Kata Jokowi, Indonesia juga harus berani mengambil posisi sebagai kekuatan moderat, toleran, dan konstruktif di antara bangsa-bangsa dan peradaban dunia.
Menyelesaikan persoalan Palestina merupakan tantangan Indonesia dalam kancah internasional. Demikian dikatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada acara Pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan.
“Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kita juga harus berani menyuarakan kemerdekaan negara Palestina,” ujar Jokowi diiringi tepuk tangan hadirin, saat membacakan teks sambutan di atas panggung utama, Senin (03/08/2015) pagi.
Jokowi melanjutkan, Indonesia juga harus berani mengambil posisi sebagai kekuatan moderat, toleran, dan konstruktif di antara bangsa-bangsa dan peradaban dunia. Hal ini demi terwujudnya tatanan global yang lebih damai.
Indonesia, katanya, juga harus menjadi contoh untuk membangun masyarakat yang hidup damai dan rukun dalam keragaman dan kebhinnekaan.
Ia mengatakan, Indonesia masih menghadapi tantangan kemiskinan, keterbelakangan, ketimpangan, serta ketidakadilan. Juga tantangan berbagai tindak kejahatan luar biasa yang menggerogoti bangsa ini; korupsi dan ancaman narkoba.
Persaingan dengan kekuatan-kekuatan raksasa ekonomi di peta geopolitik dunia, katanya, menuntut semua elemen bangsa untuk terus berkembang dan berubah.
“Di dalam negeri, mari kita ciptakan sistem ekonomi dan tatanan hidup bersama yang berkeadilan, yang berpihak pada kaum mustad’afin, mereka yang lemah, sebagai dasar untuk mewujudkan tatanan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujarnya.
Menurutnya, perjalanan Indonesia sebagai bangsa masih panjang dan akan terus menghadapi tantangan-tantangan baru.
“Itu artinya, peran penting Muhammadiyah untuk menjawab tantangan perubahan zaman perlu dilanjutkan dan terus dikembangkan,” ujarnya di depan ribuan jajaran pengurus dan warga Muhammadiyah.*
sumber: Hidayatullah.com