SUATU hari ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah dengan membawa keluhan bahwa dialah satu-satunya yang bekerja dalam keluarganya, sementara saudaranya selalu sibuk dengan mencari ilmu. Bagaimanakah tanggapan Rasulullah akan keluhan itu? Beliau bersabda: “Jangan-jangan engkau diberi rizki oleh Allah karena saudaramu yang mencari ilmu itu.”
Seringkali kita mengklaim bahwa rizki kita itu adalah semata-mata karena pekerjaan kita. Padahal, kalau saja semua sebab akibat rizki kita itu dibuka dan dibacakan, maka kita akan terkaget-kaget bahwa rizki kita adalah karena anak yatim piatu yang kita santun, karena fakir miskin yang kita perhatikan, para gelandangan yang kita sekolahkan kembali, yayasan sosial dan agama yang kita bantu/sumbang atau lainnya.
Kalaulah begitu, janganlah sombong saat berkelimpahan rizki, jangan ungkapkan kata kasar kepada siapapun yang secara ekonomi bergantung kepada kita. Surga itu diperuntukkan bagi mereka yang lembut hati dan lembut budi, halus rasa dan halus pekerti. Surga yang dimaksud bukan hanya surga di akhirat kelak, melainkan pula kebahagiaan surgawi di dunia kini.
Jalan rizki begitu banyak dan tak terhitung jumlahnya. Kebaikan kita menjaga perasaan semut sebagaimana yang dilakukan Nabi Sulaiman sangat mungkin menjadikan kita diberi rizki bagai Nabi Sulaiman. Ternyata, bahkan bsrsikap baik kepada binatangpun menjadi jalan rizki ini.
Persembahkan yang terbaik pada manusia, berikan perawatan yang terbaik pada alam semesta dan dedikasikan hidup zecara ikhlas karena Allah, maka rizki kita bisa hadir dari mana saja dan kapan saja. Salam, AIM. [*]
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi