Teman Dudukmu Menentukan Derajatmu

DENGAN siapa kita duduk bukan hanya mempengaruhi nuansa hati kita namun juga menentukan posisi atau derajat kita. Semakin mulia teman duduk kita, semakin terikut mulia juga derajat kita. Makanya sering kita dengar kalimat duduklah dengan para ulama, bergaullah dengan para hukama’. Siapa yang disebut teman duduk?

Ibnul Mubarak pernah ditanya: “Wahai Abu Abdurrahman, mengapa Anda banyak duduk sendirian di rumah?” Dengarkanlah jawaban beliau: “Apa? Saya duduk sendirian? Tidak. Saya duduk bersama Rasulullah dan sahabat-sahabatnya.” Maksud beliau adalah beliau senantiasa membaca hadits Rasulullah.

Teman duduk sangat mungkin adalah manusia. Tapi bisa juga adalah buku, kitab, hasil pemikiran atau tulisan. Siapa yang menulis kitab atau buku, siapa yang berkata atau berpendapat adalah juga TEMAN DUDUK yang menentukan posisi atau derajat kita. Membaca karya orang mulia atau mendengarkan kata orang mulia bermakna kita tengah duduk dengan orang mulia. Demikian pula sebaliknya.

Tanyakan kepada diri kita masing-masing tulisan siapa yang sering kita baca, suara siapa yang sering kita dengar? Membaca WA orang yang tak jelas itu bermakna bahwa kita pun sedang posisi tak jelas. Senang mendengarkan suara orang yang jauh dari Allah bisa juga bermakna kita sedang jauh dari Allah.

Seleksilah bacaan kita, pilihlah apa yang bisa dan harus kita dengar, dan berhati-hatilah mencari TEMAN DUDUK. Bersamalah selalu dengan manusia pilihan maka kitapun akan brakhlak pilihan.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK