Calon Jamaah Haji Diimbau Jaga Kesehatan dan Kebugaran

Musim haji 1438 H/2017 M sudah menjelang. Kurang dari satu bulan lagi, jamaah haji Indonesia dijadwalkan secara bertahap akan mulai berangkat ke Arab Saudi.

Kloter pertama rencananya akan mulai terbang ke Tanah Suci pada 28 Juli 2017 dari seluruh embarkasi di Indonesia.

Kasubag Humas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan mengimbau calon jamaah haji Indonesia untuk terus menjaga kondisi kesehatannya.

Menurutnya, persiapan kesehatan sejak dari Tanah Air sangat penting mengingat kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.

“Tetap jaga kebugaran dan kesehatan kita, atau periksalah kesehatan kita baik di puskesemas, rumah sakit agar diketahui kondisi kesehatan kita,” terangnya melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (27/06/2017) lansir laman resmi Kementerian Agama.

Dokter Umum Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang ini mengingatkan calon jamaah haji agar tidak terlalu lelah jelang keberangkatan.

Hal ini disampaikan Nirwan mengingat menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menggelar walimatussafar dan menerima banyak tamu jelang keberangkatan.

Nirwan berharap calon jamaah bisa mengatur waktu dengan baik sehingga cukup istirahat. Sebab, jika sampai kurang istirahat, itu bisa menyebabkan kondisi kesehatan calon jamaah menurun.

Bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit dan diharuskan membawa obat-obatan, lanjut Nirwan, maka obat dimaksud agar dicatatkan di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan dicap oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di embarkasi. Agar, tidak menjadi masalah di proses imigrasi bandara kedatangan.

Nirwan yang sehari-hari bertugas  di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun Jambi memperkirakan, suhu di Arab Saudi pada musim haji tahun ini sekitar 42-50 derajat celsius.

Karenanya, jamaah diimbau untuk memperbanyak kegiatan di dalam gedung saja. Bila terpaksa keluar gedung, lanjut Nirwan, mesti memakai pelindung kepala dan kacamata hitam.

“Jangan lupa senantiasa minum air agar terhindar dehidrasi yang diakibatkan suhu udara begitu panas. Jangan lupa membawa semprotan wajah, sesekali wajah dapat disemprot dengan air dan sering basahi rambut juga dengan air,” ujarnya.

Nirwan juga mengimbau jamaah agar tidak perlu berlebihan membawa barang bawaan. Menurutnya, pakaian yang dibawa secukupnya saja. Makanan juga tidak perlu berlebihan karena bisa dibeli di Tanah Suci.

“Sekarang pelaksanaan haji oleh Pemerintah Indonesia sudah sangat bagus. Makanan untuk jamaah sudah disiapkan. Jadi tidak perlu berlebihan untuk membawa persiapan makanan,  termasuk tak perlu lagi membawa alat-alat untuk memasak,” tandasnya.*/ [R,K]

 HIDAYATULLAH

Buktikan, Jika Anda Mencintai Rasulullah

Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda,

“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian, hingga ia lebih mencintaiku daripada orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR. Al-Bukhari, no 15 dan Muslim, no. 44).

Mendengar sabda Nabi di atas, para sahabat mencurahkan kecintaan yang besar kepada sang Rasul shallallahu alaih wasallam, melebihi cinta mereka kepada keluarganya. Mereka lebih mementingkan kecintaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, daripada selainnya. Inilah prinsip hidup para sahabat -semoga Allah meridai mereka.

Mereka begitu faham pengaruh cinta dalam kehidupan. Cinta akan memicu seorang, untuk selalu patuh dan tunduk kepada orang yang dicintai, yaitu Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Dalam Al-Quran, Allah taala telah menekankan hal ini. Yang menunjukkan pentingnya kepatuhan dan tunduk terhadap perintah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Bahkan Allah Taala mengaitkan ketaatan kepada-Nya, dengan ketaatan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana dalam firman-Nya,

“Barangsiapa yang menaati rasul, maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (An Nisa: 80)

Artinya, barangsiapa yang bermaksiat kepada sang Rasul shallallahu alaihi wasallam, itu artinya dia telah bermaksiat kepada Allah subhanahu wa taala.

Para sahabat begitu sadar, bahwa cinta ibarat tali yang kuat, yang mengeratkan ikatan hati, antara mereka dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dengan kecintaan yang tulus inilah, mereka hendak menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah taala berfirman,

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah kemenangan yang besar.” (An Nisa: 13)

Memang, hubungan antara cinta, taat, tunduk dan patuh amatlah erat. Kata-kata ini tidak bisa dipisahkan. Semakin tinggi frekuensi cinta, semakin tinggi pula tingkat kepatuhan dan ketundukannya kepada yang ia cintai. Sebaliknya, saat frekuensi cinta berkurang, maka semakin rendah tingkat kepatuhan dan ketundukan terhadap perintah maupun larangan beliau.

Tanda cinta

Cinta kepada sesutu apapun, mesti ada bukti. Ketika Anda mencintai rumah, pasti Anda akan senantiasa menjaga, merawat dan membersihkannya. Dan Anda akan marah bila ada orang yang mengotorinya. Saat Anda mencintai anak Anda, maka Anda akan mendidik, membimbing dan mengayominya. Demikian pula kecintaan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ia juga memiliki tanda-tanda. Sebagai bukti Ketulusan dan kejujuran cintanya kepada beliau; bukan sekedar dakwaan atau bualan belaka.

Di antara bukti kejujuran cinta tersebut tersebut adalah, berpegang teguh dengan sunnahnya (jejak kehidupannya), serta memuliakan para pengikut sunnahnya (penghulunya adalah sahabat-sahabat beliau), memperbanyak shalawat untuknya, rindu berjumpa dengannya, cinta kepada orang-orang yang dicintainya dan benci kepada orang-orang yang dibencinya. (Makanat as-Sunnah an-Nabawiyah, hal 41).

Cinta yang proposional

Ketahuilah, sesungguhnya cinta para sahabat kepada Rasulullah shallallahu alaih wasallam adalah cinta yang proposional. Maksudnya adalah, pertengahan antara cintanya orang yang melampaui batas dan cintanya orang yang menyepelekan atau teledor dalam hal kecintaan kepada Nabi. Berikut Ini kami paparkan tiga golongan manusia dalam hal kecintaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam:

Pertama, orang yang melampaui batas dalam hal kecintaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Seperti orang-orang yang terlalu berlebihan dalam mengekspresikan kecintaannya kepada Nabi. Dampaknya adalah ekspresi cinta yang melampaui batas syari. Akhirnya mereka membuat ibadah-ibadah baru yang tak pernah dituntunkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam. Seperti perayaan maulid Nabi, dengan dalih bahwa ini adalah ekspresi kecintaan mereka kepada Nabi shallallahualaihiwasallam. Ini yang pertama.

Kedua, mereka yang lebih mendahulukan kecintaan kepada selain beliau, daripada kecintaan kepada beliau. Akibatnya, akan menimbulkan dampak negatif yang mereka alami dalam kehidupan mereka di dunia dan akhirat. Contohnya adalah, orang-orang yang mengaku mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam. Namun saat ada perkataan tokoh atau kiyai mereka, yang menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam, mereka lebih mendahulukan perkataan kiyainya tersebut.

Ketiga, merekalah para sahabat radhiyallahuanhum. Setiap muslim yang menginginkan kejujuran dalam cintanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, hendaklah ia mengikuti jejak mereka dalam mewujudkan cinta hakiki tersebut. Para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, mereka tidak melampaui batas dalam kecintaan mereka, tidak pula seperti orang-orang yang teledor dan menyepelekan kecintaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. (Lihat Makanat as-Sunnah an-Nabawiyah, hal 38).

Potret Cinta Sahabat Kepada Nabi

Pembaca yang budiman, mari sejenak melihat kembali perjalanan hidup generasi terbaik umat ini. Yaitu para sahabat radhiyallahu anhum. Untuk memetik pelajaran-pelajaran berharga dari keindahan perilaku mereka, keluhuran adab dan akhlak mereka.

Pernakah terbayang di benak Anda, bagaimana gambaran cinta dan pengagungan sahabat-sahabat kepada beliau?

Meski kata-kata tak kuasa untuk melukiskan hakikat cinta mereka yang begitu jujur dan agung. Namun, tak mengapa sedikit membaca kisah-kisah menakjudkan, dari gambaran cinta mereka tersebut:

Abu Sufyan, salah seorang yang pernah menjadi musuh besar Nabi SAW, menuturkan tentang kenyataan yang ia soal persahabatan rasul Muhammad shallallahu alaihi wasallam dengan para sahabat, “Aku belum melihat seorang pun yang mencintai orang lain, seperti cintanya sahabat-sahabat Muhammad -shallallahualaihiwasallam- kepadanya.” (Abu Nuaim, Marifat ah-Shahabah, jilid 3/1183-1184 ).

