Antisipasi Pneumonia, Jamaah Haji Diimbau Hidup Bersih

Jamaah haji harus mengonsumsi makanan bergizi dan jaga kesehatan.

Kondisi sebagian jamaah haji masih kelelahan setelah menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina). Sementara, suhu di Tanah Suci saat ini bisa berpengaruh pada kondisi fisik dan kesehatan jemaah, dan bisa meningkatkan kasus Pneumonia (radang paru-paru).  

Untuk mengantisipasi terkena penyakit itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk disiplin dalam menjalani pola hidup bersih.

“PPIH khususnya bidang kesehatan mengimbau jamaah haji untuk disiplin pola hidup bersih dan sehat,” ujar Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

“Disarankan jamaah untuk memakai masker, menghindari kontak fisik terutama dengan jamaah haji lain yang batuk atau pilek, serta mencuci tangan pakai sabun,”  ucap Fauzin.

Karena cuaca panas di Madinah juga, kata Fauzin, jamaah khususnya saat ziarah agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa payung atau topi, pelembab bibir dan  tabir surya.

“Selalu membekali dengan air mineral, minum yang cukup, jangan menunggu haus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas khususnya petugas kesehatan untuk konsultasi dan penanganan kesehatan bila dibutuhkan,” kata Fauzin.

Terkait fase kepulangan jamaah sendiri, menurut dia, hingga Rabu (12/7/2023) kemarin pukul 24.00 WIB jamaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 57.251 orang, tergabung dalam 149 kelompok terbang (kloter).

“Hari ini, 13 Juli  2023 jamaah  gelombang I yang diberangkatkan ke Tanah Air dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah berjumlah 6.325 jamaah atau 17 kloter,” jelas dia.  

Sementara, rencana keberangkatan Jamaah dan petugas dari Tanah Suci ke Tanah Air pada Jumat (14/7/2023) besok berjumlah 8.093 orang yang terbagi dalam 21 kloter. “Jamaah yang wafat hingga tanggal 12 Juli 2023 pukul 24.00 Wib sebanyak 588 orang. Suhu di Madinah hari ini 30°C s.d. 44°C dan di Makkah berkisar antara 31°C s.d. 41°C,” kata Fauzin.

IHRAM

Tips dari ‘Jabar’ untuk Jamaah Haji Cegah Heat Stroke

Aktivitas saat cuaca sangat panas memiliki risiko tinggi terjadinya heat stroke.

Melaksanakan Shalat Jumat di Masjidil Haram di Makkah maupun di Masjid Nabawi di Madinah, menjadi impian setiap Muslim, khususnya bagi para jamaah haji. Namun, di tengah cuaca di Tanah Suci yang panas, berpotensi mengganggu kesehatan.

Untuk itu, diperlukan sejumlah antisipasi agar para jemaah haji tetap bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman dan aman. Petugas Haji Daerah Provinsi Jawa Barat Bidang Kesehatan dari Kloter JKS 58, dr Dimas Erlangga Luftimas, mengatakan, jemaah tentunya harus memperhatikan kesehatannya pada saat berhaji.

Terlebih, saat ini cuaca di Arab Saudi mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih. Terutama jemaah lansia yang memang mendominasi kloter asal Jabar. Ia mencermati Shalat Jumat wajib bagi jemaah pria, sehingga diperkirakan jumlahnya akan membeludak.

Risiko kesehatan yang dapat terjadi adalah heat stroke atau serangan panas. Gangguan ini memiliki gejala-gejala bermacam-macam, mulai dari kebingungan, pusing, kejang, bahkan bisa menyebabkan kematian.

“Yang mesti dilakukan tentunya adalah, kita menghindari sumber panas tersebut bagaimanapun caranya. Jangan sampai tubuh atau kepala kita terpapar sinar matahari atau panas secara langsung,” kata Dimas, Jumat (9/6/2023).

