Fatwa MUI Soal Atribut Natal untuk Perkuat Toleransi Beragama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, menilai sudah menjadi tugas Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam dalam menjalankan ajaran agama, salah satunya melalui fatwa.

Seperti diketahui MUI mengeluarkan fatwa haram menggunakan atribut non-Muslim seiring fenomena saat peringatan hari besar agama non-Islam terdapat umat Islam menggunakan atribut dan/atau simbol keagamaan non-Muslim karena keharusan atau instruksi dari perusahaannya.

“Jadi, fatwa MUI termasuk fatwa tentang penggunaan atribut agama lain bagi seorang Muslim, adalah sudah tepat dan tugas MUI sebagai bentuk tanggung jawab guna membimbing umat,” katanya dalam siaran pers, Jumat (16/12).

Perihal pelaksanaan fatwa haram penggunaan atribut non-Muslim itu sendiri, Jazuli berpendapat bahwa esensinya adalah justru untuk memperkuat toleransi dan menjaga kerukunan antarumat beragama melalui sikap penghormatan terhadap perbedaan keyakinan beragama di Indonesia.

“Prinsipnya tidak boleh ada pemaksaan terhadap keyakinan beragama bagi pemeluk agama lain. Karyawan Muslim yang tidak mau menggunakan atribut agama lain, tidak boleh dipaksa apalagi diberi sanksi. Demikian juga sebaliknya umat Islam juga tidak akan memaksakan keyakinannya kepada agama lain termasuk dalam hal atribut keagamaan,” terang Jazuli.

Menurut dia, penghormatan dan penghargaan atas keyakinan beragama itulah yang mengokohkan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Karena menghindarkan dari kesalahpahaman, konflik batin atau bahkan potensi ketegangan akibat pewajiban atau bahkan pemaksaan (oleh perusahaan) untuk menggunakan atribut perayaan agama yang tidak sesuai keyakinan agamanya.

Untuk itu Fraksi PKS, dkia mengatakan, menyambut baik sikap aparat keamanan, seperti yang ditunjukkan Polres Metro Bekasi Kota, yang mengeluarkan edaran (dengan konsideran fatwa MUI tersebut) berisi himbauan agar perusahaan tidak mewajibkan atau memaksa karyawannya menggunakan atribut yang tidak sesuai dengan keyakinannya. “Saya kira imbauan tersebut positif dan konstruktif dalam menghindari kesalahpahaman di masyarakat,” kata Jazuli.

Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan, hal itu tidak akan mengurangi kemeriahan perayaan hari besar setap agama yang sejak bertahun-tahun selalu meriah dirayakan di Indonesia. Bahkan hari besar setiap agama di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional. “Inilah wajah toleransi antar umat beragama Indonesia yang patut kita syukuri bersama,” ujar Jazuli.

Salah

Setiap di antara kita pasti pernah berbuat salah. Karena manusia itu tak bisa lepas dari kesalahan. Ini kodrat manusia. Ibarat ikan tak bisa lepas dari air. Jika lepas maka ikan itu akan mati.

Sama dengan manusia, jika tak pernah berbuat salah berarti ia bukan manusia, malaikat namanya. Namun, berapa banyak di antara kita yang menyadari kesalahan itu? Berapa banyak pula yang setelah berbuat salah, sadar dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi?

Dari sinilah sejatinya kita bersyukur karena Allah Maha Pengampun atas segala dosa dan salah kita (QS al-A’raf: 153; QS asy-Syuura: 25; QS al-Ghafir: 7; QS al-Baqarah: 222). Sadar mengakui kesalahan itu baik. Namun lebih baik lagi berbuat baik agar tidak berbuat salah lagi.

Mari kita cek di sekeliling kita. Di rumah, di kantor, dan di mana pun berada. Berapa banyak orang salah lalu menjadi benar seterusnya. Para wakil rakyat, calon pemimpin jelang pilkada langsung sering sekali bersalah (ingkar janji), namun tetap saja kesalahan itu diulang-ulang tanpa sedikitpun ada penyelasan.

Bahayanya seperti ungkapan bijak berikut, “Kesalahan yang diulang-ulang terus-menerus akan bisa menjadi kebenaran baru.” Jika kondisi Indonesia seperti ini, kiamat namanya. Kebenaran hanya diajarkan di sekolah dan kampus. Kebenaran hanya bisa ditemui di buku-buku. Kebenaran pun sering kita dengar di industri nasihat seperti di Indonesia.

