Baca pembahasan sebelumnya Wasiat Luqman (Bag. 6) : Tiga Nasihat Penting
QS. Luqman Ayat 18
Pelajaran sealnjutnya dalam kisah Luqman yang Allah abadikan dalam Al Qur’an adalah mengenai bagaimana berinteraksi kepada sesama manusia, yaitu jangan bersikap sombong. Allah Ta’ala brrfirman :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.“ (Luqman : 18)
Hakikat Kesombongan
Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam sabdanya :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“ Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
Imam An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi)
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)
Memalingkan Muka Termasuk Kesombongan
Termasuk bentuk kesombongan adalah memalingkan muka di hadapan manusia. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong).”
Maksud dari ayat ini adalah larangan memalingkan wajah dengan menoleh ke kanan atau ke kiri ketika melewati atau berbicara dengan orang lain karena ada rasa meremehkan dan merendahkan orang tersebut. Ini termasuk bentuk kesombongan yang terlarang.
Yang benar tatkala berbicara dengan orang lain maka arahkanlah wajah kepada lawan bicara. Sebagaimana hal ini diterangkan dalam hadits berikut :
ولو أن تلقى أخاك ووجهك إليه مُنْبَسِط، وإياك وإسبال الإزار فإنها من المِخيلَة، والمخيلة لا يحبها الله
“ Jika engkau bertemu saudaramu, berwajahlah ceria di hadapannya. Waspadalah dengan menjulurkan celana di bawah mata kaki karena perbuatan tersebut termasuk kesombongan. Segala bentuk kesombongan tidak dicintai oleh Allah. ” (HR. Ahmad, shahih)
Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksudnya janganlah memalingkan wajah atau bermuka cemberut ketika berbicara dengan orang lain karena merasa sombong dan angkuh.
Tidak termasuk larangan dalam ayat ini apabila seseorang berpaling dari hadapan manusia karena menghindari dari melihat perkara yang terlarang, semisal jika bertemu dengan wanita yang bukan mahram.
Larangan Berjalan dengan Sombong
Dalam lanjutan ayat Allah Ta’ala berfirman :
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا
“dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.”
Maksud ayat ini adalah janganlah bersikap sombong dan angkuh. Janganlah melakukan hal tersebut karena perbuatan tersebut dibenci oleh Allah. Oleh karenanya dalam lanjutan ayat Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“ Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud jangan bersikap sombong yaitu begitu berbangga dengan nikmat dan akhirnya lupa pada pemberi nikmat. Dan jangan pula merasa ujub terhadap diri sendiri.
Faidah Ayat
- Terdapat celaan terhadap dua hal yang merupakan kesombongan : berpaling dari manusia karena sombong dan berjalan di muka bumi dengan angkuh.
- Hendaknya ketika seseorang berbicara dengan orang lain maka melihat dan menghadap ke wajah lawan bicaranya.
- Dalam ayat di atas terdapat penetapan bahwa Allah mencintai hamba-Nya, Allah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“ Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Adanya peniadaaan kecintaan Allah terhadap orang yang sombong menunjukkan adanya penetapan cinta Allah kepada orang yang tidak sombong.
- Larangan dari bersikap sombong dan membanggakan diri baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan. Kata (مُخْتَالٍ) artinya sombong dengan perbuatan. Sedangkan (فَخُورٍ) artinya sombong dengan perkataan.
Semoga kita bisa mengambil faidah dari ayat di atas dan kita berharap agar selalu terhindar dari berbagai macam bentuk kesombongan dalam diri kita.
Baca Juga:
Penulis : Adika Mianoki
Referensi :
- . Tafsiir Al Qur’an Al ‘Adzim Surat Luqman karya Imam Ibnu Katsir rahimaullah
- . Taisiir Al Kariimi Ar Rahman Surat Luqman karya Sayaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah
- . Tafsiir Al Qur’an Al Kariim Surat Luqman, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah
- . At Tashiil li Ta’wiil at Tanziil Surat Luqman karya Syaikh Musthofa al ‘Adawiy hafidzahullah
Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khaira
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/55541-wasiat-luqman-bag-7-jangan-sombong.html