ADA seorang sastrawan Mesir yang sangat terkenal. Kepandaiannya mengungkapkan rasa yang tersembunyi dalam kalimat-kalimat yang indah mengagumkan tak ada yang bisa membantahnya.
Dia adalah peraih hadiah nobel sastra. Namanya Najib Mahfoudh. Mereka yang tak memiliki kemampuan seperti itu tak perlulah iri. Bisa jadi memiliku keahlian di bidang lain, seperti pengungkap rasa dengan senyum dan air mata.
Saat ini saya ingin berbagi satu kalimat yang disampaikan oleh Najib Mahfoudh itu yang sangat dalam maknanya. Kalimat itu berbunyi, “Rasa takut itu tak mencegah –datangnya– kematian. Rasa seperti itu hanya mencegah –lancarnya jalan–kehidupan.” Jelas sekali kalimat indah ini mencoba untuk mengungkapkan kebanyakan rasa yang ada di benak kebanyakan manusia, yakni takut mati.
Ditakuti atau tidak, kematian pasti datang pada waktunya. Mau menjauh dari kematian ternyata malah ketemu dengannya di waktu dan tempat bersembunyi. Ada orang yang lari menjauh dari medan perang karena takut kilauan pedang dan lesatan anak panah, ternyata terjatuh ke dalam lubang yang dihuni oleh ular berbisa. Lalu, dia mati dengan terhina.
Takut pada kematian hanya akan membuat manusia menjadi murung, tak bergairah hidup, malas bekerja dan putus asa karena menganggap bahwa semuanya akan segera berakhir. Dia lupa bahwa hidup masih akan terus berlanjut entah sampai kapan.
Dia pun lupa bahwa setelah kematian kita, ada kehidupan orang lain yang berkaitan dengan kehidupan kita. Oleh karena itu yang perintahkan bukanlah takut kepada kematian, melainkan takut kepada Allah dan bersiap-siap untuk kematian.
Teruslah berbuat, teruslah bekerja dan teruslah beribadah untuk bekal kematian. Nikmati jalan hidup kita masing-masing dengan dan dalam cara yang disukai Allah. Hapuskan kemurungan, buanglah kegelisahan. Semoga panjang umur dalam beramal. Salam, AIM, sahabat dan saudaramu
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2361424/takut-pada-kematian#sthash.V4yg8TQf.dpuf
Baca juga:Â Kematian itu Sunatullah, Jangan Takut