Namun, ketika mewujud dan berhadapan dengan kepentingan, seringkali kebenaran itu kalah. Lalu, untuk apa sekolah, untuk apa kuliah jika kita tak berani berkata benar? Padahal, Nabi SAW dengan tegas mengingatkan, “Katakan yang baik dan benar, jika tak mampu diamlah,” atau “Katakan yang benar, walau pahit rasanya.

Apakah kita sudah lupa diri sehingga kepentingan dunia menghalalkan segala cara, hingga yang jelas-jelas salah pun jadi benar. Bahkan atas nama kepentingan dan kekuasaan, kebenaran digadaikan. Naudzubillah. Setidaknya ada tiga kategori manusia salah.

Pertama, manusia salah dan tidak tahu itu salah. Dalam koridor Islam, ini dimaklumi. Makanya kategori ini diminta mencari ilmu itu wajib, agar tidak salah lagi. Kedua, manusia salah dan tahu itu salah. Nah, manusia inilah mungkin satu di antara kita. Kita tahu itu salah, namun kita tetap saja berbuat.

Kita tahu berbohong itu salah namun kita tetap saja melakukannya. Kita tahu khianat itu dosa, namun kita bangga ketika berkhianat. Kita paham, korupsi itu salah, tapi kita terbiasa melakukannya. Ini dalam koridor Islam diancam dengan kalimat Kaburo maqtan artinya Allah amat benci pada kategori ini.

Ketiga, manusia salah dan bertobat atas salahnya. Kita berharap, kita termasuk kategori yang ketiga ini. Salah itu manusiawi alias lumrah karena kita bukan malaikat. Namun lebih manusiawi lagi jika salah itu mengantarkan kita pada kebenaran istiqamah (konsisten benarnya). Jangan malah sebaliknya. Karena itu, bagi yang saat ini berbuat salah, cepatlah bertobat atas salah yang diperbuat.

Bagi yang saat ini bangga berbuat salah (disadari atau tidak), cepat-cepatlah ambil air wudhu lalu shalat taubat dua rakaat. Karena, Allah Maha Pengampun atas segala salah kita. Seberapa pun besarnya kesalahan, asal kita ikhlas bertobat dan berjanji tidak berbuat lagi, maka Allah akan ampuni salah dan dosa kita (QS An-Nisa’: 110). Jangan sampai terlambat bertobat. Keterlambatan tobat mendekatkan kita pada pintu neraka.

 

Oleh: Abdul Muid Badrun

sumber: Republika Online

Ini Solusi Saat Istri Tidak Mau Dipoligami

Poligami, Wahyu Ilahi yang Tak Disukai? Ini Solusi Saat Istri Tidak Mau Dipoligami

 

MESKIPUN syariat telah membenarkan bagi kaum pria untuk menikah lagi, tentu ada ketentuan-ketentuan yang patut dipatuhi dan dijalani. Bukan hanya karena mendapatkan kemudahan untuk menikah, namun akhirnya hak dan kewajiban yang semakin besar dan berat dikesampingkan begitu saja.

Namun kami yakin, semoga niat dan tujuan anda dalam berpoligami, bukan hanya tuntutan ego ataupun nafsu semata, namun selain itu juga dibarengi dengan niatan untuk membina rumah tangga yang sakinah (tenang dan tentram) mawadah (penuh cinta dan kasih sayang) wa rahmah (dan penuh rahmat dan rida Allah subhanahuwata’ala).

Sebagai seorang suami, anda harus mengetahui alasan dan sebab yang terjadi dari penolakan sepihak dari istri pertama anda, jikalah karena kecemburuan, maka kami katakan itu adalah wajar, sebab naluri sebagai seorang wanita memang diciptakan demikian, maka jika memang karena hal tersebut, anda harus bisa meyakinkan kepada istri pertama anda dalam pembagian hak dan kewajibannya yang termasuk pembagian di sini meliputi, pembagian jatah menginap (mabit) nafkah lahir (berupa kebutuhan primer), begitu juga dalam pembagian nafkah batin sedangkan pembagian rasa cinta, maka hal yang demikian dimaklumi dalam syariat.

Dan seorang istri, memang tidak mendapatkan hak talak (cerai), sebab kalimat talak hanya dimiliki seorang suami. Akan tetapi seorang istri punya hak menggugat cerai, dalam istrilah fiqihnya khuluk dan hal tersebut telah disahkan dalam syariat dengan berbagai alasan dan sebabnya.