Ketika Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu ditanya, “Bagaimana cinta kalian kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam?”. Beliau menjawab,”Demi Allah, beliau lebih kami cintai dari harta, anak, ayah, dan ibu kami. Bahkan lebih (kami cintai) dari air segar di waktu dahaga.” (Al-Qadhi Iyadh, asy-Syifa bi Tarif Huquq al-Musthafa, jilid 2/52).

Kisah Urwah bin Masud yang masyhur. Ketika kaum Quraisy mengutusnya dalam rangka melakukan perjanjian damai dengan kaum muslimin, di Hudaibiyah. Saat perjumpaannya dengan Nabi dan kaum muslimin, ia mendapati sebuah sikap yang menakjudkan hatinya, dari para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sepulangnya Urwah ke Makkah, ia pun berkata di hadapan kaum Quraisy, “Wahai kaum Quraisy.. Demi Allah, aku telah diutus kepada para raja sebagai delegasi kalian. (Aku diutus) kepada Kishar (raja negeri Roma), Kisra (raja negeri persia), begitu pula Najasyi (raja negeri Habasyah). Namun demi Allah, aku belum pernah melihat seorang raja pun yang diagungkan oleh pengikutnya, seperti pengagungan yang dilakukan para sahabat Muhammad kepadanya.Demi Allah, jika ia (Muhammad) berdahak, pasti dahak itu akan jatuh di tangan salah seorang mereka. Lalu mereka usapkan ke wajah dan kulit mereka. Jika mereka mendapat perintah darinya, maka mereka akan segera melaksanakan perintah tersebut.

Jika ia selesai berwudu, hampir-hampir mereka bersengketa karena saling berebut sisa air wudhunya. Jika ia berbicara, sahabat-sahabatnya merendahkan suara di hadapannya. Tak ada seorang pun yang memandangnya dengan pandangan yang tajam. Hal ini karena mereka begitu menghormatinya.” (Al-Bukhari, no 2731).

Karena dorongan cinta yang tulus, kepada Nabi shallallahu alaih wasallam, sampai-sampai seorang sahabat yang bernama Rabiah bin Kaab Al-Aslami radhiyallahu anhu, rela menjadi pelayan beliau, demi bisa menjadi pendamping beliau di surga. Rabiah bercerita, “Suatu malam aku menginap di rumah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Akupun menyediakan air wudhu untuknya serta memenuhi kebutuhan beliau. Lalu beliau bertanya, “Memohonlah..”. “Aku ingin menemanimu di surga.” pintaku. Beliau menjawab,”Tak adakah yang selain itu?”. “Tidak,” Jawabku. Beliau lantas bersabda, “Perbanyaklah sujud, agar dapat membantuku mewujudkan keinginanmu.” (Muslim, no 489)

Karena ketulusan cinta, para sahabat selalu ingin meniru tingkahlaku beliau.Dikisahkan bahwa, Rasulullah shallallahu alaihi wasallampernah memiliki sebuah cincin yang terbuat dari emas. Melihat beliau memakai cincin emas, maka para sahabatpun ikut mengenakan cincin emas. Kemudian ketika beliau membuang cincin itu (karena adanya larangan memakai cincin emas bagi laki-laki), seraya bersabda, “Aku tak akan memakai cincin emas lagi untuk selamanya.” maka merekapun langsung membuang cincin-cincin tersebut. (Al-Bukhari, no 5866).

Demikianlah, kepatuhan yang luar biasa. Pengagungan terhadap sunnah yang tak ada bandingnya. Serta kerinduan yang selalu hadir dalam hati suci mereka kepada kekasih yang paling dicintai. Ini tidak lain adalah buah daripada cinta yang jujur dan tulus kepada Sang Rasul.

Semoga Allah meridai seluruh sahabat dan menyediakan kehidupan kekal abadi di surga-Nya bersama kekasih Muhammad shallallahu alaihi wasallam.Wasallallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shahbihi wasallam. [Abu Huraerah Al Faluwy/muslimorid]

 

Perbedaan “Cinta” Orang Indonesia dan Orang Arab

BAHASA Arab memang dikenal memiliki variasi kata yang sangat banyak. Satu kata dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi kata yang berbeda dalam bahasa Arab.

