Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dalam dosa besar. Sederajat dengan syirik, dimana balasannya sudah dirasakan di dunia dan menyebabkan tertolaknya pahala dan masuk neraka.
Karena durhaka sama saja dengan kita tidak mengakui keutamaan orangtua dan kebaikannya. Itu adalah tanda kebodohan akal dan kerendahan mental.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Keridhaan Allah bergantung kepada keridhaan orangtua dan kemurkaan-Nya juga bergantung kepada kemurkaan kedua orangtua.”(HR. Tirmidzi).
Dalam buku Shahih Wasiat Rasulullah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ubaaidah Usmah bin Muhammad Al Jamal disebutkan beberapa contoh bentuk kedurhakaan kepada kedua orangtua, di antaranya:
- Menjadikan keduanya menangis dan sedih, baik dengan ucapan ataupun perbuatan.
- Membentak keduanya dengan meninggikan suara.
- Menggerutu terhadap perintah keduanya. Seperti, mengucapkan kata “Uh” meskipun dia tetap melaksanakannya.
- Bermuka masam. Ada beberapa orang yang jika diluar rumah memperlihatkan keceriaannya, tetapi jika di rumah dan duduk bersama kedua orang tuanya berubah menjadi masam.
- Melihat dengan pandangan marah. Memberikan pandangan yang tajam jika berhadapan dengan keduanya.
- Memerintah keduanya, seperti menyapu, mencuci, atau mengambilkan makanan. Apalagi kepada ibu. Tetapi jika itu keinginannya sendiri dan masih mampu melakukannya, tidak mengapa, meskipun tentunya dengan ucapan syukur dan mendoakannya.
- Tidak membantu ibu dalam pekerjaan rumah.
- Berwajah buruk, memotong ucapan, menyalahkan ucapannya, dan berdebat saat berbicara dengan keduanya.
- Mengkritik dan mengungkapkan aib keduanya kepada orang lain.
- Menitipkan mereka di panti wreda.
- Meninggalkan keduanya, tidak mau menasehati keduanya jika melakukan kemaksiatan.
- Membawa keduanya ke dalam kesulitan (pribadi). Misalnya berhutang tanpa melunasinya, berprilaku buruk di sekolah.
- Lama berada di luar rumah.
- Banyak meminta kepada keduanya padahal keduanya sedikit hartanya.
- Melakukan kemungkaran di depan keduanya, seperti merokok, tidak shalat karena tertidur atau tidak mau dibangunkan.
Sumber : Shahih Wasiat Rasulullah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ubaaidah Usmah bin Muhammad Al Jamal.
————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!