Viral Video Kawin Tangkap Wanita NTT; Begini Hukumnya

Akhir-akhir ini beredar sebuah video viral tentang kawin tangkap di NTT. Lewat video tersebut mempertontonkan sekelompok orang menangkap paksa seorang wanita di Simpang Kalembuweri, Jalur Tena Teke dan Jalur Rara Waimangura Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya, NTT, pada Kamis (7/9/2023) pukul 11.00 WIT.

Kronologi Kejadian

Peristiwa tersebut sempat viral di Facebook lewat video yang diunggah oleh akun bernama Daniel Umbu Pati di grup Facebook Flobamora Tabongkar. Dalam video tersebut, tampak wanita itu langsung ditangkap oleh sekelompok orang itu dan dibopong ke mobil pikap hitam yang berada di tepi jalan dekat lokasi kejadian. 

Saat ditangkap tersebut, wanita itu terus berteriak hingga menimbulkan perhatian dari warga sekitar. Salah satu warga pun lalu mengikuti mobil pikap tersebut menggunakan sepeda motor.

Hal ini jelas memicu timbulnya pertanyaan dan opini publik bagi masyarakat tentang beredarnya video penculikan yang ada di NTT sebenarnya ada budaya atau tradisi apa yang berkembang di sana? Kalaupun praktik lalu praktik apa? Apakah tindakan tersebut bukan termasuk tindakan kekerasan terhadap perempuan?

Makna Kawin Tangkap

Menurut Janet Alison Hoskin yang melakukan riset di Sumba Barat Daya dan Joel C Kuipers yang melakukan penelitian di Wawewa Sumba Barat. Mereka menyatakan bahwa kawin tangkap bukanlah budaya atau tradisi. Kawin tangkap yaitu praktik yang terus menerus dilakukan turun temurun di Pulau Sumba.

Berbeda dengan pendapat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Ia mengatakan praktik kawin tangkap sebagaimana yang terjadi di Sumbah Tengah dan Sumba Barat Daya merupakan salah satu bentuk kekerasaan terhadap perempuan dan anak. 

Budaya atau tradisi tidak statis tetapi dinamis. Kasus ini adalah praktik kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan dan anak. Jadi, jangan sampai alasan tradisi budaya dipakai hanya sebagai kedok untuk melecehkan perempuan dan anak.

Kawin Tangkap dalam Aturan Hukum 

Diatur dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang merupakan sumber hukum positif bagi umat Islam di Indonesia. Menganut prinsip salah satunya asas kesukarelaan dalam perkawinan.

Sementara itu menurut Siti Aminah, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Menurutnya dalam praktik kawin tangkap perempuan cenderung dirugikan karena mengalami kerugian hak konstitusionalnya sebagaimana tertuang dalam pasal 28G ayat 1. Yaitu hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah pasal 28B ayat 1. Terutama hak rasa aman dan untuk tidak takut berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasinya.

Kemudian hal itu juga tertuang dalam pasal 10 ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Perkawinan yang sah hanya dapat berlangsung atas kehendak bebas calon suami dan calon istri yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tindakan ini juga dinilai sebagai tindakan melawan hukum sesuai Pasal 332 ayat 2 KUHP pelaku kawin tangkap dapat dipidana hingga 9 tahun penjara sementara itu perampasan hak perempuan sesuai pasal 333 KUHP pelaku diancam dengan pidana hingga 12 tahun penjara.

Melihat aturan-aturan tersebut maka jelas konstitusi negara menjamin hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional. Namun dalam kajian mengenai praktik-praktik budaya Komnas Perempuan, seringkali adat atau tradisi dijadikan alasan pembenaran atas tindakan kekerasaan perempuan. Dalam upaya pembenaran tersebut menyembunyikan kontradiksi, penyelewengan ataupun pergeseran nilai-nilai luhur adat dan tradisi yang sejatinya memuliakan perempuan.

Kawin Tangkap Dalam Tinjauan Hukum Islam

Istilah kawin tangkap secara tekstual memang tidak disebutkan dalam literatur-literatur kitab fikih, bahkan dalam Al-Qur’an dan hadispun tidak disebutkan secara implisit. Namun dalam perwalian salah satu disebutkan tentang ijbar dan wali mujbir. Pemahaman terhadap istilah tersebut yang kemudian muncul pemahaman tentang kawin paksa. Di mana hak ijbari ini dipahami sebagai hak memaksakan suatu perkawinan oleh orang lain dalam hal ini bisa jadi ayahnya.

Dalam wacana yang berkembang. Secara umum istilah wali mujbir sendiri diartikan sebagai orang tua yang memaksa anaknya untuk kawin atau menikah dengan pilihannya, bukan pilihan anaknya. Oleh karena itu dalam tradisi masyarakat Indonesia yang masih berlaku sampai saat ini kemudian dikenal dengan istilah “Kawin Paksa”.

Istilah ini sendiri apabila dipahami secara mendalam akan memiliki konotasi iqrah, yaitu suatu paksaan terhadap seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan suatu ancaman yang membahayakan terhadap jiwa dan tubuhnya tanpa ia sendiri mampu untuk melawannya (KH. Husein Muhammad, 2001)

Menurut Ustadz Wawan Gunawan dalam kaidah hukum adat yang dibolehkan itu yang tidak bertentangan dengan norma dan nilai-nilai hukum Islam. Hal ini sebagaimana terdapat dalam teori iblis atau teori receptio a contrario ini dapat ditemukan dalam hubungan antara hukum agama dan hukum adat.

Sedangkan pendapat Yahya Harahap ajaran receptio a contrario hukum adat yang menyesuaikan diri ke dalam hukum Islam atau hukum adat yang sesuai dengan jiwa hukum Islam. Jika norma hukum adat tersebut tidak sejalan dengan jiwa dan semangat hukum Islam maka hukum adat tersebut harus dijauhkan dari kehidupan pergaulan lalu lintas masyarakat.