Contohnya adalah kata “cinta”. Kata cinta dalam bahasa Indonesia ya bermakna cinta saja. Variasi katanya mungkin hanya “sayang”. Namun dalam bahasa Arab, “cinta” memiliki 10 variasi kata. Kesepuluh kata ini berdasarkan level cinta tersebut. Berikut pembahasan mengenai 10 tingkatan cinta dalam bahasa Arab. Tingkatan ini dari yang levelnya kecil hingga level cinta yang paling tinggi.

1. Al alaqah

Tingkatan cinta yang pertama adalah al alaqah. Alaqah sendiri jika diterjemahkan bermakna hubungan atau ikatan. Dinamakan hubungan atau ikatan karena adanya keterikatan hati kepada yang dicintai.

2. Al iradah

Tingkatan cinta yang kedua adalah al iradah. Jika diterjemahkan, iradah bermakna kehendak atau keinginan. Tingkatan cinta ini adalah kecondongan hati kepada yang dicintai dan berusaha untuk mencari atau menjumpai yang dicintai tersebut.

3. Ash-shobabah

Tingkatan ketiga dari cinta adalah ah shobabah. Secara bahasa arti dari shobabah adalah kerinduan. Ash shobabah adalah kerinduan hati kepada yang dicintai. Kerinduan ini timbul secara alami dan tidak bisa diatur-atur. Hal ini sama seperti air yang mengalir dari tempat yang landai.

4. Al gharaam

Di atas ash shobabah adalah al gharaam atau kerinduan yang menyala-nyala. Al gharaam adalah cinta yang selalu ada di dalam hati. Dia selalu bersama dan tidak pernah keluar dari dalam hati. Maka azab neraka juga dinamakan gharaaman karena neraka tidak akan pernah melepaskan penghuninya.

5. Al wadaad

Di tingkatan kelima dari cinta adalah al wadaad atau kasih sayang. Alwadaad adalah kelembutan cinta, inti cinta dan kemurniaanya. Salah satu nama Allah adalah Al waduud yang bermakna yang maha mencintai hamba-hambanya yang shaleh.

6. Asy syaghof

Asysyaghof adalah cinta yang meluap-luap. Orang yang mencitai dengan syagof akan sangat mencintai yang sedang ia cintai. Cintanya hingga masuk ke relung hati dan sanubarinya. Rasa cinta ini mampu membuat senang namun bisa bercampur dengan penderitaan.

7. Al isyq

Al isyq adalah cinta yang sangat bahkan cenderung berlebihan. Rasa cinta ini dikhawatirkan bisa berdampak kurang baik kepada pelakunya.

8. At tatayyum

At tatayyum adalah penghambaan atau merendahkan diri. Cinta di tingkatan ini mampu menghambakan seseorang. Taimullah sendiri bermakna abdullah atau hamba Allah.

9. At taabbud

Tingkatan cinta di atas tatayyum adalah taabbud. Taabbud bermakna peribadahan. Orang yang memiliki cinta ini akan merasa sesungguhnya dirinya adalah secara total milik Allah. Dirinya tidak memiliki apapun atas dirinya sendiri, semua yang lahir maupun batin adalah milik sang kekasih, Allah. Cinta ini alah hakikat dari peribadatan sehingga siapa yang telah sempurna sifat ini, maka telah sempurna cintanya.

10. Al Khullah

Khullah bermakna kekasih. Cinta ini hanya dimiliki oleh dua khalil atau kekasih Allah yaitu Nabi Ibrahim alaihis salam dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.[ ]

[lihat lengkapnya dalam kitab Madarijus Saalikiin baina manaazili iyyaka nabudu wa iyya kanastain 3/29-32, , Darul Kutub Al Arobiy, Beirut, cet. Ke-3, 1416 H, Asy Syamilah]

 

Islam dan Ateis Alami Peningkatan Signifikan di Australia

Perincian data dari Sensus 2016 menunjukkan kalau hampir setengah populasi Muslim Australia tinggal di Sidney. Jumlah Muslim yang tinggal di Sidney mengalami kenaikan 5,3 persen tahun lalu menjadi 253.436 orang.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (28/6), jumlah ini menyumbang 40 persen dari total populasi Muslim di Australia sebanyak 604 ribu orang. Karenanya, Islam disebut sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di Sidney.

Sensus terakhir mengungkapkan kalau Islam di Australia telah menyalip agama Buddha sebagai agama non-Kristen yang paling populer. Jumlah Muslim yang tinggal di negara ini hampir dua kali lipat dari total 341 ribu orang pada 2006. Sekitar 2,2 juta orang terdaftar tidak miliki agama, melebihi katolik sebagai afiliasi keagamaan paling populer Australia.

