Keluarga Korban Tragedi Mina Sesalkan Telatnya Informasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Keluarga korban tragedi jamaah haji di Mina menyesalkan terlambatnya informasi mengenai kondisi keluarga mereka di Mina. Hal tersebut membuat keluarga cemas menanti kepastian informasi dari pihak berwenang. Sementara pemberitaan di sejumlah media ramai memberitakan banyaknya jamaah haji yang hilang.

Warga Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Riri (35 tahun) mengatakan, kakak kandungnya bernama Asep Ukanda Saputra (36) dan istrinya Debi Merlinda Yani (35) menjadi korban tragedi Mina. Mereka menjadi jamaah haji kloter 61 JKS dari KBIH Persatuan Islam Kabupaten Bandung.

Riri mengaku, pihak keluarga baru mendapat pengumuman kemarin. Dalam pengumuman tersebut saudara Debi sudah teridentifikasi dan dinyatakan meninggal dunia di Mina. “Sementara untuk kakak Asep sampai hari ini belum teridentifikasi dan dinyatakan masih hilang,” kata Riri, Senin (28/9).

Rini bersama keluarga dan kerabatnya berukumpul di rumah orang tua mereka di Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya pada Senin (28/9). Sambil menangis Rini menyesalkan telatnya informasi dari pihak berwenang di Arab Saudi dan pemerintah Indonesia.

Rini mengungkapkan, pihak KBIH rombongan kakaknya sudah mendapatkan informasi jumlah korban dan yang hilang kontak. Waktu itu ada sekitar 17 belas orang korban tragedi Mina yang diinformasikan KBIH rombongan kakaknya. Namun pihak pemerintah baru menyatakan ada tiga orang yang teridentifikasi meninggal dunia. Menurutnya, hal tersebut membuat keluarga korban cemas dan menanti-nanti informasi yang sebenarnya.

Riri bersama keluarga berharap korban tragedi Mina segera dapat ditemukan oleh pihak yang berwenang. Agar keluarga korban segera mendapat kabar dan kepastian. “Pihak pemerintah jangan menutup-nutupi dan berikan informasi kepada keluarga korban secepatnya,” ujar Rini.

Riri menjelaskan, kendati kakak kandungnya masih dinyatakan hilang, KBIH rombongan kakaknya telah mengatakan kemungkinan besar jamaah haji yang hilang kontak telah meninggal.

Riri menceritakan, pada Jumat (25/9) pukul 23.00 wib, pihak keluarga mencoba menghubung handphone (Hp) Asep. Saat ditelepon sempat tersambung. Kemudian ada yang menjawab dengan bahasa Arab. Selanjutnya diajak berbicara bahasa Inggris oleh pihak keluarga.

“Namun setelah itu sampai hari ini hilang kontak dan tidak bisa tersambung lagi semoga segera dapat ditemukan,” ujar Riri sambil menangis.

Redaktur : Indira Rezkisari
Reporter : C10

Ini Analisa Ilmiah Tragedi Mina

Ketika kerumunan sudah sangat padat, gerakan tubuh akan mentransfer kekuatan ke tubuh lainnya. Dan itu mungkin menjadi ‘kunci’.

Ilmuwan turut menganalisa tentang tragedi Mina. Menurut mereka, ketika terlalu banyak orang berkerumun dalam sebuah ruangan yang sempit, maka situasinya bisa sangat berbahaya.

Dan itu mungkin menjadi kunci untuk memahami tewasnya lebih dari 700 jemaah haji di Mina pada Kamis, 24 September kemarin.

“Ini sebagian besar karena faktor fisik, bukan psikologis,” kata Dirk Helbing, seorang profesor ilmu sosial komputasi di ETH Zurich, Swiss. Helbing telah banyak mempelajari tentang kaitan kerumunan dengan bencana.

Ketika kerumunan sudah sangat padat, gerakan tubuh akan mentransfer kekuatan ke tubuh lainnya. Kekuatan ini dapat bertambah dan menciptakan gerakan tak terkendali di kerumunan seperti aksi mendorong.

“Akibatnya … sebagian dari mereka akan jatuh dan diinjak-injak oleh yang lainnya. Atau mereka mati lemas karena tertimpa orang lain di atasnya,” katanya.

Dan hal ini bisa terjadi dengan sangat cepat. Bahkan insiden kecil seperti dua orang yang berkelahi atau mencoba mengalahkan orang banyak maka dapat dengan cepat membentuk kerumunan skala besar.

Semakin banyak orang terlibat di dalamnya, kerumunan akan mulai terbentuk dan menciptakan situasi yang mematikan.

“Jadi masalah kecil berubah menjadi masalah besar yang tidak dapat dikontrol lagi,” kata Helbing. Kerumunan dalam jumlah besar bisa menjadi tidak terkendali dengan cepat.

Bahkan bagi mereka yang bisa bertahan, tekanan dari tubuh orang-orang di sekitarnya akan terbentuk, sehingga mereka tidak bisa bernapas.

“Orang tidak mati karena mereka panik. Mereka panik karena mereka sedang sekarat,” kata Keith Still, seorang profesor ilmu kerumunan di Manchester Metropolitan University, Inggris.

Still, yang telah bekerja di manajemen kerumunan haji dengan para pejabat keamanan di masa lalu tetapi tidak memiliki pengetahuan langsung tentang situasi tahun ini, mengatakan bencana pada Kamis kemarin muncul akibat dari terlalu banyak orang terjebak di ruang yang terlalu sempit.

“Setiap sistem memiliki batasnya, termasuk jumlah orang yang bisa melewatinya,” kata Still. “Ketika jumlahnya berada di atas batas, risiko akan meningkat secara cepat.”

Pada kasus haji tahun ini, ia mengatakan, sistem yang digunakan sepertinya telah melampaui kapasitas yang aman.

Still mengatakan salah satu strategi yang efektif untuk menjaga keselamatan orang banyak di kerumunan adalah melakukan pendekatan buka-tutup. Orang-orang disuruh berhenti sementara dan kemudian dilepas. “Hal itu akan menciptakan jeda atau ruang,” kata Still.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan kecelakaan diduga akibat bertemunya dua gelombang jemaah di persimpangan. Raja Salman telah berjanji melakukan penyelidikan yang cepat untuk meningkatkan manajemen kerumunan.

Insiden haji seperti itu terakhir terjadi pada sembilan tahun yang lalu di dekat lokasi yang sama. (Ism, Sumber: Washingtonpost.com)

 

Dream.co.id

Berikut Daftar 19 Jamaah Haji Indonesia yang Wafat dalam Tragedi Mina

Ribuan jamaah berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, ketika berjalan kaki menuju Jamarat pada Kamis (24/9). Akibatnya, lebih dari 700 jamaah haji meninggal dunia dan 853 jamaah mengalami luka.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyatakan 19 jamaah haji Indonesia meninggal dalam kejadian itu. Lima mukimin atau warga negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi juga dinyatakan wafat. Enam orang juga masih dirawat di rumah sakit karena luka.

Berikut daftar nama korban wafat dan dirawat asal Indonesia seperti seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Ratna Puspita langsung dari Makkah:

19 Jamaah wafat:
1. Hamid Atwi Tarji Rofia, kloter SUB 48 nomor paspor B1467965;
2. Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar, kloter BTH 14 nomor paspor A2708446;
3. Abdul Karim Sumarmi Idris, kloter SUB 48 nomor paspor B1023417;
4. Abdul Halim bin Ali Satina, kloter SUB 48 nomor paspor A4514455;
5. Eti Kusmiati Idit Supriadi, kloter JKS 61 nomor paspor B0932959;
6. Nani Unah Ratnani, kloter JKS 61 nomor paspor B0745299;
7. Mohammad Yuhan Suprianto, kloter JKS 61 nomor paspor A5737138;
8. Koko Koswara Oyong Suwaryo, kloter JKS 61 nomor paspor B0732931;
9. Adryansyah Idris Usman, kloter BTH 14 nomor paspor A3826040;
10. Dede Kurniasih Sulaeman, kloter JKS 61 nomor paspor B0745305;
11. Dadang Barmara Memed, kloter JKS 61 nomor paspor B0214365;
12. Yahman Mistan Meslan, kloter UPG 10 nomor paspor B0693120;
13. Ratna Abdul Gani Muhammad, kloter BDJ 1 nomor paspor A0912791;
14. Susimah Slamet Abdullah, kloter SOC 62 nomor paspor B0874968.
15. Nero Sahi Astro, kloter SUB 48 nomor paspor B1225386;
16. Rochmani Pawiroredjo Karsodikromo, kloter SUB 61 nomor paspor B1045049;
17. Siti Muanifah Zainudin Sahlan, kloter SUB 61 nomor paspor B1469941;
18. Rasno Asyidik Kardan, kloter JKS 61 nomor paspor B0745304;
19. Sri Prabandari Markani, kloter SOC 62 nomor paspor B0875692.

Tiga mukimin wafat ketika berhaji:
1.  Akhmad Jamhuri bin Hisyam, nomor iqomah 2362046928;
2.  Wartoyo Usman Kalib, nomor iqomah 2389005337;
3.  Asdinur Sanuri Hamzah nomor iqomah 2381436951.

Enam orang jamaah haji Indonesia dirawat
1. Zulaiha Alam dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1306305 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina.
2. Ubaid bin Komaruddin dari kloter JKS 61 dengan nomor paspor B0745300 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina.
3. Ending bin Rukanda dari kloter JKS 61 dengan nomor paspor B0745297 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina.
4. Arninda Idris dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1307797 saat ini dirawat di RSAS King Abdullah.
5. Fadillah Nurdin dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1306258 saat ini dirawat Klinik 107 Makkah.
6. Yusniar Abdul Malik dari kloter MES 7 dengan nomor paspor B1060451 saat ini dirawat di RSAS King Fahd Angkatan Bersenjata di Jeddah.

 

 

Redaktur :

  • Angga Indrawan

 

sumber: Republika Online