Maka kesimpulannya sebagaimana yang telah dianut oleh hukum islam sendiri mengenai kesukarelaan dalam perkawinan, haruslah didasarkan persetujuan kedua calon mempelai. Kemudian persetujuan tersebut hendaknya dilaksanakan atas kehendak bebas. 

Tanpa paksaan dari calon mempelai pria maupun wanita untuk melaksanakan perkawinan. Adapun syarat sah dan rukun dari perkawinan menurut para Imam Madzhab yaitu adanya sighat akad, ijab dan qabul, calon mempelai, wali dan saksi. Maka sudah jelas bila ditinjau dari pandangan syariat islam praktik kawin tangkap hal ini tidak sesuai dengan tujuan syariat (maqashid syariah), yaitu mengedepankan kemaslahatan umat.

Demikian penjelasan terkait viral video kawin tangkap di NTT,  ini hukumnya dalam Islam. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Tafsir Mimpi Gigi Rontok Semua

Lantas, bagaimanakah tafsir mimpi gigi rontok semua menurut ulama? Pasalnya, dalam mimpi, sering muncul beberapa fenomena alam yang mustahil terjadi di dunia nyata, sering juga kita bermimpi kejadian sehari-hari yang mungkin terjadi di kehidupan nyata seperti mimpi gigi rontok semua.

Dalam primbon Jawa mimpi gigi rontok semua diartikan sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang harus dilepaskan atau ditinggalkan agar dapat mencapai perubahan yang lebih baik dalam hidup yang pada akhirnya membawa keberuntungan. 

Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan yang menjelaskan mengenai tafsir mimpi gigi rontok semua menurut ulama. Tetapi, tidak semua mimpi dapat ditafsirkan dengan benar. Mimpi yang benar hanyalah mimpi yang berasal dari Allah. 

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mirqah al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih berikut;

 لَيْسَ كُلُّ مَا يَرَاهُ الْإِنْسَانُ فِي مَنَامِهِ يَكُونُ صَحِيحًا، وَيَجُوزُ تَعْبِيرُهُ، إِنَّمَا الصَّحِيحُ مِنْهَا مَا كَانَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى يَأْتِيكَ بِهِ مَلَكُ الرُّؤْيَا مِنْ نُسْخَةِ أُمِّ الْكِتَابِ، وَمَا سِوَى ذَلِكَ أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ لَا تَأْوِيلَ لَهَا 

Artinya : “Tidak semua yang dimimpikan oleh seseorang itu benar dan bisa ditafsirkan. Mimpi yang benar hanyalah mimpi yang berasal dari Allah yang disampaikan padamu lewat malaikat penyampai mimpi yang diambil dari naskah Umm al-Kitab. Selain itu adalah mimpi yang sia-sia yang tidak bisa ditafsirkan”

Menurut Syekh Muhammad Ibnu Sirin gigi rontok semua dalam mimpi merupakan pertanda seseorang akan memiliki umur yang panjang. Hal ini berdasarkan suatu peristiwa yang menceritakan bahwasanya ada seseorang yang mengalami mimpi gigi rontok dan membuatnya mengalami kesedihan. Kemudian dia menceritakan mimpinya kepada ulama penafsir mimpi lalu diberitahu akan mendapat umur panjang dan terjadilah hal itu.

Sebagaimana keterangan beliau dalam kitab Tafsir Ahlam an-Nabulisi berikut,

وحكي أنّ رجلاً رأى أسنانه كلها سقطت، فاغتم لذلك غماً شديداً، وقص رؤياه على معبر، فقال: تموت أسنانك كلها قبلك، فكان كذلك.

Artinya : “Diceritakan ada seseorang yang bermimpi giginya rontok semua hingga membuatnya tenggelam dalam kesedihan, kemudian dia menceritakan mimpinya kepada ulama penakwil mimpi, kemudian penakwil berkata: “Semua orang yang seusiamu akan meninggal sebelummu, dan terjadilah hal itu,”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa menurut Syekh Muhammad Ibnu Sirin gigi rontok semua dalam mimpi merupakan pertanda seseorang akan memiliki umur yang panjang.

Hal ini berdasarkan suatu peristiwa yang menceritakan bahwasanya ada seseorang yang mengalami mimpi gigi rontok dan membuatnya mengalami kesedihan. Kemudian dia menceritakan mimpinya kepada ulama penafsir mimpi lalu diberitahu akan mendapat umur panjang dan terjadilah hal itu.

Demikian penjelasan mengenai tafsir mimpi gigi rontok semua menurut ulama. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Beragama Butuh Ilmu, Berilmu Butuh Guru, Berguru Butuh Sanad yang Jelas

Pasti bagi kita semua tidak asing dengan istilah “Malu bertanya sesat di jalan!”. Pepatah ini mengingatkan kita agar tidak malu bertanya tentang sesuatu hal yang tidak diketahui. Jika selalu merasa tahu dipastikan akan sesat di jalan. Termasuk dalam masalah agama.

Jika anda mengalami sakit kepala, cukupkah dengan membuka buku masalah Kesehatan? Dengan buku itu anda mempraktekkan pengobatan sendiri? Ada dua kemungkinan, anda benar dengan percobaan, atau anda semakin sakit. Begitu pula dengan beragama.

Beragam bukan tentang trial and error. Agama adalah perintah Tuhan berdasarkan wahyu kepada Nabi yang disampaikan kepada sahabat dan orang-orang alim setelahnya. Ada silsilah keilmuan yang terus dirawat. Cukupkah beragama dengan membaca buku agama?

Beragama butuh Ilmu

Beragama bukan tentang mengerjakan, tetapi tentang ilmu. Karena itulah beragama harus berdasarkan ilmu. Umar bin Abdul Aziz sebagaimana dikutip oleh Ibnu Taimiyah mengatakan “Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.”

Beramal tanpa ilmu hanya akan menghasilkan kerusakan dan mafsadat. Tentu saja, beragama bukan sekedar beramal, tetapi harus memiliki sandaran yang jelas.

Namun, hari ini belajar agama juga bukan perkara mudah atau memudahkan. Contohnya seseorang yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti kajian atau datang ke rumah seorang guru, ia memilih untuk mendengarkan ilmu yang dia pelajari dari aplikasi youtube.