Salah satu sebab yang dibolehkannya seorang istri untuk meminta cerai adalah karena terzalimi oleh suami, terzalimi di sini bisa karena tidak diberi nafkah, diacuhkan, tidak diperhatikan lagi, dihilangkan hak-haknya sebagai seorang istri dll. Dan jika ini adalah alasan penolakan dari istri anda, maka saran kami segeralah anda berlindung dan bertobat kepada Allah subhanahuwata’ala. Sebab Rasulullah Shallallahu’laihi wasallam telah mengabarkan kepada kita tentang keberadaan orang yang tidak adil kepada istri-istrinya, kelak di akhirat dia akan mendapatkan bahwa sebagian tubuhnya akan miring.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda, “Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2133), an-Nasai (2/157), Tirmidzi (1/213), ad-Darimi (2/143), Ibnu Majah (1969), Ibnu Abi Syaibah (2/66/7), Ibnul Jarud (no. 722), Ibnu Hibban (no. 1307), al-Hakim (2/186), al-Baihaqi (7/297), ath-Thayalisi (no. 2454), dan Ahmad (2/347, 471) melalui jalur Hammam bin Yahya, dari Qatadah, dari an-Nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nuhaik, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhuma.

Di dalam Sunan at-Tirmidzi, hadis di atas diriwayatkan dengan lafadz, “Apabila seorang laki-laki memiliki dua istri namun tidak berlaku adil di antara keduanya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.”

Asy-Syaikh al-Albani mengatakan, “Al-Hakim menghukumi hadis ini sahih berdasarkan syarat asy-Syaikhain (al-Bukhari & Muslim). Adz-Dzahabi dan Ibnu Daqiqil Ied sepakat dengan al-Hakim, sebagaimana dinukilkan oleh al-Hafizh dalam at-Talkhis (3/201) dan beliau pun menyepakatinya.

Sampai di sini anda bisa menyimpulkan sendiri. Jikalah alasan dari istri anda hanya karena cemburu semata, maka dia tidak berhak untuk mengajukan cerai, dan pastinya Pengadilan Agama juga tidak bisa mengabulkan gugatannya, kecuali jika istri anda mendapatkan beberapa alasan dan sebab dari dibolehkannya dia menggugat cerai anda.

[Ust Abu Syauqie Al Mujaddid/Dewan Pembina Solusi Islam]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2342867/ini-solusi-saat-istri-tidak-mau-dipoligami#sthash.25QvG1ql.dpuf

 

Awas! Cincin Kawin Bisa Menjadi Sumber Kesyirikan

PERTAMA, kami hendak menyinggung keyakinan yang tersebar di sebagian masyarakat tentang cincin kawin. Sebagian orang meyakini, cincin kawin menjadi pengikat hati dan cinta suami istri. Kita tidak tahu dari mana asal muasal keyakinan ini berkembang. Yang jelas, islam tidak pernah mengajarkannya. Kita juga tidak pernah mendapatkan informasi dari dalil, bahwa Allah akan melanggengkan cinta dalam keluarga, selama cincin kawin masih ada.

Meyakini bahwa cincin kawin merupakan sebab untuk keberlangsungan cinta, merupakan keyakinan yang sama sekali tidak berdasar dan tidak terbukti secara ilmiah. Apa kaitan cincin kawin dengan suasana hati. Percuma saja keberadaan cincin kawin, sementara suami hobi main perempuan dan si istri tidak bisa menjaga kehormatan.

Kedua, mengingat tidak ada hubungan antara cincin kawin dan suasana cinta antara suami dan istri, para ulama menyimpulkan, bahwa orang yang memakai cincin kawin dengan keyakinan cincin ini bisa menjadi sebab kelestarian cinta suami istri dan jika dilepas atau hilang bisa membahayakan kehidupan keluarga, merupakan sikap dan perbuatan kesyirikan. Dan ini termasuk keyakinan jahiliyah.

Dalam Fatwa Islam dinyatakan,

Cincin kawin, bukan termasuk tradisi dalam islam (sejak masa silam). Cincin kawin dipakai ketika pernikahan. Jika orang yang memakai berkeyakinan bahwa cincin ibi menjadi sebab kelestarian cinta antara suami istri, dan jika dilepas atau tidak dipakai bisa mempengaruhi keberlangsungan keluarga, maka ini termasuk kesyirikan. Dan termasuk keyakinan jahiliyah. (Fatwa Islam, no. 21441)

Ketiga, memahami keterangan di atas, tidak masalah menjual cincin kawin. Cincin kawin hanyalah cincin. Benda yang tidak bisa mendatangkan cinta atau sumber rizki, dan tidak bisa membuat orang jadi miskin atau bercerai. Keberadaannya maupun ketiadaannya, sejatinya sama sekali tidak mempengaruhi kelangsungan keluarga pasangan suami istri.