Jemaah juga disarankan berangkat lebih pagi ke masjid, agar bisa masuk dalam ruangan masjid dan tidak akan terlempar ke halaman masjid. Upaya kedua, katanya, usahakan menggunakan penutup kepala dan kalau bisa dibasahi. Penutup kepala ini di antaranya berupa topi, kopiah, atau menggunakan sorban.

“Nah itu bisa dibasahi dulu, lalu letakkan di atas kepala, dan hal itu akan mencegah paparan panas langsung ke kepala kita dan juga ke bagian badan yang lainnya,” kata dia.

Dimas menjelaskan, heat stroke merupakan suatu kondisi kelainan kesehatan atau fisik yang disebabkan paparan panas berlebihan atau ekstrem.

Salah satu tandanya peningkatan suhu tubuh bisa sampai 41 derajat celcius, dan bisa disertai gejala-gejala penurunan kesadaran, mual muntah, penurunan nafsu makan, kejang otot kemudian penurunan kesadaran.

“Apapun aktivitas yang dilakukan di bawah cuaca yang sangat panas, itu memiliki risiko tinggi untuk terjadinya heat stroke,’’ tutur Dimas. Hal lain yang bisa dilakukan adalah memakai pakaian longgar.

Pakaian longgar memungkinkan ada jarak antara paparan panas ke pakaian dengan paparan panasnya ke badan. Kemudian minum lebih banyak air, sebagaimana jemaah haji membutuhkan frekuensi minum lebih banyak daripada biasanya akibat peningkatan penguapan air dari tubuh.

IHRAM

Solusi Jemaah Haji yang Tidak Bisa Mencium Hajar Aswad

Berikut ini adalah solusi bagi jemaah haji yang tidak bisa mencium  hajar aswad agar tetap mendapatkan kesunnahan menciumnya. Setiap jemaah haji disunnahkan ketika melakukan tawaf untuk mencium dan ber-istilam (menyentuh) hajar  aswad.

Pengertian istilam adalah menyentuh hajar aswad dengan tangan di setiap awal putaran tawaf. Kesunnahan tersebut didasarkan kepada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Sahabat Jabir Ra;

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: طَافَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌بِالْبَيْتِ ‌فِى ‌حَجَّةِ ‌الْوَدَاعِ عَلَى رَاحِلَتِهِ، يَسْتَلِمُ الْحَجَرَ بِمِحْجَنِهِ لأَنْ يَرَاهُ النَّاسُ، وَليُشْرِفَ وَلِيَسْأَلُوهُ، فَإِنَّ النَّاسَ غَشُوهُ.

Artinya; “Dari Jabir Ra ia berkata; ‘Pada saat haji wada` Rasulullah Saw tawaf di baitullah di atas kendaraan. Lalu Rasulullah Saw ber-istilam kepada hajar aswad dengan tongkatnya agar manusia bisa melihatnya dan mendekat sembari bertanya. Karena pada saat itu para jemaah mengerumuninya.” (HR. Muslim).

Lalu apakah ada solusi agar tetap mendapatkan keutamaan mencium batu hitam yang sangat didambakan oleh banyak orang? Mari simak penjelasannya.

Banyak sekali keterangan dalam literatur kitab fikih yang menjelaskan solusi yang bisa dilakukan oleh jemaah haji agar tetap mendapatkan keutamaan mencium dan istilam hajar aswad.

Salah satunya sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha Ad-Dimyathi dalam kitabnya I`anatut Thalibin;

فإن عجز عن التقبيل استلم بيده اليمنى، فإن عجز عنه فباليسرى، فإن عجز عن استلامه استلمه بنحو عود ثم قبل ما استلم به، فإن عجز عن استلامه أشار إليه بيده أو بشئ فيها ثم قبل ما أشار به.

Artinya; “Jika tidak mampu mencium (hajar aswad) maka beristilam dengan tangan kanannya, jika tak mampu dengan tangan kirinya, jika tidak mampu istilam dengan tangan, maka istilam dengan kayu kemudian mencium kayu yang digunakan istilam tersebut.

Jika sama sekali tak mampu  ber-istilam, maka istilam dengan isyarah tangan atau dengan sesuatu yang ada di tangan lalu menciumnya (barang yang digunakan isyarah).

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa solusi bagi jemaah haji yang sulit untuk mencium dan menyentuh langsung hajar aswad (istilam) maka cukup dengan berisyarah dengan tangan atau sesuatu yang lain dan lalu menciumnya. Wallahu a`lam.

BINCANG SYARIAH

Tips Bagi Jamaah Haji dari Madinah yang Baru Tiba di Makkah

Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Sebanyak 58.981 jamaah haji Indonesia dari 153 kloter telah diberangkatkan ke Madinah. Sementara, 48.603 Orang jamaah haji masih berada di Madinah menunggu jadwal keberangkatan menuju Makkah.

Untuk hari ini dijadwalkan, 6.573 jamaah haji dari 17 kloter berangkat ke Makkah. Adapun jadwalnya, ada 11 kloter dijadwalkan berangkat pukul 8.00 Waktu Arab Saudi (WAS), dua kloter pada pukul 14.00 WAS, dan empat kloter pada pukul 18.00 WAS.

Nana Sudiana, jamaah haji dari SOC 10 berbagi kiat bagi Jamaah haji dari Madinah yang bari tiba di Makkah :

Pertama, hapalkan nama dan lokasi pemondokan (hotel).

Begitu sampai di pemondokan (hotel), jamaah haji bisa langsung meminta kartu nama hotel dan mencatat nama hotelnya.

Catat, bila perlu memfoto nama hotel di bagian depan gedung tersebut.

Jamaah juga bisa memastikan men-tag nama hotel di peta digital yang ada di telepon seluler masing-masing. Dari peta digital ini juga bisa dilihat, bangunan apa saja yang berada di sekitar hotel.

Tak lupa, dalam peta digital tadi, lihat juga arah, rute serta jarak tempuh hotel ke masjidil haram, baik bila dengan berjalan kaki atau dengan mobil.

Mengenal dengan baik nama hotel dan letaknya, di tengah bangunan yang hampir serupa akan menjadi kunci jamaah haji tak tersesat ketika menuju atau pulang dari masjidil haram. 

Kedua, kenali pintu masuk masjid dengan baik.

Menurut Nana yang juga Direktur Akademizi ini, Masjidil haram memiliki luas bangunan yang sangat besar. Luasnya sekitar 365 ribu meter persegi. Sebelum dilakukan revitalisasi, keseluruhan pintu masuk Masjidil Haram berjumlah 120 buah. 

Dari semua pintu, mengelompok menjadi lima pintu utama. Perinciannya mulai dari pintu bernama Bab King Fahad, nama ini mencakup pintu masuk nomor 70 hingga 93. Bab Umrah, King Abdul Aziz, King Abdullah, dan Safa Marwah mencakup pintu-pintu bernomor 20 sampai 25. 

Kelompok pintu King Fahd, King Abdul Aziz dan King Abdullah akan mengarahkan pada masjid baru hasil revitalisasi Masjidil Haram. Posisinya tepat menghadap Hotel Dar at Tauhid Continental serta Zam-zam Tower.

“Penamaan pintu ini sebenarnya ditujukan agar mudah dihafal jamaah,” kata dia.

Agar tak tersasar, jamaah haji bisa menghafalkan atau mencatat pintu masuk-nya. Bila sempat, foto saja dengan gadget masing-masing, nama pintu masuk dan nomor pintunya yang dilewati agar bisa dilihat kembali saat akan keluar masjid. 

Ketiga, temui petugas haji saat ada kendala.

Jamaah haji dari Indonesia dianggap paling beruntung, mengingat demikian banyaknya petugas dan pendamping haji yang disediakan untuk membantu jamaah. 

Para petugas di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja selama 24 jam di masjid di Masjidil haram, bahkan sejak dari hotel tempat jamaah haji menginap hingga di terminal-terminal bus shalawat serta di titik-titik tertentu pada rute-rute yang jamaah haji lalui. 

“Kadang ada sejumlah petugas yang memang sengaja menyisir jamaah yang tersesat atau tertinggal dari kelompoknya,” kata Nana.