Salahkah demikian, tentu tidak menjadi persoalan. Namun, cukupkah hal itu memberikan penjelasan terhadap dirinya. Ketika seseorang tidak mendapatkan jawaban, seseorang relatif akan mencari jawabannya sendiri dengan pemikiran yang ia miliki. Dan tanpa sadar, ia telah membiarkan setan menuntun dirinya menuju ilmu yang sesat, yakni ilmu yang tidak memiliki guru yang jelas.

Imam Buchari dalam kitab Shahih Bukharinya telah memberikan peringatan “Mengajilah (balajarlah) dengan bersungguh-sungguh sebelum kamu bertemu dengan masanya orang berbicara ilmu yang hanya bermodalkan dari prasangka.”

Berilmu butuh guru yang jelas

Ilmu agama tidak bersifat coba-coba, karena dalam ilmu agama menyangkut tentang keimanan, akhlak dan perilaku manusia di dunia dan di akhirat. Salah pengamalan atau salah pemahaman, akan mampu membawa diri menuju kesesatan.

Pentingnya ilmu dalam agama harus mempertimbangkan pentingnya guru yang memiliki kredibilitas yang jelas. Artinya, dalam berilmu seseorang diwajibkan memilih guru, karena jika ilmu yang tidak bersumber dari guru yang jelas bisa saja bersumber dari setan.

Al Imam Abu Yazid Al Bustamiy ra. berkata: “Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.”. (Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203)

Apabila kita belajar dengan sanad yang jelas, tentu saja ilmu yang kita pelajari akan sesuai dengan apa yang diamalkan oleh Rasulullah. Dalam surat al-Anbiya ayat 7, Allah berfirman, “Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”

Ayat ini menjelaskan sebab khusus, seseorang wajib bertanya kepada para rasul atau ahli ilmu yang memiliki sanad yang terhubung kepada Rasulullah. Ayat ini mengandung perintah untuk belajar kepada ahlinya, karena ahli ilmu memiliki kewajiban menjawab dan mengajarkan sesuai apa yang mereka pelajari sebelumnya.

Imam Asy Syafi’i berkata: “Barangsiapa yang bertafaqquh (coba memahami agama) melalui isi kandungan buku-buku, maka dia akan mensia-siakan hukum (kefahaman sebenar-benarnya).”

Jadi jangan sekali-kali belajar agama tanpa adanya sanad karena sama saja kita berbicara tanpa dasar, yang jelas saja ilmu yang kita miliki tidak dapat di pertanggungjawabkan. Bahkan akan menjadi bahaya jika ilmu tanpa dasar tersebut kita sebar luaskan dan bahkan ada seseorang yang menggunakan ilmu tersebut sebagai dasar kehidupannya.

Seperti yang banyak kita jumpai sekarang ini, di mana banyak bertebaran ustad gadungan yang mendominasi kajian yang ironisnya masyarakat umum tidak mengkaji atau meneliti kembali apa yang disampaikan. Sehingga banyak terjadi kesalahpahaman yang justru membuat perpecahan akan sesuatu yang tidak jelas atau tidak berdasar.

ISLAMKAFFAH

Nafsu Politik Menghalalkan Segala Cara, Bahkan Merusak Persaudaraan; Kisah Tragis dalam Sejarah Politik Islam

Musim politik telah melanda negeri ini. Hingar bingar para kontestan politik telah membahana. Baliho, famplet dan konten media sosial bertebaran untuk mendukung para kontestan. Tentu saja, kita sambut pesta demokrasi dengan sebaik-baiknya dan sedewasa mungkin.

Para politisi harus memberikan teladan yang baik bagi pendukungnya. Jangan korbankan masyarakat hanya demi memenuhi ambisi kekuasaan. Ketika nafsu politik menguasai diri seseorang, segala cara akan digunakan. Tidak peduli haram dan halam.

Kita belajar dari banyak sejarah. Bahkan pemerintahan Islam dalam masa kekhalifahan pun tidak luput dari nafsu politik yang membahayakan. Nafsu politik bukan hanya tentang menghalalkan segala cara, tetapi bisa merusak persaudaraan.

Belajarlah dari kisah perang saudara antara Al Ma’mun dan Al Amin. Keduanya adalah anak dari khalifah yang sangat tersohor Harun Al-Rasyid. Pasca kematian Khalifah Harun, kedua putranya terlibat dalam perebutan kekuasaan yang mengenaskan yang dikenal sebagai perang saudara Abbasiyah atau fitnah keempat dalam sejarah Islam.

Pada 813 Masehi Al Ma’mun berhasil merebut Baghdad dari Al Amin yang merupakan pewaris kekhalifahan. Dalam pertempuran itu banyak korban sesama umat Islam. Al Amin ditangkap dan diadili dengan hukuman mati. Menurut catatan sejarah, Al Amin dieksekusi dengan ditarik kuda hingga mati. Sebuah eksekusi yang sangat kejam pada masa itu.

Bayangkan karena nafsu politik, sesama muslim saling membunuh. Karena birahi politik seorang saudara menghabisi nyawa saudaranya dengan bengis dan kejam. Hati nurani mati karena ambisi politik.

Karena ambisi politik pula Muawiyah tidak bisa menghormati dan melupakan jasa besar Khalifah Ali bin Abi Thalib. Karena kekecewaan politik pula, kelompok Khawarij telah mendeklrasikan kafir umat Islam. Dan karena politik seorang anak pemuda bernama Ibnu Muljam, pada bulan suci Ramadan, tanggal 21, menghabisi nyawa sang Khalifah.

Siapa ibnu Muljam? Bukan orang kafir. Ia pemuda yang fasih dalam membaca al-Quran. Namun, ia sudah terdoktrin paham Khawarij dan mengklaim dirinya paling benar. Lihatlah ponakan Rasulullah dan orang yang sangat dicintai Rasulullah harus wafat di tangan seorang muslim juga. Semua dampak politik.

