaki lebih nyaman untuk berjalan jauh. Apalagi, jika sepatu itu ada antiselipnya.

Sepatu tawaf bisa didapatkan dengan mudah di toko-toko yang tersebar di sekitar penginapan jamaah. Harganya 10 riyal, kurang lebih setara dengan Rp 37.500. Sebaiknya, sebelum membeli, pastikan ukurannya pas di kaki Anda.

Kalaupun sudah pas ukurannya, tetaplah waspada akan kemungkinan terburuk. Pertimbangkan risiko sepatu tawaf/sa’i terlepas saat tawaf/sa’i. Sepatu yang pas sekalipun masih mungkin terlepas lantaran terpijak oleh jamaah di belakang Anda. Ini bukan satu-dua kali terjadi. Di sepanjang jalan mengitari Ka’bah atau lintasan Safa-Marwah, ada saja sepatu tawaf/sa’i maupun kaos kaki jamaah yang tercecer dan terpijak saat tawaf/sa’i.

Mengingat padatnya jamaah, Anda bisa kesulitan untuk mengenakannya kembali. Ketimbang memaksakan diri membenarkan posisinya, kalau belum lepas sepenuhnya, copot saja sekalian dan simpan di dalam tas.

 

Kaos kaki

Sebetulnya, tanpa alas kaki pun, tawaf dan sa’i pun tak terasa memberatkan. Pastikan saja kaos kaki Anda tidak terlalu tipis dan licin, seperti bahan stocking. Kaos kaki berbahan campuran katun atau spandex dengan nylon/rayon cukup nyaman untuk dikenakan.

Selain lebih tebal ketimbang stocking, bahan tersebut juga lebih menyerap keringat. Akhwat sangat disarankan untuk mengenakan kaos kaki yang panjangnya melebihi mata kaki dan pastikan juga ukurannya pas di kaki agar tak mudah terlepas andaikan terpijak jamaah lain.

Ada kalanya saat mencoba mencium hajar aswad, kita berdesakan dengan jamaah lain. Semua mencoba mempertahankan kakinya agar tetap kokoh memijak lantai. Ketika itu, ada saja kaki jamaah lain yang menginjak kaki kita sementara kita berusaha menghindar.

Kejadian seperti itu riskan membuat kaos kaki akhwat tertarik oleh pijakan jamaah lain. Anda tentu tak ingin cedera ataupun menampakkan aurat lantaran sobek kaos kakinya kan?

 

Jilbab

Pakailah inner yang pas dan nyaman. Saat berdesakan, khimar, bergo, scarf, ataupun pashmina Anda mungkin saja akan tertarik atau terjepit tubuh jamaah lain. Dengan memakai dalaman, jilbab niscaya tak akan mudah bergeser ataupun terlepas dari kepala.

 

Sports bra

Kondisi Makkah di bulan Maret tergolong dalam suhu yang nyaman. Sejuknya angin malam dan pagi tak sampai membuat menggigil. Terlebih saat tubuh terus bergerak mengitari Ka’bah sebagai bagian dari rukun umrah maupun pengganti tahiyatul masjid.

Mengingat ini adalah ibadah yang menuntut fisik terus bergerak, ada baiknya akhwat mengenakan pakaian dalam yang paling nyaman. Sports bra dan bra tanpa kawat dengan bahan yang menyerap keringat cocok untuk dikenakan selama di Makkah. Tawaf di pukul dua dini haripun tetap membuat Anda banjir keringat, meski tak kegerahan.

 

Tas kecil berikut isinya

Pastikan isi tas tak membebani perjalanan tawaf/sa’i Anda atau menghalangi jamaah lain. Agar tak memberatkan, bawa barang seperlunya saja saat tawaf/sa’i. Di Masjidil Haram, Alquran tersedia dalam jumlah yang memadai untuk dipinjam. Tinggalkan saja Alquran pribadi Anda di penginapan. Alternatifnya, mengajilah dengan aplikasi Alquran di ponsel.

Jika Anda terbiasa mengenakan mukena, sebaiknya langsung pasang sejak dari penginapan. Dengan begitu isi tas Anda akan lebih ringan. Lantas, bawalah botol kosong di dalam tas untuk diisi air zamzam selepas tawaf. Agar tak berat saat dibawa tawaf/sa’i, usahakan botol minum sudah kosong atau tak telalu penuh. Galon air zamzam tersedia di banyak titik strategis di Masjidil Haram. Anda tak akan kesulitan mengisi ulang botol air minum.

Selain itu, masukkan sapu tangan handuk atau tisu ke dalam tas. Tanpa terasa, bulir-bulir air mata kerap menganak sungai di pipi. Kalau Anda memakai tisu, pastikan tisu bekasnya tidak tercecer. Bawa kantong kecil atau selipkan di tas hingga Anda menemukan tempat sampah.

 

sumber: IhramCoID

Persiapan Umrah Bagi Lansia

Pelaksanaan ibadah umrah dari segi waktu lebih fleksibel daripada ibadah haji. Setiap tahunnya, jumlah jamaah umrah asal Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara lainnya. Sebagian dari jamaah umrah tersebut adalah kaum lanjut usia atau biasa disebut lansia.

Ibadah umrah mempunyai keutamaan untuk memperoleh ampunan Allah SWT dan menutupi (kafarat) kesalahan-kesalahan yang diperbuat. Selain itu, dengan berjiarah ke Tanah Suci seorang Muslim dapat memperbaharui dan meningkatkan iman.

Ada beberapa kesiapan yang perlu dipersiapkan kaum lansia sebelum menunaikan umrah.

Pertama adalah setiap Muslim yang hendak berumrah perlu mempersiapkan niat yang bersih beribadah hanya karena Allah SWT. Meminta ampun dan bertobat kepada Allah SWT.

Niat yang baik hanya karena Allah harus dimiliki siapa saja, baik jamaah lajut usia maupun muda, yang ingin melaksanakan umrah.

Pasalnya, setiap Muslim yang memiliki niat beribadah karena Allah dengan tulus tidak akan merasa berat dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah umrah. Selian itu, niat yang ikhlas akan mendorong seseorang untuk beribadah lebih khusyu dan maksimal.

Tips kedua, adalah dengan memperdalam ilmu umrah  (rukun, wajib, sunnah, urutan, dan geraknya). Oleh karena itu, manasik umrah,, seperti ihram dari miqat, tawaf, dan sa’i sangat penting untuk dilakukan agar para lansia benar-benar memahami tata cara berumrah. Karena itu, peran pembimbing umrah sangat penting’”

Dari segi kekuatan fisik, kaum lansia memiliki keterbatasan dibandingkan orang muda. Oleh karena itu, imbuh dia, sebelum berangkat ke Tanah Suci, para lansia sebaiknya menjaga kesehatan.

Itu dapat dilakukan dengan  makan-makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat, dan tak banyak mengandung lemak. Jangan lupa pula istirahat yang cukup, dan olahraga ringan yang cocok untuk lansia. Ada baiknya, para lansia juga divaksin meningitis dan influenza agar tidak tertular penyakit. Persiapan obat-obatan juga sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan.

Para lansia diimbau untuk membawa perlengkapan seperlunya, antara lain pakaian secukupnya, bahan makanan yang kering, peralatan makan, kain ihram, sandal, pelengkapan mandi dan shalat.

Sebaiknya, golongan orangtua ini juga membawa uang secukupnya, dan tidak perlu membawa perhiasan mencolok. Saifullah mengungkapkan, bagi lansia yang kondisi fisiknya sudah tidak memungkinkan, dapat membawa pendamping untuk membantu segala aktivitas di Tanah Suci.

 

sumber:IhramCoID