Tarim adalah salah satu kota utama yang terletak di selatan Yaman, Provinsi Hadramaut. Kota itu terletak 34 kilometer dari Seiyun dan 356 kilometer dari Mukalla—ibu kota provinsi. Tarim dihuni oleh sekitar 100 ribu jiwa.
Mata pencaharian penduduknya terbilang beragam. Ada yang berprofesi sebagai petani, tukang kayu, perajin, dan lainnya. Kota itu terkenal sebagai sentra kerajinan seperti berang-barang dari besi, las, pertukangan, dan tembikar. Konon, nama kota itu diambil dari nama seorang arsitek terkemuka bernama Tarim Bin Hadramout Bin Sheba. Ia berasal dari zaman Kerajaan Kinda.
Pada 2010, seperti diberitakan laman berita Arabnews, Kota Tarim yang terletak di Hadramaut telah terpilih sebagai Capitals of Islamic Culture (CIC) alias Ibu Kota Kebudayaan Islam. Sejak 2004, Organisasi Pendidikan Sains dan Kebudayaan Islam (ISESCO) setiap tahun memilih tiga kota di dunia untuk dinobatkan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam.
Ketiganya merupakan perwakilan dari kota Islam di Afrika, kota Islam di Asia, dan kota Islam di Jazirah Arab. Pada 2010, Tarim terpilih mewakili kota-kota Islam yang ada di Semenanjung Arab. Dari Afrika di wakili oleh Kota Monroni dari Comoro, dan Dushanbe, ibu kota Tajikistani mewakili Asia.
Tarim terpilih karena keberadaan madrasah-madrasahnya, serta hubungan yang terbuka dengan orang-orang lain,’’ ungkap Menteri Kebudayaan Yaman, Mohammed Abu Bakr Al-Maflahi. Sementara itu, Dirjen ISESCO, Abdulaziz Altwaijri, ada beberapa criteria yang membuat Tarim terpilih sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam.
Menurut Altwaijri, Tarim adalah sebuah kota yang sangat bersejarah. Kota itu, kata dia, memiliki peran yang begitu besar dalam menyajikan dan melayani kebudayaan Islam. Di kota itu terdapat tempat-tempat bersejarah, seperti bangunan-bangunan, istana, dan tepat shalat.
Tarim adalah sebuah kota yang indah. Saya telah mengetahuinya sebelum datang ke sini. Saya merasa sangat tenang di kota ini,” tutur Altwaijri. Dari Kota Tarim, banyak ulama dan pedagang yang menyebarkan agama Islam ke berbagai penjuru dunia.
Orang-orang Tarim amat berjasa menyebarkan Islam sepanjang negara-negara Asia Timur dengan cara yang damai. Pada akhir abad ke-5 H hingga awal abad ke-6 H, ulama, pedagang, dan pekerja dari Tarim meninggalkan kampung halamannya menuju India, Indonesia, Singapura, dan Afrika Timur untuk mendakwahkan ajaran Islam.
Dar Al-Mustafa merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam modern yang berdiri di Kota Tarim. Lembaga itu dibangun oleh Syekh Ali al-Mashhour Bin Hafeed pada 1993. Santrinya tak hanya berasal dari Yaman, namun dari berbagai negara di dunia.
Di kota itu juga terdapat lembaga pendidikan Islam yang tradisional, namanya Rubat Tarim. Lembaga itu didirikan pada 1887 dan terletak di pusat kota. Peran lembaga pendidikan itu sangat besar karena telah melahirkan para ulama. Cendekiawan dan tokoh Islam baik di Yaman maupun di luar negeri.