Keempat, jangan sampai keyakinan ini menggelayuti hati kita. Hal ini berulang kami tekankan, karena terkadang Allah menguji manusia dengan membenarkan keyakinan salahnya itu. Ketika seseorang berkeyakinan, hilangnya cincin kawin bisa membuat retak rumah tangga, bisa jadi keyakinan ini Allah wujudkan, sehigga tatkala cincin itu hilang, keluarganya menjadi terancam.

Dari Abdullah bin Ukaim Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang bergantung kepada sesuatu, dia akan dipasrahkan kepadanya.” (HR. Ahmad 18781, Turmudzi 2214 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Ketika orang merasa bahwa keberadaan cincin kawin akan melanggengkan cintanya, dia akan curahkan ketergantungannya pada sang cincin ini. Dia berikan harapan dan kekhawatirannya kepada cincin ini. Bagian dari hukumannya, Allah pasrahkan dia kepada benda itu.

Bagaimana caranya? Ketika cincin ini hilang, atau terjual atau rusak, Allah jadikan keluarganya betul-betul bercerai. Sehingga hatinya semakin yakin pada cincin kawin itu. Karena ternyata keyakinannya terbukti. Bagian inilah yang perlu disadari, ketika seseorang memiliki ketergantungan kepada benda tertentu.

Demikian, Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2346025/awas-cincin-kawin-bisa-menjadi-sumber-kesyirikan#sthash.ZI7EZj1X.dpuf

Jadilah Hamba-Hamba Allah yang Saling Bersaudara

DARI Abu Hurairah berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.” (HR. Bukhari)

Hikmah hadis:

1. Bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Maka hendaknya setiap saudara saling menjaga kehormatan dan martabat sesama saudaranya yang lain.

2. Agar hubungan persaudaraan sesama muslim terjaga (ukhuwah islamiyah) maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang umatnya untuk saling membenci, mendengki, memusuhi, mencela, mencari-cari kesalahan dsb.

Larangan-larangan ini dimaksudkan agar persaudaraan tetap terjaga dan terjalin dengan baik.

Wallahu A’lam bis Shawab. [Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2340709/jadilah-hamba-hamba-allah-yang-saling-bersaudara#sthash.S6sB1YVf.dpuf

Kenapa Muslim Sulit Sekali Hancurkan Israel?

ADANYA Israel yang bercokol di Palestina sebenarnya hanya merupakan fenomena gunung es. Gunung es itu hanya sebagian kecilnya saja yang menyembul ke permukaan, adapun di bawah air, ternyata masih ada gunung yang jauh lebih besar lagi.

Jangan dikira kalau masalah di dunia Islam ini hanya semata-mata masalah dicaploknya Palestina oleh sebuah negara yang bernama Israel. Tapi sebenarnya, ada sekian kekusutan yang sangat rumit dan njelimet di seluruh dunia Islam. Memang pangkalnya ada pada Yahudi. Misalnya saja tentang dunia Islam yang terkesan acuh tak acuh dengan kondisi Palestina. Mereka seolah diam saja atau bersikap masa bodoh. Mengapa sampai terjadi demikian?

Jawabnya cukup panjang, tetapi intinya sederhana. Yaitu negeri-negeri Islam itu terbentuk hanya berdasarkan bekas jajahan imperialis. Semua batas wilayah masing-masing negara itu tidak lain hanyalah hasil kerjaan para penjajah. Bisa dibayangkan, kalau urusan batas negara saja, semua kembali kepada para penjajah, apatah lagi tentang orang-orang yang duduk dalam struktur pemerintahannya. Tentu saja peran penjajah dalam menentukannya sangat besar. Paling tidak, harus orang-orang yang punya wala’ (loyalitas) kepada kepentingan yahudi.

Belum lagi kalau kita bicara tentang limbah pemikiran yang dilancarkan oleh pusat-pusat sekulerisme dan liberalisme dunia. Masuknya ke berbagai perguruan tinggi Islam. Hasilnya? Lahirlah generasi JIL yang sesat dan menyesatkan, tetapi sangat berakar baik di pemerintahan maupun di akar rumput. Dari segi ekonomi, nyaris semua negeri Islam sangat tergantung kepada Yahudi. Meski negeri-negeri Islam ini sangat kaya potensi alam, tapi tak satu pun yang bisa dimanfaatkan. Minyak dunia pun seolah bukan lagi milik negeri muslim, tetapi dikuasai oleh para broker dan cukong yang dibekingi oleh Yahudi.