Satu lagi yang juga sangat mencengangkan. Adalah putra dari Sahabat yang telah dijamin masuk surga yang terhunus mati mengenaskan karena politik. Adalah Abdullah bin Zubair putra dari Zubair bin Awwam dengan Asma binti Abu Bakar. Ia terbunuh dalam pengepungan di Makkah oleh salah satu gubernur Muawiyah, Al Hajjaj bin Yusuf. Konon kematiannya sangat mengerikan karena disalib.

Jasad Abdullah bin Zubair dibiarkan terbuka di bawah terik matahari sebagai tanda penghinaan. Pada saat itulah, ibunda tercinta, Asma purtri dari Khalifah Abu Bakar dan teman seperjuangan Rasulullah, bertekad dengan penuh keberanian mendekati jenazah putranya dan menguburkannya sendiri. Ia paham resiko dari pasukan Al Hajjaj, tetapi kecintaan terhadap putranya tidak gentar ia hadapi ancaman.

Pesan penting, raihlah kekuasaan politik dengan cara yang baik. Jangan korban segalanya karena nafsu politik. Bukan karena tidak ada panduan moral dan etika, bahkan pada masa sahabat dan setelahnya pun, nafsu politik bisa merusak segalanya.

ISLAMKAFFAH

Jadi Muslim, Vladimir Ugryumov Berangkat Haji dengan Jalan Kaki

Pendeta Rusia Vladimir Ugryumov masuk Islam setelah menghabiskan 15 tahun waktunya sebagai pendeta. Dilansir di Islam Message, Senin (8/5/2023), sebuah peristiwa terjadi padanya yang secara radikal mengubah seluruh hidup Vladimir.

Vladimir Ugryumov adalah seorang pendeta. Kisah mualafnya dimulai ketika seorang gadis masuk Islam. Gadis tersebut dulu tinggal tidak jauh dari tempat tinggal pendeta. Sebagai seorang pendeta, hal itu menarik perhatian Vladimir.

Ketika dia mulai mempelajari Islam, dia menemukan bahwa konsep Tuhan dalam Islam sangat jelas, umat Islam hanya percaya pada satu Tuhan. Ia masuk Islam dan memutuskan segera setelah itu berangkat haji dengan berjalan kaki.

TV REPUBLIKA

Kisah Mualaf Nicole: Dari Kegelapan Klub Malam Menuju Cahaya Terang Islam

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan.

Nicole Queen merupakan salah satu mualaf asal pesisir Louisiana yang menerima hidayah dari Allah SWT. Wanita ini mengenal Islam setelah pindah ke sebuah kota kecil di selatan Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS).

Keluarganya merupakan jemaat sehingga membangun fondasi agama yang kuat di dalam dirinya. Orang tuanya tidak terlalu religius dan menganggap diri mereka pemikir bebas.

Mereka percaya pada Tuhan, tetapi seperti kebanyakan orang Amerika, tidak benar-benar menjalani hidup untuk Tuhan. Kakek-neneknya disebut lebih religius dan menanamkan dalam dirinya landasan agama yang kuat.

Beranjak dewasa, ia menjadi seorang fotografer acara di Dallas dan sebagian besar pekerjaannya adalah di klub malam. Pekerjaannya kala itu disebut sangat mirip dengan paparazzi, memotret selebritas, atlet dan orang terkenal lainnya saat mereka menghadiri pesta.

“Itu adalah gaya hidup yang sangat gila, harus berada di pesta, melakukan segalanya di malam hari dan tidur hampir sepanjang hari. Bukan gaya hidup yang damai sama sekali,” ujar dia dikutip di About Islam.

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan dan dikelilingi oleh orang-orang yang serakah. Ia merasa selalu mencari kedamaian dan mencari tujuan.

Banyak orang yang mengatakan dirinya memiliki kehidupan luar biasa. Namun, ia menyadari jika dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang tidak peduli dengan hal-hal penting. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar gelembung mereka.

Selama beberapa tahun bekerja sebagai fotografer acara, ia selalu merasakan dorongan akan Tuhan di dalam dirinya. Ia pun ingat selalu berusaha mencari tahu apa yang ia cari. Ia mengalami mimpi buruk di mana ia mencari sesuatu yang tidak dapat dirinya temukan.

“Saya memang mengenal beberapa orang Muslim yang tidak terlalu religius. Saya mengenal Islam sedikit dari teman yang tidak minum, teman yang sedikit berbeda. Saya akan bertanya kepada mereka mengapa Anda tidak mau pergi ke sini atau sana. Mereka akan menjawab bahwa mereka tidak nongkrong di tempat-tempat seperti itu karena mereka Muslim,” lanjut Nicole.

Suatu malam setelah pemotretan, ia bertemu calon suaminya saat mengunjungi beberapa teman. Hassan, calon suaminya, disebut sedang mengalami masa pencarian jiwa yang mirip dengannya.

Hassan disebut terlahir sebagai seorang Muslim, tetapi tidak mempraktikkan agamanya. Ketika mereka bertemu, ia merasa seolah saling berkaitan dengan perjuangan satu sama lain.

“Hassan berbicara kepada saya tentang Islam dan menyarankan agar saya mengambil kelas untuk belajar tentang agama. Saya mulai memperhatikan bahwa Muslim yang saya temui memiliki disiplin dan tujuan hidup,” kata dia.

Ketika mulai belajar tentang Islam, Nicole pun merasa dirinya semakin kecanduan. Ia bahkan akan begadang semalaman menonton video Youtube tentang Islam, khususnya Yusuf Estes.

Semakin ia belajar tentang dasar Islam, semakin ia merasa itulah yang dirinya butuhkan. Nicole menyebut ia membutuhkan sesuatu yang kuat, untuk memberi tahu bahwa ia harus berhenti menjalani kehidupan gila itu jika ingin memiliki lebih banyak tujuan.

Ketika mulai masuk Islam, ia merasa momen itu adalah transisi yang panjang. Ia menggambarkan pengalamannya seperti rollercoaster, yang mana semuanya terjadi sekaligus, sangat kabur.