Sensus 2016 yang dirilis Selasa (27/6) itu mengungkapkan 30 persen orang Australia diidentifikasi tidak miliki agama. Angka itu berbanding dengan kenaikan 22 persen pada sensus 2011 dan hampir 19 persen pada sensus 2006. Dari populasi Australia yang berjumlah 23,4 juta orang, 7.040.700 orang mengaku tidak memiliki agama.

Umat Katolik berjumlah 22 persen atau 5,2 juta orang, diikuti 16,3 persen atau 3,8 juta umat Kristen. Warga berusia 18-34 tahun cenderung berafiliasi tanpa agama, sedangkan 70 persen orang berusia 65 tahun beragama Kristen. Dari 2006 sampai 2016, proporsi orang yang melaporkan agama mereka selain Kristen dalam sensus meningkat dari 5,6 persen menjadi 8,2 persen.

Islam dan Hindu jadi agama non-Kristen yang paling cepat berkembang sedekade terakhir. Hinduisme tumbuh menjadi 1,9 persen dari populasi, menempati tempat ketiga untuk agama non-Kristen yang paling populer. Turun menjadi 2,4 persen, Buddhisme jatuh ke posisi kedua dan Islam naik ke puncak dengan 2,6 persen dari populasi. Sikhisme jadi agama non-Kristen keempat yang populer dengan lima persen, diikuti Yudaisme 4,4 persen. Selain itu, sensus mengungkap jumlah orang Australia berbahasa Inggris turun dari 77 persen 2011 jadi 73 persen pada 2016.

Awas! Anda Diawasi, Ini Dia Makhluknya

SEORANG muslim yang percaya terhadap hal-hal yang bersifat gaib yakin bahwa pada diri manusia terdapat dua malaikat. Yaitu malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia untuk dilaporkan kepada Allah.

Buku catatan mereka inilah yang nanti akan menentukan tempat manusia di akhirat. Jika manusia menerima buku amalnya di sebelah kanan maka akan ketahuan bahwa amal kebaikan lebih banyak ia lakukan daripada kejahatan. Ia akan mendapat ganjaran surga. Demikian pula kalau hasil pencatatan malaikat dalam sebuah buku diberikan dari arah kiri atau belakang maka dia termasuk bakal penghuni neraka.

Dalam mencatat setiap amal, dikatakan dalam hadis di atas malaikat yang bertugas mencatat kebaikan berada di sebelah kanan lebih berkuasa daripada malaikat yang mencatat kejahatan berada di sebelah kiri. Setiap manusia berniat melakukan kebaikan, malaikat kanan ini sudah mencatatnya sebagai satu amal kebaikan. Pada saat manusia tersebut melaksanakan niat baiknya tersebut, langsung dicatat sepuluh pahala baginya.

Pada saat manusia tersebut berniat melakukan kejahatan, malaikat kiri dilarang malaikat kanan langsung mencatatnya. Bahkan kalaupun sudah berbuat kejahatan, malaikat kiri akan mencatat tetap disuruh menahan tintanya, jangan ditulis dahulu. Siapa tahu manusia akan bertobat sehingga catatan kejahatan dalam bukunya tidak ada. Apabila manusia tersebut khilaf tidak bertobat maka malaikat kiri hanya menuliskan satu kejahatan saja. Tidak dilipatgandakan sebagaimana amal kebaikan.

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Malaikat kanan merasa lebih kuasa daripada malaikat kirinya. Bila seorang muslim berbuat kebaikan, langsung dicatat malaikat kanan sepuluh kebaikan. Jika berbuat kejahatan, saat akan ditulis malaikat kiri, malaikat kanan memperingatkan, Tahan dulu beberapa saat! Bila bertobat, tidaklah jadi dicatat. Bila tak mau tobat, dicatat satu amal jahat.”

Demikianlah kemaharahmanan dari Allah. Ia sungguh kasih dan sayang terhadap umat-Nya. Allah sangat ingin manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan hal-hal buruk. maka ia banyak memberikan “fasilitas” bagi mereka yang ingin beramal kebaikan. Bagi manusia yang mengetahui hal ini pasti akan memperbanyak amal dan menghindarkan kejahatan. Kalaulah muncul kejahatan, hanya terlintas sebentar di benaknya, lalu hilang kembali.[]

Sumber : Hikmah dari Langit/Yusuf Mansur/ Pena Ilmu dan Amal

 

MOZAIK

Rasulullah Sangat Lembut terhadap Anak Kecil

RASULULLAH SAW sangat mencintai anak kecil. Beliau sangat lembut dan memahami perilaku mereka. Berikut adalah contoh sikap Rasulullah SAW pada anak kecil yang patut kita teladani.

