Tradisi Tak Makan Daging Alias Vegetarianisme (2)

ADALAH Jeremy Bentham, seorang filosof Inggris tahun 1789, yang mengkampanyekan vegetarianisme di Barat. Tentang tak bolehnya membunuh binatang dia berkata bahwa pertanyaannya bukanlah “apakah binatang itu berakal?” Dan bukan pula pertanyaan “apakah binatang itu berbicara?” Pertanyaan yang harusnya diajukan adalah “apakah binatang itu merasa sakit dan menderita ketika dibunuh?”

Lihatlah ketika binatang disembelih, bukankah ia melakukan perlawanan di tengah ketidakberdayaannnya? Sungguh pertanyaan ini lumayan menjadikan kita tersentak walau sudah sering melihat binatang diikat dan disembelih. Bahkan, Bentham tidak lagi mempertanyakan apakah binatang itu memiliki jiwa (soul), sebuah pertanyaan yang seringkali menjadi dasar pokok setiap agama untuk menghormati manusia.

Pola pandang Jeremy Bentham berangkat dari filsafat etika utilitarian yang berprinsip bahwa ajaran benar dan salah merupakan upaya mempromosikan bahagia dan menghilangkan derita dalam bentuk apapun dan pada siapapun. Jiwa tidak benar-benar berkaitan dengan hal ini.

Lebih jauh lagi, pembunuhan binatang bukan tidak mungkin menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem yang pada akhirnya merugikan manusia. Ujung-ujungnya, manusia juga yang akan menderita.

 

 

Mantap sekali bangunan logika pro vegetarianisme ini. Lantas bagaimanakah dengan pandangan yang tetap memperkenankan makan daging? Salahkah logika agama-agama langit yang membolehkan makan daging? Jangan terburu-buru mengernyitkan dahi. Ulasan belum selesai.

Walaupun saya sendiri saat ini lebih suka makan buah dan sayuran, saya tidak sefanatik Jeremy Bentham karena nama saya Ahmad Imam Mawardi. Ikuti saja uraian berikutnya. Yang jelas, membunuh dengan tujuan membasmi tidaklah sama dengan menyembelih dengan tujuan menjadikannya semakin bermanfaat sesuai fungsinya. Para pemakan daging sudah merasa lebih bahagia kan? Salam, AIM@PPK Alif Laam Miim Surabaya. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2370985/tradisi-tak-makan-daging-alias-vegetarianisme-2#sthash.qLfiHzak.dpuf

Tradisi Tak Makan Daging Alias Vegetarianisme (1)

TRADISI tidak makan daging hewan atau binatang sesungguhnya adalah tradisi yang sangat tua sekali usianya. Di beberapa negara timur, sebut misalnya India, tradisi ini didasarkan pada kepercayaan agama. Sementara di beberapa negara barat, vegetarianisme ini tidak didasarkan pada agama melainkan pada logika.

Saya tidak mengatakan bahwa agama tidak punya pengaruh di negara barat melainkan, faktanya, semenjak abad 18 yang dikenal sebagai abad pencerahan (renaisance) kuasa agama di barat diruntuhkan oleh kuasa logika.

Agama Kristen tak melarang makan daging kecuali daging tertentu. Kitab Genesis jelas sekali menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan binatang di alam ini diciptakan untuk digunakan oleh manusia. Agama Islam juga tak melarang makan daging. Meskipun demikian, ada beberapa tradisi di kalangan muslim tertentu yang menganjurkan tidak memakan apapun dari makhluk bernyawa untuk tujuan spiritual tertentu.

Sejarah mencatat bahwa Yesus atau Nabi Isa al-Masih adalah memakan daging. Juga tercatat bahwa Nabi Muhammad adalah mengkonsumsi daging. Sering sekali vegetarianisme ini dihubungkan dengan tradisi dalam agama Budha. Namun sejauh pelacakan sejarah, tradisi Budha lama tidak melarang makan daging. Bahkan Bufha Sidhartha Gautama tak terekam sebagai vegetarian.

Tradisi vegetarianisme di Barat berangkat dari logika yang sebenarnya sederhana sekali: “Kalaulah penderitaan itu tak baik dan menyakitkan, dan kalaulah binatang juga bisa merasa menderita dan sakit, lantas logika yang mana dan bagaimana yang memperkenankan membunuh binatang?”

Bagaimanakah sesungguhnya lengkapnya kisah vegetatianisme ini dalam pandangan agama dan pandangan filosofis Barat akan diulas dalam status berseri. Yang jelas tak boleh adalah memakan “daging” saudaranya sendiri dalam keadaan sudah menjadi mayat sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Qur’an tentang larangan berghibah. Salam, AIM. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2370731/tradisi-tak-makan-daging-alias-vegetarianisme-1#sthash.gDnanhdT.dpuf