“Sekarang, melihat ke belakang saya melihat saya membuat transisi yang baik dan mengambil langkah. Salah satu langkahnya adalah saya perlu mengetahui fondasi, pilar, sistem kepercayaan dasar dan memastikan itu adalah sesuatu yang dapat saya percayai,” ujar Nicole.

Pada April 2007, ia akhirnya memutuskan memeluk Islam dan mengucapkan syahadat. Hidupnya pun berubah sejak saat itu. Ia memutuskan memakai jilbab dan menjadi anggota Masyarakat Muslim Amerika.

“Islam dan Kristen begitu dekat, sehingga bagi saya datang ke Islam seperti ‘rumah yang jauh dari rumah’. Hari-hari ini saya dan suami menjalani kehidupan yang sibuk, bekerja di jantung kota Dallas,” kata dia.

KHAZANAH REPUBLIKA

Pesan Nabi Muhammad Sebelum Meninggal

Sebelum wafat Rasulullah meninggalkan enam wasiat.

Rasulullah saw meminta izin kepada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah ketika sakit beliau semakin parah. Rasulullah juga meninggalkan beberapa wasit kepada para sahabatnya dan umat Muslim, saat sakitnya semakin keras.

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi, Rasulullah meninggalkan enam wasiat kepada umatnya sebelum hari kematiannya tiba. Berikut ini, wasiat-wasiat Rasulullah kepada umatnya:

Pertama, Wasiat kepada kaum Anshar

Abbas melewati sekelompok orang dari kaum Anshar yang tengah menangis tatkala mengetahui sakit Nabi saw semakin bertambah parah, Abu Bakar bertanya, ‘Kenapa kalian menangis?’ mereka menjawab, ‘Kami mengingat hari-hari pertemuan kami dengan Rasulullah.’ Abbas kemudian menemui Rasulullah saw dan memberitahukan apa yang dia dapati kepada Rasulullah. Kemudian beliau diperban dengan kain hitam, lalu beliau keluar dan naik mimbar, dan itulah saat terakhir beliau naik mimbar.

beliau kemudian memuji Allah swt lalu bersabda, “Aku wasiatkan kaum Anshar kepada kalian (kaum Muhajirin) karena mereka adalah tempat penyimpanan rahasiaku dan barang berhargaku. Mereka telah menuntaskan tugas mereka dan saat ini yang tersisa adalah hak mereka, karena itu terimalah kebaikan mereka dan maafkanlah keburukan mereka.”

Hadits ini menjelaskan tentang tingginya kecintaan kaum Anshar terhadap Rasulullah. Mereka menangisi musibah yang menimpa Nabi dan terhalangnya mereka dari bermajelis dengan beliau.

Dua, Perintah untuk mengusir orang-orang musyrik dari jazirah Arab dan memperbolehkan utusan untuk tinggal di dalamnya

Sakit yang diderita Nabi kian bertambah parah, hingga dalam sehari beliau mengalami pingsan beberapa kali, meski seperti itu beliau ingin meninggalkan dunia dengan tenang terhadap tanggung jawab umat beliau agar nantinya tidak tersesat setelah beliau meninggal. Rasulullah ingin menuliskan wasiat secara rinci agar mereka sepakati dan tidak mereka sengketakan.

Karena para sahabat berselisih di dekat beliau maka beliau tidak jadi menuliskan wasiat tersebut, setelah itu beliau menyampaikan tiga wasiat, perawi menyampaikan dua di antaranya, usirlah oleh kalian orang-orang musyrik itu dari jazirah Arab dan izinkan utusan (tetap tinggal) seperti lamanya Rasulullah memberi mereka izin.

Tiga, Larangan menjadikan kuburannya sebagai masjid

Di antara ungkapan terakhir Rasulullah adalah, “Allah melaknat Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan makam para Nabi sebagai masjid, tidak akan kekal dua agama di Arab,”

Empat, Berbaik sangka kepada Allah

Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah berkata pada tiga hari sebelum kewafatannya: “Berbaik sangkalah kalian kepada Allah’.”

Lima, Wasiat menegakkan shalat dan menjaga budak

Anas bin Malik as berkata, “Saat sakaratul maut, Rasulullah mewasiatkan, jagalah shalat dan budak kalian, hingga nyawa beliau sudah sampai dada dan lisan beliau tidak bisa mengucapkannya.”

Enam, Tidak ada lagi berita-berita gembira kenabian kecuali mimpi

Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah membuka tirai sementara beliau sedang dibalut perban saat sakit yang membawa pada kematiannya, beliau bersabda, ‘Ya Allah aku telah menyampaikan tiga kali sesungguhnya tidaklah ada lagi kabar gembira kenabian kecuali hanya mimpi baik yang dilihat oleh seorang hamba yang shaleh, atau yang diperlihatkan kepadanya. Ingat aku dilarang untuk membaca Alqur’an saat ruku dan sujud. Saat rukuk agungkanlah Rabb, dan saat sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena doa kalian benar-benar akan dikabulkan’.

IHRAM

Bukti Penghambaan kepada Allah

Bismillah.

Allah berfirman,

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Makanlah kalian dari sebagian rezeki yang Allah berikan yang halal dan baik, dan bersyukurlah kalian atas nikmat Allah apabila kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. An-Nahl: 114)

Mensyukuri nikmat Allah adalah perkara yang wajib bagi seorang muslim. Sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada diri kita. Baik kenikmatan yang lahir maupun batin. Kenikmatan yang terkait dengan urusan agama maupun kenikmatan yang terkait dengan urusan dunia. Nikmat Allah itu begitu banyak, bahkan tidak terhingga.

Di antara nikmat besar yang Allah berikan kepada kita adalah kehidupan kita di alam dunia ini. Ini merupakan nikmat yang wajib kita syukuri dengan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman,

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian Yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)

Para ulama kita telah menjelaskan bahwa di antara tanda kebahagiaan seorang hamba adalah apabila diberi kenikmatan, maka dia pun bersyukur kepada Allah. Syukur kepada Allah ini mencakup amalan hati, amalan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Dengan hati, ia mengakui bahwa nikmat ini datang dari Allah. Dengan lisan, dia memuji Allah dan menyandarkan nikmat itu kepada-Nya. Dan dengan anggota badan, yaitu dia menggunakan nikmat itu dalam rangka ketaatan.