Demikian juga dengan lembaga pers dunia, semua nyaris dikuasai sebuah jaringan konspirasi internasioal. Dan sudah bisa ditebak, Yahudi ada di belakang mereka. Maha benar Allah Ta’alayang berfirman:

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik…” (QS Al-Maidah: 82)

Jadi persoalan mengamuknya Israel di Palestina, bukan sekedar sebuah perang kecil di sebuah belahan bumi, melainkan bagian utuh dari perang abadi antara Yahudi dan umat Islam. Namun sebagai umat terbaik, kita telah dijanjikan akan menang melawan yahudi itu suatu saat. Bahkan Allah Ta’ala menjamin hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kehancuran orang-orang yahudi itu.

Tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali setelah umat Islam memerangi Yahudi hingga mereka bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu dan pohon akan berbicara, “Wahai muslim, wahai hamba Allah. Ini ada Yahudi bersembunyi di belakangku, datanglah ke sini dan bunuhlah dia.” Kecuali satu pohon ghorqod, karena pohon itu pohon Yahudi.” (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu’lu’ wa al-Marjan III/308)

Namun pada tahun berapa akan terjadi janji nabi itu, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Sementara ulama menyatakan bahwa hadis itu menyiratkan sebuah pesan penting, yaitu panggilan batu dan pohon dengan sapaan, “Wahai muslim, wahai hamba Allah.” Menurut para ulama, pesan yang kita tangkap adalah bahwa selama umat Islam belum layak disapa sebagai muslim dalam arti sebenarnya, atau belum layak disebut hamba Allah, tidak akan terjadi hari ini.

Dan kalau kita renungkan, ada benarnya. Betapa banyak umat Islam yang sesungguhnya tidak pantas disebut muslim, apalagi hamba Allah. Betapa banyak mereka yang menjadi muslim sekedar nama dan ktp, sementara salatnya hanya kalau ingat, itupun juga kalau sempat, tak pernah pula bayar zakat, pergi haji pun tidak pernah niat, malah seringkali membenci dan mengejek syariat, baca Quran sudah tak ingat, malah banyak mengerjakan maksiat, tidak pernah memikirkan umat, kepada nabi dan ulama banyak kualat. Bagaimana bisa mengalahkan Yahudi yang kuat?

Walau pun jumlah umat Islam berlipat, tapi imannya tidak kuat. Malah kalah disikat, oleh para Yahudi laknat. Kita harus banyak bertobat. Wallahu a’lam bishshawab wasalamu ‘alaikum warahmatulahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc.]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2345490/kenapa-muslim-sulit-sekali-hancurkan-israel#sthash.c0d1Njc5.dpuf

Mengapa Palestina Kelihatan Lemah dari Israel?

KETIKA Israel menjajah Palestina pertama kali, ada ketidak-seimbangan yang luar biasa. Israel datang dengan membawa Talmud, sementara Palestina tidak pakai Alquran. Israel mengatas-namakan tuhan dalam berperang, sementara Palestina tidak mengatas-namakan Allah dalam melawan. Israel membawa serta 20 juta kekuatan yahudi di seluruh dunia dalam perang ini, sementara Palestina melupakan potensi 1.500 juta umat Islam sedunia.

Israel bercita-cita mendirikan negara yahudi di dunia, sementara Palestina sibuk mengkotak-kotakknya umat dalam negara yang sempit. Israel berjuang atas nama agama, sementara Palestina berjuang atas nama nasionalisme sempit. Maka ketika Palestina keok di depan yahudi Israel, banyak orang menganggukkan kepala sambil mengatakan, “Pantas saja kalah, ternyata kasusnya begitu” Dan kenyataannya memang Palestina tetap akan terus kalah kalau berjuang tidak atas nama Islam.

Barulah setelah ada gerakan Intifadhah tahun 1987 yang dipelopori oleh Harakah Muqawamah Islamiyah (HAMAS), umat Islam di Palestina seakan tersentak kaget. Ternyata perjuangan mereka lewat nasionalisme sempit yang selama ini mereka percayakan tidak menghasilkan apapun. Alih-alih mengusir penjajah, justru wilayah Palestina semakin hari semakin berkurang. Rupanya kalau mereka mengatas-namakan Islam, bantuan akan mengalir dari seluruh umat Islam. Bukan lewat Goverment (G to G) tapi dari rakyat dunia Islam ke umat Islam Palestina. Dan diplomasi curang yang selama ini secara timpang merugikan rakyat Palestina, ternyata harus diimbangi dengan jihad dan perlawanan bersenjata.

Rupanya selama ini Palestina lupa bahwa Yahudi paling takut dengan perlawanan fisik. Selama ini sebagian pemimpin negara Palestina berpikir bahwa yahudi akan jujur di meja perundingan. Ternyata ijtihad mereka salah. Justru Palestina dilumat habis di meja perundingan, kalah total dan bangkrut. Sekarang ini Palestina baru sadar bahwa mengusir yahudi tidak bisa dilakukan di atas meja perundingan, tetapi harus di medan tempur yang sesungguhnya. Sejak kecil, anak-anak Palestina bisa melempari tentara yahudi dengan batu, sejak itu pula yahudi Israel berpikir sepuluh kali setiap kali ingin menguasai jengkal demi jengkal tanah Palestina.

Apalagi sekarang ini anak-anak itu sudah besar dan bisa meledakkan pusat-pusat kerumunan yahudi. Yahudi semakin mikir dan semakin ciut nyalinya. Dan hasilnya sungguh luar biasa. Israel sudah sangat berkurang kekuatannya. Bahkan teman-teman mereka di beberapa dunia pun ikut mulai mikir untuk tidak jadi pindah ke wilayah pendudukan. Perkembangan yang terbaru, pejuang Palestina sudah bisa membuat roket jarak dekat yang bisa langsung meratakan pemukiman yahudi ilegal dengan tanah. Meski masih belum terlalu diekspose media, namun tamu kita kemarin, Dr. Nawwaf bercerita bahwa roket-roket itu sudah bisa direkayasa untuk ditembakkan tepat langsung ke jantung Tel Aviv, Allahu Akbar.

Lalu apa peran pemerintah Palestina?

Sebagaimana kita sudah maklum, bahwa nyaris hampir semua pemerintahan di negeri Islam adalah pemerintahan yang kurang dekat dengan umat Islam. Kebanyakan mereka merupakan ‘boneka’ mainan kekuatan yahudi juga juga ujung-ujungnya. Tidaklah sekelompok orang menduduki jabatan di dalam pemerintahan suatu negeri Islam, kecuali atas restu dan rida dari musuh-musuhnya. Bahkan secara ekonomi pun nyaris semua negeri Islam sangat tergantung kepada kekuatan ekonomi negeri yang memusuhinya. Hutang melilit, ketergantungan ekonomi sampai ketergantungan masalah hukum, pendidikan, teknologi, peralatan militerdan seterusnya.

Semua yang dialami negeri Islam kurang lebihnya juga dialami oleh pemerintahan Palestina. Mereka amat tergantung dari keramahan musuh-musuhnya. Tapi lain pemerintah lain rakyat. Kalau pemerintahnya takut kehilangan kursi dan jabatan serta subsidi, maka rakyat tidak berpikir risiko apa-apa. Maka di mana-mana, kekuatan rakyat muslim yang berbicara. Lihat saja, Pemerintah Libanon diam seribu bahasa ketika negerinya diterjang roket. Yang maju menyerang justru Hizbullah. Demikian juga pemerintah Mesir, yang maju di masa lalu adalah 10.000 orang pasukan Ikhawanul Muslimin yang bukan pasukan resmi.

Bantuan kepada rakyat Palestina sekarang ini yang dikirimkan Indonesia juga bukan dari APBN, tapi dari umat Islam yang notabene sebagai rakyat.

Inilah realitanya yang kita perlu pahami sejak dini. Makanya sekarang kita sebagai rakyat, rasanya bukan waktunya lagi bicara agar Pemerintah secara resmi berjuang, biarkan saja rakyat yang berjuang. Toh kemerdekaan negeri kita sendiri dulu juga bukan hasil perjuangan para elit politik, melainkan karena perjuangan Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Tengku Umar, Tjoet Nja’ Dhien, Panglima Polimdan seterusnya. Mereka tidak mewakili pemerintahan, tetapi mewakili rakyat dan ulama.

Dan inilah yang sekarang terjadi di Palestina, rakyat dan ulama yang maju berjuang secara pisik mengusir Israel. Pemerintahannya? Masih sibuk urusan perundingan dan diplomasi. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2346010/mengapa-palestina-kelihatan-lemah-dari-israel#sthash.wByR3k8e.dpuf

Dekatilah Taman Surga dengan Berzikir

“Apabila kamu melalui Taman Surga, maka ikutlah atau masuklah kamu padanya. Bertanya salah seorang sahabat: Apakah Taman Surga itu, ya Rasulullah? Sabda Rasul: Yaitu Halqah-halqah zikir (lingkaran orang berzikir)”. (HR. Imam Tarmizi).

Rasulullah SAW menggambarkan lingkaran orang berzikir sebagai Taman Surga yang sangat indah, penuh ketenangan dan kedamaian, mengalir segala rahmat dan karunia Allah SWT. Kenapa lingkaran orang berzikir di ibaratkan sebagai Taman Surga? Karena di saat mata terpejam, kepala pun tertunduk untuk merendahkan diri dengan serendah-rendahnya kepada Allah SWT yang Maha Agung lagi Maha Perkasa, lidah terasa kelu tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, hanya hati yang terus bergetar, dimulai dengan ucapan astaghfirullah sebagai wujud permohonan ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang kita lakukan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari, barulah kemudian hati kita bergetar berzikir Allah, Allah. Seluruh anggota badan ikut merasakan getaran Maha Dahsyat dari keagungan Kalimah Allah.

Keindahan zikir dalam lingkaran dibawah bimbingan Waliyammursyida tidak akan bisa digambarkan dengan kata-kata, zikir yang selalu dinaungi oleh Nur Allah beserta segenap Para malaikat-Nya sebagaimana dalam sebuah hadis:

“Apabila duduk suatu kaum mengucapkan zikir Allah, maka melingkungi mereka malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka rahmat dan turut atas mereka sakinah (ketenangan jiwa) dan Allah menyebut mereka pada sisi-Nya”. (HR. Imam Muslim)

Zikir yang senantiasa dikelilingi oleh para malaikat inilah selalu dirasakan oleh orang-orang yang intensif berzikir selama 10 hari dalam iktikaf dan suluk dan tentu akan menghasilkan jiwa yang tenang, jiwa yang kelak bila saatnya telah tiba akan dipanggil kembali oleh Allah SWT untuk kembali kepada-Nya.

Marilah kita semua untuk selalu memperbanyak zikir kepada Allah SWT, karena sesungguhnya zikir itu adalah perintah Allah SWT sebagai firman-Nya:

“Dan ingatlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan tasbihlah di waktu petang-petang dan pagi-pagi (Q.S. Al-Ahzab, 41-42).

“Barang siapa yang tidak mengingat-Aku, dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta” (Q.S. Thaha, 124)

“Siksaanlah bagi orang yang ingkar hatinya mengingat Allah, orang-orang itu dalam kesesatan yang nyata” (Q.S. Azzumar, 22)

Zikir bukan hanya bisa menghilangkan penyakit hati akan tetapi juga bisa menyembuhkan penyakit-penyakit zahir yang kadang tidak bisa ditangani oleh dokter seperti penyakit AIDS/HIV, kanker ganas, leukimia, termasuk juga bisa dijadikan terapi untuk menyembuhkan orang gila dan orang yang kecanduan narkoba.

Allah SWT telah memberikan garansi kepada orang-orang yang selalu mengamalkan zikir untuk terlepas dari berbagai malapetaka dan bencana sebagaimana tersebut dalam sebuah hadist:

“Tidak memberi mudharat apa-apa yang dibumi dan tidak pula di dilangit bagi orang yang beserta dengan nama-Nya” (HR. Abu Daud dan Thirmidzi).

Bahkan Allah SWT juga memberikan garansi kepada manusia untuk tidak mengkiamatkan dunia ini kalau masih ada orang yang berzikir menyebut nama-Nya sebagai mana tersebut dalam hadis berikut:

“Tiada akan datang kiamat, kecuali kalau dimuka bumi tidak ada lagi yang membaca Allah, Allah, Allah” (HR. Muslim)

Di saat seorang hamba berzikir didalam lingkaran (Taman Surga), bertawajuh dibawah pimpinan seorang Guru Mursyid yang dalam dadanya telah tersalur Nur Ilahi, seluruh badan digetarkan oleh energi Zikir Kalimah Allah yang maha dasyat yang di istilahkan oleh Prof. Dr. SS. Kadirun Yahya MA. M.Sc sebagai Teknolgi Alquran, yang dapat memusnahkan segala jenis penyakit dan me-normal-kan kembali fungsi tubuh secara zahir dan mententramkan hati.