Jadi bagi jamaah haji yang memiliki kendala, seperti lupa jalan kembali ke hotel, atau tertinggal dengan rombongan, pastikan bisa menemukan petugas haji Indonesia dan mintalah pertolongan mereka. Petugas haji ini mudah dikenali kerena mereka mengenakan seragam lengkap dan rompi dengan tulisan “Petugas Haji Indonesia Tahun 2023”.

Disebut Nana, keberadaan mereka juga tersebar di titik-titik strategis sekitar masjidl Haram, terminal bus shalawat serta sekitar pemondokan jamaah haji.

Apabila di antara jamaah haji juga mengalami kendala, seperti hilang barang, bingung mencari hotel dan lainnya, bisa segera temui petugas dan melaporkannya. Para petugas ini nanti dengan sigap akan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Keempat, Kalau ragu dan tidak menguasai situasi dan kondisi, jangan pergi sendirian

Bagi jamaah haji, Nana menyarankan pergi berombongan atau berkelompok akan lebih aman. Karena sejatinya, pergi sendirian memiiki potensi tersasar lebih tinggi. Apalagi bagi jamaah haji yang berkategori lansia. 

Mengingat banyaknya jamaah lansia, disarankan ketika mereka hendak pergi ke masjidil Haram ajaklah beberapa orang dalam regu atau rombongan. 

“Dan kalaupun ketika bersama-sama ini juga tersasar, situasinya akan lebih aman,” kata Nana.

Pertama akan saling mengingatkan rute yang telah dilewati, dan kedua, bisa tenang secara psikologis, karena walau tersasar ada yang menemani.

“Jamaah yang berkelompok tidak akan mudah jatuh pada kepanikan atau stres. Dengan adanya beberapa orang, mereka lebih mudah mencari solusi bersama,” kata Nan

Kelima, selalu membawa serta alas kaki

Alas kaki atau sandal perlu mendapat perhatian khusus jamaah haji saat masuk ke masjid. Ini terkadang menjadi sumber kepanikan ketika jamaah hanya menaruh di rak yang ada di dekat pintu masuk masjid.

Sebaiknya, kata Nana, sandal atau alas kaki dimasukan dalam kantong khusus dan dibawa kemanapun jamaah berada saat di dalam masjid. 

Begitu jamaah haji keluar masjid, ia tak perlu lagi mencari dimana posisi sandalnya berada. Ini juga sekaligus mengantisipasi bila ternyata pintu keluar dari masjid berbeda dengan pintu ketika masuk. 

Beberapa kejadian, karena jamaah menemukan sandalnya, ia terpaksa keluar masjid tanpa alas kaki. Bila dipaksakan, apalagi untuk berjalan kaki menuju terminal bus shalawat yang agak jauh, kaki jamaah bisa terluka atau melepuh. Apalagi ketika kejadian-nya di siang hari yang panas. 

IHRAM

Tips Sa’i Aman Bagi Jamaah Risti dan Lansia

tempat sa’i semakin diramaikan jamaah haji dari berbagai kawasan.

Haji merupakan jenis ibadah yang memerlukan ketahanan fisik. Bagi jamaah yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia (lansia), dibutuhkan strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik dan aman, terutama saat Sa’i.

Tips berikut bisa dilakukan jamaah risti dan lansia saat menjalankan sa’i. Jamaah bisa menggunakan metodenya istirahat-istirahat,” kata Juru Bicara PPIH Pusat, Ramadhan Harisman, dalam keterangan pers yang didapat Republika.co.id, Ahad (11/6/2023).

Dari Safa ke Marwa, jamaah disebut harus jalan kaki kurang lebih 400 meter. Saat jalan dari Safa ke Marwa jamaah bisa berhenti sejenak dan istirahat dulu, lalu berdoa selama dua menit untuk menurunkan denyut nadi.

Adapun yang terpenting, Ramadhan meminta jamaah untuk memberikan kesempatan jantung beristirahat supaya tidak terlalu terforsir. Setelah istirahat sejenak, jamaah bisa kembali berjalan.

“Setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya sa’i lebih lama, tapi lebih aman,” kata dia.

Ia pun menyebut ada baiknya jamaah yang masih muda dan sehat dapat mendampingi jamaah risti dan lansia. Hal ini bertujuan agar mereka tidak tertinggal dengan kelompoknya.

Jamaah yang memiliki riwayat penyakit jantung dan Penyakit Paru Osbstruktif Kronis (PPOK) disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas akan terus memantau jamaah risti karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 10 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jumlah total kedatangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 118.541 orang atau 308 kelompok terbang (kloter).

“Jumlah jamaah dan petugas yang didorong hari ini dari Madinah ke Makkah sebanyak 6.270 orang atau 16 kloter,” ujar dia.

Disampaikan Ramadhan, terdapat tiga jamaah haji yang meninggal dunia di Makkah. Mereka atas nama Acu Sanan Inun asal kloter JKS 40, Bhunidhi Sahumi Samit asal kloter SUB 08, serta Asnawi Said Mihi asal kloter SUB 43

Sampai saat ini, jumlah jamaah haji yang wafat di Makkah sebanyak 15 orang. Secara keseluruhan, jamaah yang wafat berjumlah 40 orang dan sesuai ketentuan mereka akan dibadalhajikan. 

IHRAM

Muamalat Mudahkan Transaksi Jamaah Haji di Tanah Suci

Hal ini sesuai komitmen Bank Muamalat menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memberikan kemudahan bagi jamaah haji yang ingin bertransaksi di Tanah Suci, Arab Saudi, melalui melalui Kartu Shar-E Debit Muamalat.

Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Kamis (1/6/2023) menjelaskan, kartu Shar-E Debit Muamalat berlogo VISA bisa digunakan di mesin ATM dan Electronic Data Capture (EDC) berlogo VISA/Plus di Arab Saudi. Selain itu, kartu tersebut juga bisa digunakan di mesin ATM milik Bank Al Rajhi yang tersebar di Kota Makkah, Madinah hingga Jeddah di Arab Saudi.

Indra menjelaskan, kelebihan dari Kartu Shar-E Debit Muamalat adalah tersedia pilihan transaksi bahasa Indonesia saat bertransaksi di ATM. Hal tersebut bermanfaat dan memberikan nilai tambah kepada para nasabah Bank Muamalat yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. “Hal ini pun sejalan dengan komitmen Bank Muamalat untuk senantiasa berkontribusi terhadap kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji,” kata Indra.

Dia melanjutkan, setiap bertransaksi tarik tunai di ATM berlogo VISA/Plus di Arab Saudi, nasabah mendapatkan subsidi biaya tarik tunai, maksimal tiga kali dalam sebulan untuk kartu Shar-E Debit Ihram, dengan kurs yang kompetitif. Selain itu, terdapat pula subsidi belanja yang berlaku di toko atau pedagang berlogo VISA/Plus dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Indra mengatakan kartu Shar-E Debit Muamalat sudah bisa digunakan untuk bertransaksi secara online di berbagai e-commerce atau online shop dengan fitur keamanan yang sudah tersertifikasi oleh VISA (Verified by VISA Secure Code). Dia menjelaskan pengamanan transaksi pada fitur tersebut menggunakan teknologi 3D Secure dengan validasi One Time Password (OTP) berupa PIN 6 digit yang dikirimkan melalui SMS.

“Tujuan OTP adalah untuk memastikan keamanan transaksi antara pedagang dan pelanggan seolah keduanya bertransaksi secara tatap muka,” ujar Indra.

Bank Muamalat memiliki produk perbankan bagi masyarakat yang ingin merencanakan ibadah haji yang bernama Tabungan iB Hijrah Haji, yang mana basabah yang membuka tabungan ini akan dibekali dengan kartu Shar-E Debit yang bisa digunakan untuk bertransaksi di Tanah Suci. Selain itu, masyarakat juga dapat mempersiapkan langkah #HajiAnakHebat dengan Tabungan iB Hijrah Haji, sehingga putra-putrinya dapat menabung sejak dini, dan dapat beribadah dengan kondisi prima di usia muda.