Buah syukur kepada Allah

Oleh sebab itu, para ulama menjelaskan bahwa amal saleh dan ibadah merupakan bukti syukur kepada Allah. Dan pokok dari syukur itu adalah dengan mentauhidkan-Nya, tidak beribadah, kecuali kepada Allah semata. Inilah kewajiban terbesar umat manusia kepada Rabbnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Sesungguhnya hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman,

أنا أغنى الشركاء عن الشرك؛ من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركتُه وشِرْكَه

“Aku adalah Zat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Allah tidak menerima amalan yang tercampur dengan syirik. Allah berfirman,

وَلَوۡ أَشۡرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ

“Dan seandainya mereka itu melakukan syirik, pasti akan lenyap semua amal yang dahulu pernah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88).

Dari sini, kita mengetahui bahwa hakikat syukur kepada Allah adalah dengan mempersembahkan segala bentuk ibadah untuk Allah semata dan meninggalkan segala bentuk syirik dan kekafiran.

Allah berfirman,

 فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا

“Maka, barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal saleh dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Maka, seorang yang berbuat syirik -apakah itu syirik besar maupun syirik kecil- sesungguhnya dia adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah, walaupun secara fisik penampilannya di mata khalayak dia melakukan kebaikan dan berbagai bentuk amal kebaikan. Orang yang riya’, orang yang ujub, orang yang selalu menyandarkan nikmat kepada kemampuan diri dan keahliannya. Maka, mereka adalah orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah.

Muhammad bin Ka’ab rahimahullah menjelaskan maksud ayat,

 ٱعۡمَلُوۤا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكۡرࣰاۚ

“Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk syukur.” (QS. Saba’: 13). Kata beliau, “Hakikat syukur adalah bertakwa kepada Allah dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya.” (lihat Min Kitab Az-Zuhd li Ibni Abi Hatim, hal. 65)

Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Syukur adalah menunaikan ketaatan kepada Sang pemberi nikmat dengan pengakuan dari dalam hati bahwa nikmat datang dari Allah disertai pujian dengan lisan, dan ketaatan dengan segenap anggota badan.” (lihat Tafsir Surat Luqman, hal. 74)

Makhlad bin Al-Husain rahimahullah berkata, “Orang-orang dahulu mengatakan bahwa syukur itu adalah dengan meninggalkan maksiat.” (lihat ‘Uddatu Ash-Shabirin, hal. 242)

Muhammad bin Al-Hasan rahimahullah menceritakan, “As-Sari bertanya kepadaku, ‘Apakah puncak syukur itu?’ Aku menjawab, ‘Yaitu Allah tidak didurhakai pada satu nikmat pun -yang telah diberikan-Nya-.’ Lalu dia mengatakan, ‘Jawabanmu tepat, wahai anak muda.’” (lihat Al-Fawa’id wa Al-Akhbar wa Al-Hikayat, hal. 144)

Karena itulah, Abu Hazim rahimahullah mengatakan, “Setiap nikmat yang tidak menambah dekat kepada Allah adalah malapetaka.” (lihat ‘Uddatu Ash-Shabirin, hal. 243)

Mensyukuri nikmat Allah -termasuk di dalamnya nikmat ketaatan- secara lisan adalah dengan menyandarkan nikmat-nikmat tersebut kepada Zat yang telah memberikannya, memuji-Nya, dan tidak berpaling/menyandarkan nikmat itu kepada selain-Nya. (lihat Transkrip Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Syekh Shalih Alusy Syekh, hal. 5)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةࣲ فَمِنَ ٱللَّهِۖ

“Apapun nikmat yang ada pada kalian adalah datang dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)

Termasuk dalam bentuk nikmat -yang harus kita syukuri- adalah ketaatan yang telah kita lakukan. Ini semuanya adalah anugerah dan nikmat dari Allah. Bahkan, nikmat iman dan ketaatan ini adalah nikmat yang lebih agung daripada nikmat-nikmat keduniaan. Oleh sebab itu, sudah semestinya kita senantiasa mensyukurinya. (lihat Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Syekh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak hafizhahullah, hal. 8)

Cara mensyukuri nikmat

Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya,

“Bagaimanakah cara untuk mensyukuri nikmat-nikmat? Dan apakah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim berkaitan dengan nikmat-nikmat yang begitu banyak ini yang tidak terhingga dan tidak terhitung?”

Beliau menjawab,

“Yang wajib dilakukan ialah mensyukuri nikmat-nikmat itu. Mensyukuri nikmat adalah jaminan untuk tetap bertahannya nikmat. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu memberikan pernyataan bahwa ‘Jika kalian bersyukur, pasti Aku akan memberikan tambahan (nikmat) kepada kalian. Akan tetapi, jika kalian kufur, sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.’”

Syukur itu terwujud dengan tiga hal. Ia memiliki tiga pilar. Tidak dikatakan syukur, kecuali dengan terpenuhi ketiga-tiganya.

Pertama, mengakui dari dalam hati bahwa nikmat-nikmat itu bersumber dari Allah. Yaitu, kamu mengakui di dalam hatimu bahwa nikmat-nikmat ini datang dari Allah Jalla wa ‘Ala, dan bahwa ia merupakan karunia dari Allah kepadamu dan kaum muslimin.

Kedua; menceritakan nikmat itu secara lahiriah.

وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

“Adapun dengan nikmat Rabb-mu, maka ceritakanlah.”

Hendaknya kamu menceritakan nikmat-nikmat Allah itu dan mensyukurinya. Anda ingatkan saudara-saudara anda terhadap nikmat itu dan perintahkan mereka untuk bersyukur atasnya.

Ketiga, menggunakan nikmat itu dalam hal ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu menaati Zat yang telah melimpahkan dan mencurahkan nikmat itu kepada kita.

***

Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.