Zikir yang bisa menyelesaikan semua problem hidup bukanlah zikir sekedar meniru ucapan, akan tetapi zikir yang mengandung Nur Ilahi. Untuk mendapatkan itu sebelum kita berzikir terlebih dahulu kita mendapatkan frekwensi gelombang dari Rohani Rasulullah (Nur ala Nurin) melalui Rohani sang Mursyid, barulah rohani kita itu, yang pada hakekatnya telah menyatukan diri Rohaninya dengan Rohani Rasulullah, hingga memiliki frekwensi yang sama, barulah rohani kita detik itu, dapat hadir kehadirat Allah SWT karena rohani Rasulullah itu sangat dekat dengan Allah SWT.

Itulah sebabnya kenapa lingkaran zikir digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai Taman Surga, karena sesungguhnya surga itu berada di sisi Allah SWT, maka di saat berzikir rohani kita pada hakikatnya telah berada di sisi Allah SWT, rohani kita berada di Taman Surga-Nya yang sangat indah dan damai. Sering-seringlah kita singgah di Taman Surga semasa kita hidup di dunia sebagaimana anjuran Rasulullah agar kelak di akhirat kita bisa masuk kedalam surga. [Sumber: Sufimuda.net]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2319085/dekatilah-taman-surga-dengan-berzikir#sthash.0oY6jhbM.dpuf

Pasukan Rezim Suriah Ambil Alih Seluruh Kota Bersejarah di Aleppo

Setelah sepertiga wilayah Aleppo telah dikuasai, kini seluruh kota tua bersejarah di Aleppo juga ikut diambil alih oleh rezim Basyar Assad, dan pasukan oposisi terpaksa ditarik mundur dari kota tua tersebut.

Anggota Observatorium Hak Asasi Manusia untuk Suriah mengatakan, hari Rabu, pasukan rezim telah mengambil alih semua kota bersejarah di Provinsi Aleppo dan menyebabkan pasukan oposisi mengambil langkah mundur.

Pasukan oposisi menarik diri dari daerah terakhir kota tua bersejarah, setelah rezim berhasil mengambil kendali wilayah tetangga dari Bab al-Hadis dan Aqyul, kata Observatorium Hak Asasi Manusia untuk Suriah.

Tim pemantau berbasis Inggris mengatakan, pasukan oposisi terpaksa menarik diri dari kota tua bersejarah di Aleppo, karena khawatir hal tersebut menjadi senjata rezim untuk mengepung kembali pasukan oposisi.

Disebutkan Zaman Al Wasl, saat ini, rezim dan sekutu telah menguasai 75% wilayah Aleppo Timur, tahun 2012, rezim berhasil menguasai benteng pasukan oposisi, dan 3 Minggu setelahnya rezim meluncurkan operasi di wilayah Aleppo dan menguasai semua daerah yang ada di kota kedua.

Rezim Basyar Assad mengalami kemajuan stabil sejak mereka terobesesi untuk merebut kota Aleppo Timur. Dan saai ini rezim telah mengambil alih seluruh kota bersejarah Aleppo dan sebagian wilayah Marjeh. (Eka Aprila)

 

sumber:BumiSyam

Kausnya Dipakai Anak Palestina yang Gugur, Ozil “Real Madrid” Terpukul

Bintang sepak bola asal Jerman dan gelandang Real Madrid, Mesut Ozil, menangis ketika melihat foto jenazah seorang anak Palestina mengenakan kaus tim El Real dengan nomor punggung 23. Anak tak berdosa itu gugur akibat kebrutalan militer rezim Israel.

Pesepakbola Muslim itu terpukul ketika menyaksikan foto jenazah Hamid Younis Abu Daqqa, seorang anak 12 tahun warga Gaza yang tergeletak bersimbah darah mengenakan kaus timnya, karena dihantam bom Israel.

Di akun Twitter-nya Ozil menulis, “Sangat memilukan dan sangat disayangkan ketika anda melihat seorang anak kecil Palestina tak berdosa mengenakan kaus timmu terbunuh. Saya berdoa untuk kemerdekaan bangsa Palestina.” (Endah Hapsari/IRIB/IRNA/ROL)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/11/22/24547/kausnya-dipakai-anak-palestina-yang-gugur-ozil-real-madrir-terpukul/#ixzz4SvOS7Py7
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook