KALAU sudah mulai santai dan tak terlalu sibuk, mari kita evaluasi diri kita dengan bertanya kepada diri kita sendiri satu pertanyaan saja: “Apakah kita termasuk orang yang dicintai Allah?” Kira-kira apa jawaban kita dan apa ukurannya? Tak usah bingung dalam menjawabnya, saya sampaikan satu pedoman kecil sebagai jawaban dasarnya.
Abu Abdillah al-Saji menceritakan bahwa ada orang yang bekata kepadanya: “Ketahuilah bahwa salah satu tanda atau indikasi Anda adalah dicintai Allah adalah jika bertambahnya amal kebaikan untuk akhiratmu itu lebih membahagiakan hatimu ketimbang bertambahnya harta duniamu.”
Dua hal yang perlu ditanyakan pada diri kita: pertama, apakah amal kebaikan kita untuk akhirat kita bertambah atau bahkan mengurang jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya?; jika jawabannya iya, maka masuklah pada pertanyaan kedua yakni apakah kita bahagia atau merasa terpaksa dalam melakukan amal kebaikan untuk akhirat kita?
Ada banyak orang yang bersorak dan berpesta pora karena telah berhasil menduduki jabatan penting atau berhasil mendapatkan keuntungan duniawi yang luar biasa. Pernahkah Anda melihat ada kebahagiaan besar yang luar biasa karena telah bisa berpuasa dan shalat tarawih serta beramal baik lainnya di bulan Ramadlan? Sekedar renungan saja. Semoga kita dalam ampunan dan bimbingan Allah. Salam, AIM. [*]
Oleh KH Ahmad Imam Mawardi