Sumber : http://alfawzan.af.org.sa/node/16276

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87289-bukti-penghambaan-kepada-allah.html

Shalat Subuh dan Kesehatan Jasmani

MAHA Suci Allah yang telah mensyariatkan ibadah shalat. Dengan melaksanakan shalat, selain sebagai sarana ibadah kepada-Nya (QS Adz-Dzariyat [51]: 56), secara otomatis orang yang istiqamah menjalankan akan meraih manfaatnya. Termasuk manfaat kesehatan jasmani maupun rohani. Dan, Allah SWT lebih mencintai mukmin yang kuat (sehat) daripada mukmin yang lemah (sakit-sakitan). (HR Muslim).

Shalat sebagaimana dikemukakan oleh Adnan Tharsyah dalam bukunya ‘Keajaiban Shalat Bagi Kesehatan’ dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Manfaat ini dapat diperoleh secara otomatis oleh orang-orang yang mampu dan mau menjaga shalatnya secara ikhlas karena Allah SWT.

Di antara manfaat shalat bagi kesehatan itu adalah: memperbaiki kerja jantung; memperluas pembuluh darah dan urat serta membangkitkan kembali sel-sel; menghilangkan susah tidur; menambah kekebalan dari berbagai penyakit dan radang persendian; memperkuat otot dan menambah elastisitas persendian; menghilangkan ketegangan pada otot dan sendi; memperkuat anggota badan dan menjauhkan kelembekan.

Memperoleh kemampuan fisik dan hati; menambah kekuatan, vitalitas, dan keaktifan; memperbaiki tubuh yang cacat dan distorsi yang terus-menerus; memperkuat naluri untuk berkonsentrasi dan daya ingat; memperoleh sifat-sifat terpuji seperti disiplin, tolong menolong, jujur, ikhlas, dan lain sebagainya; bagi olahragawan, shalat dapat memberikan kebugaran tubuh; dan shalat adalah sarana pengganti dari kekurangan dan lemahnya fisik yang ditimbulkan oleh aktifitas pekerjaan.

Demikian halnya dengan shalat Subuh. Shalat Subuh yang dikerjakan pada waktu pagi memiliki manfaat bagi kesehatan. Selain manfaat kesehatan secara umum di atas, juga manfaat karena terletak pada waktu dan gerakannya.

Pada waktu pukul 06.00 pagi sampai pukul 12.00 siang, serangan jantung akan menjadi cepat pada waktu-waktu tersebut. Pada saat itu terjadi peningkatan tegangan saraf simpatis, dan penurunan tegangan saraf parasimpatis.

Pada waktu pagi dini hari sekitar pukul 03.00 pagi sampai siang hari, secara perlahan dalam tubuh manusia terjadi peningkatan adrenalin menyebabkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya terjadi peningkatan aktifitas agregasi trombosit (sifat saling menempel pada sel trombosit yang mengakibatkan darah membeku) meskipun kita tertidur. Penyempitan pembuluh darah berefek negatif bagi tubuh karena pengaruh lancar atau tidaknya aliran darah. Tubuh memerlukan suatu zat yang ada pada sel pembuluh darah untuk melebarkan kembali pembuluh darah. Zat tersebut bernama NO (Nitrik Oksida).

Saat kita bangun di pagi hari menjalankan shalat, tubuh akan aktif menaikkan kadar zat NO dalam tubuh. Gerakan-gerakan yang dibangun pada pagi hari membuat produksi zat NO naik lebih cepat sehingga mencegah darah membeku karena efek agregasi trombosit berkurang. (http://prasdelsehati.com).

Adnan Tharsyah secara khusus menambahkan manfaat dari shalat Subuh bagi kesehatan, seperti dapat menerangi wajah, menguatkan fungsi hati, menyegarkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memperlancar peredaran darah setelah tidur, menjaga kesehatan, mengusir kesedihan, dan mencegah penyakit-penyakit kejiwaan.

Di samping itu, ilmu pengetahuan kontemporer menemukan bahwa terdapat gas ozon (O_3) yang mengandung kadar oksigen paling tinggi pada waktu Subuh, kemudian menurun secara bertahap sampai terbitnya matahari.

Hasil praktek kedokteran di Jerman Barat menunjukkan bahwa gas ozon (O_3) bisa digunakan dalam mengobati beragam penyakit kronis yang menimpa paru-paru dan hati. Begitu pula wabah penyakit dalam hati, menguatkan pembuluh darah, meringankan penyakit-penyakit diabetes, seperti keluarnya luka dan nanah, serta melancarkan peredaran darah dalam pembuluh darah, penyakit asma dan alergi.

Selain itu, gas ozon (O_3) juga bermanfaat bagi sistem imunitas tubuh, mengobati penyakit-penyakit penuaan, penyakit dada dan hati, serta melancarkan sel-sel tubuh. Allahu Akbar.

Hal ini pun diakui oleh dokter Susi Lusiyanti, salah seorang peserta majelis taklim pekanan yang penulis sebagai pematerinya. Di sela-sela kesibukannya melayani masyarakat, ketika penulis mengkonfirmasi terkait manfaat shalat Subuh bagi kesehatan, dokter Susi menjelaskan,

“Ketika tubuh bangun pagi dan melakukan shalat Subuh serta berjalan pagi menuju masjid maka secara tidak langsung tubuh melakukan olahraga yang dapat menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan sel tubuh sehingga tubuh akan kembali segar.”

Tentu masih banyak lagi manfaat dari shalat Subuh yang tidak penulis ketahui. Maka, pantas jika Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ

Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar.  Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 657)

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun mereka harus merangkak.” (HR: Bukhari dan Muslim).  Subhanallah.*/ H Imam Nur Suharno, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (SETIA) Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

HIDAYATULLAH

Inilah Macam-Macam Pengobatan Syar’i

Seorang dokter muslim harus memahami  tentang pengobatan syar’i yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah, serta mengkabarkan kepada pasien dan mengajarkan kepada mereka. Di antara pengobatan syar’i yang penting untuk diketahui :

(1). Berobat dengan Al Qur’an

Allah Ta’ala berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “ ( Al Isra’:82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengobati dirinya dengan bacaan Al Qur’an. Demikian pula ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah memegang kedua tangan Rasululllah, kemudian membacakan (ayat Al Qur’an) pada keduanya, kemudian mengusap dengan kedua tangan beliau ke seluruh tubuhnya dalam rangka berharap barokah dari kedua tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “ Hal yang sudah diketahui bahwa sebagian perkataan memiliki kekhususan dan manfaat untuk memberikan pengaruh kesembuhan. Maka tidak diragukan lagi tentang keutamaan kalam Rabbul ‘alamin, yang keutamaannya terhadap seluruh perkataan  seperti keutamaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Kalam Allah merupakan obat yang sempurna dan bemanfaat, sekaligus cahaya dan petunjuk, serta rahmat yang luas. Seandainya diturunkan kepada gunung, niscaya gunung tersebut hancur  karena kebesaran dan keagungan-Nya “.

Maka hendaknya seorang dokter muslim juga mengajarkan kepada pasien ruqyah dengan Al mu’awwidzaat (surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas), Ayat Kursi, serta surat Al Fatihah. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada sekelompok sahabat Rasulullah yang sedang melakukan perjalanan. Kemudian mereka sampai ke suatu kampung Arab kemudian meminta izin untuk bertamu. Namun masyarakat tersebut menolak untuk menjamu mereka. Suatu saat pimpinan masyarakat tersebut disengat binatang, kemudian mereka berusaha mengobatinya dengan segala yang mereka punya namun tidak bermanfaat sedikitpun. Sebagian di antara mereka berkata,

“ Bagaimana jika engkau menemui sekelompok orang yang datang kepada kita, barangkali mereka punya sesuatu untuk mengobati”.

Maka mereka pun mendatangi para sahabat dan berkata,

“ Wahai kaum pendatang, sesungguhnya pemimpin kami disengat binatang. Kami telah mencoba berbagai pengobatan  namun tidak bermanfaaat. Apakah kalian punya sesuatu untuk mengobati?”

Maka di antara para sahabat ada yang menjawab,

“ Ya. Demi Allah, saya akan meruqyah. Akan tetapi kami telah meminta izin untuk bertamu kepada kalian, namun kalian tidak mau menjamu kami. Aku tidak akan meruqyah sampai kalian memberi kami imbalan”.

Kemudian mereka memberikan hadiah kambing. Sahabat tersebut meruqyah dengan meludah dan membacakan surat Al Fatihah sehingga pemimpin tersebut sembuh. Setelah itu sahabat tersebut kembali kepada kelompoknya. Salah seorang di antara sahabat berkata ,

“ Bagilah kambing tersebut! “.

Namun orang yang meruqyah berkata,

“Jangan kalian lakukan sampai kita bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjelaskan kepada beliau. Akhirnya mereka bertemu Rasulullah dan menjelaskan yang terjadi kepada beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“ Siapa yang memberitahu kalian bahwa surat Al Fatihah adalah ruqyah? Ambillah kambing-kambing tersebut dan aku juga diberi bagian” (Muttafaqun ‘alaih)

(2). Ruqyah dan Doa-Doa Nubuwah

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta perlindungan kepada Allah untuk anggota keluarganya.  Beliau mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

 “ Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (Muttafaqun ‘alaihi)

Diriwayatkan pula dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa kepada orang yang sakit :

بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ

“ Dengan menyebut nama Allah , dengan debu tanah kami, dan ludah salah satu dari kami, mudah-mudahan yang sakit di antara kami diberi kesembuhan, dengan izin Rabb kami) ” (Muttafaqun ‘alaihi)

Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abul ‘Aas ats Tsaqafy, beliau pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  tentang rasa nyeri yang dia dapatkan pada dirinya sejak dia masuk IslamMaka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “ Taruh tanganmu pada bagian yang sakit dan ucapkanlah, Bismillah sebanyak tiga kali. Kemudaian ucapkanlah sebanyak tujuh kali : 

أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuatan-Nya dari kejahatan yang aku temui dan aku takuti ” (H.R. Muslim)

(3). Air Zam-Zam

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“ Air Zam sesuai dengan (keinginan) orang yang meminumnya “ (H.R Ibnu Majah, shahih)

Ibnul ‘Arabi rahimahullah berkata, “ Efek penyembuhan dengan air zam-zam tetap ada sampai hari kiamat, bagi orang yang benar niatnya dan tidak mendustakannya, serta tidak minum hanya untuk mencoba-coba. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertawakal ”

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “ Saya dan sebagian orang yang lain telah mencoba minum air zam-zam untuk tujuan menyembuhkan dari berbagai penyakit. Dengan izin Allah penyakit tersebut dapat hilang” Beliau juga pernah berkata, “ Saya pernah tinggal di Mekah beberapa waktu. Saya sakit dan tidak menemukan dokter maupun obat-obatan. Saya kemudian berobat sendiri dengan surat Al Fatihah dan meminum air zam-zam. Saya membacakan di atas air zam-zam surat Al Fatihah beberapa kali kemudian saya meminumnya. Setelah itu penyakit tersebut dapat sembuh. Semenjak itu, saya berikhtiar dengannya untuk banyak penyakit dan ternyata dapat bermanfaat ”

(4). Madu

Allah Ta’ala menjadikan di dalam madu ada oabat untuk penyakit-penyakit. Allah Ta’ala berfirman :

يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ

Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia “ (An Nahl:69)

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الشِّفَاءُ فِيْ ثَلاَثَةٍ: شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَإِنِّيْ أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنْ الْكَيِّ

“ Kesembuhan ada dalam tiga perkara , minum madu, pada sayatan pisau bekam, dan pengobatan kay menggunakan api. Namun aku melarang dari umatku berobat dengan kay “ (H.R. Bukhari)

Diterjemahkan dari buku Risalah ilaa at Thabib al Muslim hal 19-21 karya Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafidzahullah

Penerjemah : Adika Mianoki

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/55497-inilah-macam-macam-pengobatan-syari.html