IHRAM

Tips Menjaga Kesehatan untuk Jamaah Haji

Jamaah haji diimbau menggunakan APD saat keluar hotel.

Oleh Fuji Eka Permana dari Makkah, Arab Saudi

Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah sangat mengimbau jamaah haji agar memperhatikan kondisi tubuhnya agar tetap sehat. Ada beberapa tips yang jamaah haji bisa lakukan untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat.

Kepala KKHI Makkah, Edy Supriatna mengatakan, ibadah haji adalah aktivitas fisik. Di samping itu, jamaah haji yang tiba di Madinah dan Makkah akan terpapar suhu udara yang panas dengan kelembabannya yang rendah.

“Untuk antisipasi itu, sehari-hari (jamaah haji) mengonsumsi makanan yang disediakan. Kemudian minum air ditambah oralit, minum 200 ml per jam ditambah oralit satu saset per hari itu support agar tidak dehidrasi,” kata Edy di Makkah, Sabtu (3/6/2023)

Ia mengingatkan, demi menjaga kesehatan, jamaah haji yang sudah ada di Makkah sebelum umroh wajib, sebaiknya istirahat dulu. Jika jamaah haji hendak keluar dari hotel, menggunakan payung, topi, semprotan wajah untuk mendinginkan wajah, dan pakai kacamata hitam, agar jamaah haji tidak kena terik matahari secara langsung.

Terkait jamaah haji lansia perlu didampingi. Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jamaah haji lansia didampingi oleh jamaah haji yang tidak lansia. Jadi sesama jamaah haji saling membantu.

“Kalau ingin melakukan aktivitas ibadah, itu (jamaah haji lansia) betul-betul didampingi, kalau perlu didampingi dalam melakukan ibadah gunakan kursi roda dan lain-lain dan terus didampingi sampai selesai ibadahnya,” ujar Edy.

Edy menambahkan, jika jamaah haji lansia memiliki komorbid, tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat berada di Makkah.

“Nanti mulai tanggal 5 Juni 2023 coba kita fasilitasi pemeriksaan medical check up, harapannya jamaah haji dari Madinah yang tidak dilakukan medical check up di Madinah akan kita lanjutkan pemeriksaan fisik di sini,” ujarnya.

Edy menyampaikan, jamaah haji gelombang dua akan dilakukan Medical Check Up untuk persiapan Armuzna. Kemudian, saat kepulangan jamaah haji, mereka juga diperiksa lagi. Di KKHI juga ada program poli risti untuk mendukung jamaah haji lansia.

Ia mengingatkan, jamaah haji yang punya komorbid, saat beraktivitas harus tahu diri. Disesuaikan aktivitas fisiknya, jangan memaksakan diri kalau tidak memungkinkan.

“Konsultasi dengan dokter pendamping di kloter, di sektor juga sudah kami lengkapi dokter spesialis sehingga bisa berkonsultasi jika diperlukan bisa minta teman-teman sektor dan tenaga kloter, itu layanan yang diterima di KKHI Makkah, semoga jamaah sehat bisa menjalankan ibadah dengan baik jadi haji mabrur,” jelas Edy.

IHRAM

Penanganan Pertama Kaki Melepuh pada Jamaah Haji

Menggunakan alas kaki merupakan langkah utama pencegahan kaki melepuh.

uasa panas yang menyengat dengan suhu harian berkisar 38-40 derajat Celsius memungkinkan jamaah rentan alami kaki melepuh. Untuk itu, jamaah diingatkan mengenakan alas kaki selama beraktivitas di luar ruangan.

Kasi Layanan Penghubung Kesehatan Daker Madinah dokter Desnita mengatakan, menggunakan alas kaki merupakan langkah utama pencegahan kaki melepuh. Andai jamaah khawatir alas kaki hilang, maka ada baiknya bawa kantong plastik atau tas kecil yang cukup untuk membawa alas kaki.

