Cari Oleh-Oleh Haji tanpa Repot

Musim haji sebentar lagi. Bagi Anda yang ingin memcari oleh-oleh tanpa repot mungkin bisa membuka-buka portal bursasajadah.com yang baru saja diluncurkan. Bursa Sajadah Aarti Jaya, jaringan toko ritel beragam produk muslim secara resmi meluncurkan www.bursasajadah.com, sebuah portal belanja daring yang menawarkan produk terlengkap oleh-oleh sertaperlengkapan haji dan umroh yang lengkap.

CEO Bursa Sajadah Aarti Jaya Heera SKV mengatakan dengan hadirnya portal belanja ini, para jamaah dapat berkonsentrasi menunaikan ibadah haji atau umrohnya semakin nyaman, lancar dan tenang. “Kami siap memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan serta oleh-oleh berkualitas dengan harga terjangkau dan akses belanja nan mudah,” kata dia, saat peluncuran portal, Kamis (29/6).

Portal www.bursasajadah.com didukung oleh 8 toko offline di 7 kota besar antara lain Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Solo, Malangdan Surabaya, dimana mereka telah melayani pelanggan di Indonesia dan regional sejak tahun 1998. Beragam produk perlengkapan dan oleh-oleh haji atau umroh tersedia di www.bursasajadah.com antara lain aneka sajadah, karpet, berbagai jenis kurma, kacang khas Arab serta berbagai cemilan khas timur tengah.

Portal ini juga menyediakan perlengkapan haji dan umroh mulai dari perlengkapan dokumen, perlengkapan kesehatan, perlengkapan kosmetik, busana, busana muslim, baju koko yang tetap fashionable.

Atalia Praratya Kamil, isri Wali kota Bandung yang hadir untuk meluncurkan www.bursasajadah.com mengapresiasi serta memberikan penghargaan kepada Bursa Sajadah Aarti Jaya sebagai salah satu kewirausahaan yang berhasil menghidupkan bisnis di kota Bandung.

 

sumber: Republika Online

Hartaku Bersamaku Kelak dengan Sedekahkan Hari Ini

TERTULIS di dinding suatu pekuburan: “Kau tak lagi mampu membawa hartamu bersamamu kini. Hanya hartamu yang telah kau kirimkan hari kemaren yang telah menunggumu untuk menyertaimu saat ini.”

Semoga kesadaran hati kita selalu berada di baris terdepan menghalau ketamakan dan kebakhilan kita untuk menjadi pemutus gaya kita mencari dan menggunakan harta kita. Semoga tafakkur kita mengantarkan kita pada kisah hakiki kehidupan dunia, yakni bahwa tak ada yang kekal abadi kecuali yang telah dititipkan kepada Allah yang Maha Kekal.

Kalaulah janji Allah dan Rasulullah pada para dermawan tak lagi mampu mengetuk pintu kesadaran, lalu janji siapa lagi yang bisa diharap untuk membuka pintu hati? Sungguh pintu kuburan tak akan lagi terbuka untuk kita hidup kedua kalinya di muka dunia ini. Sungguh hidup kita kali ini adalah pertaruhan kita sesungguhnya untuk menentukan nasib akhir kita: kembali ke surga tempat nenek kita pertama kali dicipta atau ke neraka tempat para durjana dipulangkan.

Termasuk yang celaka adalah “mereka yang menghimpun harta dan menghitung-hitungnya, seraya menyangka bahwa hartanya akan menjadikannya hidup kekal.” Bacalah surat al-Humazah dan renungkan. Siang nanti lihatlah catatan harta kita, lihatlah tumpukan emas permata yang tersimpan di kotak itu, bukalah buku tabungan kita, lalu tanyakan: “Wahai hartaku, engkau akan bersamaku kelak dengan cara aku sedekahkan hari ini, ataukah engkau akan berganti tuan setelah aku mati kelak?”

Semoga petunjuk Allah senantiasa bersama kita. Salam keberkahan, AIM@Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2305847/hartaku-bersamaku-kelak-dengan-sedekahkan-hari-ini#sthash.G6KmyEiO.dpuf

Usir Gelisah dengan Banyak Berdzikir

SENANG sekali kemarin sore bisa ngaji tentang qana’ah di Ponpes Kota Alif Laam Miim. Qanaah yang secara sederhana diterjemahkan sebagai menerima penuh rela segala apa yang Allah bagikan kepada kita merupakan hal yang tak lagi mainstream di masyarakat kita kini.

Berlomba untuk menjadi yang “ter” telah menjadikan ketulusan dan kelembutan hati sebagai makhluk aneh, digantikan dengan saling sikut, saling fitnah, saling dengki dan lain sebagainya.

Qana’ah menjadi penting untuk menjadikan hidup kita tenang dan bahagia. Pikiran tenang dan hati tenteram hanya dimiliki oleh mereka yang percaya bahwa Allah mengatur hidup manusia dengan segenap kasih sayang dan keadilanNya. Usir saja gelisah dengan banyak berdzikir, bersyukur dan bersabar agar hati dan pikiran kita tak dikendalikan oleh nafsu serakah dan angkara murka.

Lihatlah kehidupan Syekh Juha dan isterinya yang senantiasa tersenyum dalam keterbatasan rizki yang dimiliki. Setiap malam terdengar cekikikan dari sebuah kamar di rumah kecilnya walau tak memiliki apapun untuk dimakan esok pagi. “Makan esok adalah urusan besok,” demikian bisik sang Syekh pada telinga kanan isterinya. Isterinya hanya tersenyum sambil mencubit hidung sang Syekh.

Suatu malam, pencuri masuk ke rumahnya. Entah apa yang dicari, sebab di rumah itu tak ada perabotan apapun kecuali tikar yang menjadi alas dua tubuh pemilik rumah itu. Maling itu mengendap-endap mencari sesuatu. Maling itu tak tahu sepertinya bahwa rumah itu adalah rumah orang tak punya apa-apa. Syekh yang memang belum tidur berbisik lagi kepada isterinya: “Nanti kalau maling ini menemukan sesuatu di rumah kita, kita kejar ya. Kok bisa dia temukan sesuatu di tempat yang tak ada sesuatunya.”

Setelah lama keliling tak temukan apa, maling itu lari keluar sambil teriak: “Nihil. Salah masuk. Ini bukan rumah, melainkan kuburan. Tak ada apa-apanya kecuali tubuh pemiliknya.”Syekh dan isterinya tertawa: “hahaha, terbukti betul bahwa orang tak punya itu bebas dari kemalingan.” Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2306322/usir-gelisah-dengan-banyak-berdzikir#sthash.OpquZ81F.dpuf