– Rasulullah SAW senang bermain-main (menghibur) anak-anak dan kadang-kadang memangku mereka. Contoh: Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, ” Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).” Merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

– Rasulullah SAW sangat lembut dan berempati ketika anak-anak mengalami penderitaan. Contoh: Ketika Jafar bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mutah, Nabi Muhammad SAW sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah Jafar dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak Jafar. Ketika mereka datang, beliau menciuminya.”

– Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang tidak memiliki kasih sayang pada anak kecil. Contoh: Al-Aqraa bin harits melihat Rasulullah SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

-Rasulullah SAW sangat memahami ketidaktahuan anak. Contoh: Seorang anak kecil dibawa kepada Rasulullah SAW untuk didoakan dimohonkan berkah dan diberi nama. Anak tersebut dipangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing di pangkuan beliau, orang-orang yang melihatnya kaget dan berteriak. Beliau berkata, “Jangan diputuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”

Beliau pun berdoa dan memberi nama anak itu. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

– Rasulullah SAW sangat memahami perilaku anak yang senang bermain. Contoh: Ummu Kholid binti Kholid bin Saad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Rasulullah SAW, ayahku membentakku, tapi Rasulullah berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “Bermainlah sepuas hatimu, Nak!

– Rasulullah SAW sering menyapa anak kecil dengan hangat. Contoh: Dari Anas, mengatakan “Rasulullah SAW selalu bergaul kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

-Rasulullah SAW tidak terganggu sholatnya walau sambil menggendong anak. Contoh: suatu Rasulullah SAW melakukan shalat, sedangkan Umamah binti Zainab diletakkan di leher beliau. Ketika beliau sujud, Umamah diletakkannya di lantai, dan ketika berdiri, Umamah diletakkan lagi di leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam.

– Rasulullah SAW sangat lembut pada anak yang mengganggu sholatnya. Contoh: Rasulullah pernah lama sekali sujud dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Rasulullah SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku ditunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesa sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

– Rasulullah SAW sangat berempati pada anak kecil yang menangis. Contoh: Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah Fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.”[]

Baru 48 Restoran di Indonesia yang Bersertifikat Halal

Indonesia Halal watch (IHW) memang mencatat ada perkembangan siginifikan dari sertifikasi halal di Indonesia. Namun, peningkatan itu rasanya masih belum terbilang maksimal jika dibandingkan jumlah populasi Muslim di Indonesia.

Direktur Eksekutif IHW, Ikhsan Abdullah mencatat, baru ada 48 restoran di Indonesia yang telah bersertifikat halal. Angka ini tentu berbanding sangat jauh dari total restoran yang ada di Indonesia yaitu 3.081 restoran.

Untuk kosmetika, IHW mencatat jumlah yang telah terdaftar di BPOM berjumlah 12.420 sedang yang telah disertifikasi halal baru berjumlah 326. Sementara, obat yang sudah tersertifikasi halal berjumlah 31 dan jamu sebanyak 381.

Untuk produk pangan yang telah terdaftar di BPOM berjumlah 14.027 dan 6.554 produk pangan telah tersertifikasi halal. Ia menambahkan data statistik produk yang mendapat izin edar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia pada 2016.

Untuk produk makanan dan minuman ada 17.987 (41,1 persen), kosmetika 23.377 (53,5 persen), obat 1.038 (2,4 persen), obat tradisional 2,3 persen dan suplemen makanan 316 (0,7 persen). Selain BPOM, ia turut mencatat data terbaru dari LPPOM-MUI.

Pada tahun 2012, jumlah perusahaan yang ajukan sertifikasi halal ada 626, sertifikat halal 653 dan produk 19.830. Sedang pada tahun 2013, ada 2.362 perusahaan, 2.995 sertifikat dan 80.887 produk.

Untuk 2014, terdapat 2.500 perusahaan, 3.058 sertifikat dan 95.095 produk. Untuk 2015, ada 2.970 perusahaan, sertifikat sebanyak 3.801 dan 126.013 produk. Sementara, pada 2016 ada 2.776 perusahaan, 3.621 sertifikat dan 123.588 produk.

 

REPUBLIKA