Langkah selanjutnya, keberadaan botol air minum juga sangat penting. Selain untuk mencegah dehidrasi, air dalam botol minum ini bisa digunakan sebagai penanganan pertama kaki melepuh.

“Sebenarnya penanganan bisa dilakukan dengan menggunakan air dari keran yang mengalir. Fungsi air ini untuk menurunkan suhu panas pada kaki agar segera turun. Makanya ketika kaki sudah berasa panas ada baiknya berhenti terlebih dahulu selama setengah jam agar melepuhnya tidak melebar,” ujar dia.

Karenanya, kata dia, ketika jamaah sudah merasa panas kakinya hindari melanjutkan perjalanan. Siram kaki yang panas dengan air jangan pakai odol. Pengunaan odol ini justru membuat panas tidak keluar.

“Tidak disarankan itu,” kata dia.

Apabila suhu kaki sudah turun dan bisa melanjutkan perjalanan segera oleskan krim sebagai langkah penanganan berikutnya. 

IHRAM

Tips Agar Menjadi Haji Mabrur

 Berikut tips agar menjadi haji mabrur. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Haji yang diterima atau disebut sebagai haji mabrur adalah haji yang dilakukan dengan ikhlas, sesuai tuntunan Rasulullah SAW, dan mendapatkan ridha Allah SWT.

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu109) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.

Tips Agar Menjadi Haji Mabrur

Dalam upaya untuk mendapatkan haji mabrur, ulama telah memberikan petunjuk dan pedoman yang lengkap. Berikut adalah beberapa tips agar mendapatkan dan menjadi haji mabrur menurut ulama.

  1. Memperbarui Niat dan Meningkatkan Iman

Niat yang tulus dan iman yang kuat merupakan fondasi utama untuk mendapatkan haji mabrur. Seorang Muslim harus memiliki niat yang murni dan benar-benar ikhlas dalam menjalankan ibadah haji.

Dalam kitab “Fathul Majid” karya Syaikh Abdul Rahman bin Hasan Al-Alshaikh, dijelaskan pentingnya niat yang tulus dan kuat dalam melakukan segala ibadah, termasuk haji.

“إن النية المخلصة هي أساس العبادة، فعلى المسلم أن يكون له نية طاهرة وصادقة في أداء مناسك الحج، وهذا ما يشرحه الشيخ عبد الرحمن بن حسن الألشيخ في كتابه “فتح الماجد”.

Artinya: Niat yang tulus adalah dasar ibadah, sehingga seorang Muslim harus memiliki niat yang murni dan tulus dalam melakukan manasik haji, dan inilah yang dijelaskan oleh Sheikh Abd al-Rahman bin Hassan al-Sheikh dalam bukunya “Fath al-Majid. ”

2. Memperdalam Pengetahuan tentang Rukun dan Sunnah Haji

Sebelum melaksanakan haji, penting untuk memperdalam pengetahuan tentang rukun dan sunnah haji. Kitab “Bidayatul Mujtahid” karya Ibnu Rusyd memberikan penjelasan mendalam tentang tata cara haji berdasarkan dalil-dalil syar’i.

Dengan memahami rukun dan sunnah haji, seorang Muslim dapat menjalankan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

3. Memperbaiki Akhlak dan Meningkatkan Ketaqwaan

Selain melaksanakan rukun-rukun haji secara fisik, penting juga untuk memperbaiki akhlak dan meningkatkan ketaqwaan. Kitab “Riyadhus Shalihin” karya Imam Nawawi memberikan panduan mengenai akhlak yang harus ditingkatkan dalam menjalankan ibadah haji. Dengan memiliki akhlak yang baik dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, seorang Muslim dapat meraih haji mabrur.

4. Berbuat Baik kepada Sesama

Dalam menjalankan ibadah haji, seorang Muslim juga harus berbuat baik kepada sesama manusia. Bantuan kepada orang lain, berbagi rezeki, dan menahan diri dari sikap buruk adalah beberapa bentuk kebaikan yang harus diperhatikan.

Dalam kitab “Al-Adab al-Mufrad” karya Imam Bukhari, terdapat hadis-hadis yang menunjukkan pentingnya berbuat baik kepada sesama dalam mendapatkan haji mabrur.

5. Menghindari Dosa dan Perbuatan Haram

Untuk mendapatkan haji mabrur, seorang Muslim harus menjauhi dosa dan perbuatan haram. Mengikuti tuntunan syariat Islam, menjaga lidah dari ghibah (mencela), memelihara pandangan dari hal-hal yang terlarang, dan menjauhi perbuatan maksiat adalah beberapa langkah penting dalam mencapai haji mabrur.

Kitab “Mukhtasar Minhajul Qashidin” karya Imam Ibn Qudamah Al-Maqdisi menjelaskan mengenai pentingnya menjaga diri dari dosa dalam pelaksanaan ibadah.

Dalam rangka mendapatkan haji mabrur, sangat penting bagi seorang Muslim untuk memperbarui niat, memperdalam pengetahuan tentang haji, memperbaiki akhlak, berbuat baik kepada sesama, serta menghindari dosa dan perbuatan haram.

Pedoman-pedoman ini didasarkan pada kitab-kitab klasik seperti “Fathul Majid” karya Syaikh Abdul Rahman bin Hasan Al-Alshaikh, “Bidayatul Mujtahid” karya Ibnu Rusyd, “Riyadhus Shalihin” karya Imam Nawawi, “Al-Adab al-Mufrad” karya Imam Bukhari, dan “Mukhtasar Minhajul Qashidin” karya Imam Ibn Qudamah Al-Maqdisi.

Dengan mengikuti petunjuk ulama dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara konsisten, diharapkan setiap Muslim dapat meraih haji mabrur yang diiringi ridha Allah SWT. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dengan sempurna dan mendapatkan haji mabrur.

Demikian penjelasan terkait tips agar menjadi haji mabrur. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Kiat Jaga Kebugaran Tubuh untuk Lansia

Calon jamaah haji lansia diimbau menjaga kebugaran tubuh menjelang keberangkatan haji.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau calon jamaah haji lansia untuk menjaga kebugaran tubuh menjelang keberangkatan haji pada 24 Mei 2023.

Kepala Dinkes Kepri Mohammad Bisri mengatakan, dalam pelaksanaan manasik haji yang dilakukan di tingkat kota dan kecamatan telah disampaikan kiat-kiat atau tips menjaga daya tahan tubuh saat menjalan ibadah di Tanah Suci.

“Jamaah harus ikuti instruksi yang telah disampaikan dalam manasik haji. Apa saja yang harus dilakukan dan menjaga kesehatannya. Perlu menjaga kesehatan agar selalu bugar saat pelaksanaan haji,” kata Bisri saat dihubungi di Batam, Kamis.

Ia menyampaikan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh pada saat menjalankan ibadah haji, lansia juga harus dalam pengawasan tim medis selama di Tanah Suci.

“Kalau yang harus minum obat, ya harus teratur minumnya, ikuti arahan dokter. Jadi ambil jalan tengahnya, yang penting jamaah lansia itu dalam pengawasan dan terkontrol kondisi kesehatannya. Lansia itu risiko dari sisi sakit,” kata dia.

Lebih lanjut, Bisri memastikan sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci, jamaah calon haji akan dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala. “Semua jamaah diperiksa kesehatannya sebelum berangkat, makanya di dalam kloter ada nakes yang mengawal mereka,” ujar dia.

Kata Bisri, jika dari hasil pemeriksaan yang menyatakan kemampuan fisik calon haji lansia tidak diperbolehkan berangkat karena alasan medis, calon haji yang bersangkutan tidak akan diberangkatkan.

“Begitu juga sebaliknya, walaupun tua tidak bisa jalan tapi fisiknya kuat dan sehat tetap boleh berangkat. Walaupun dia di kursi roda, yang penting jantungnya terkontrol, misalnya kena sakit kencing manis, tapi terkontrol juga tidak apa, yang dipastikan itu,” ujar dia.

sumber : Antara