SIAPA yang tak ingin cium hajar aswad, beberapa keping batu surga yang disatukan dan terletak di salah satu pojok ka’bah itu? Pojok hajar aswad menjadi pojok yang paling ramai. Kata “berlomba” lebih tepat digunakan dari pada kata “antri” untuk menggambarkan kedahsyatan rebutan mencium batu hitam itu.
Orang-orang bertubuh besar sangatlah menyulitkan orang-orang bertubuh kecil tipikal kebanyakan jamaah Indonesia. Namun ada juga jamaah Indonesia yang berhasil mencium hajar aswad itu.
Seorang jamaah yang bertubuh mungil asal Madura, Mat Tellor namanya, berhasil menyelinap di antara ketiak orang-orang bertubuh besar itu. Tekniknya mudah, cukup membuat geli ketiak orang besar-besar itu maka jalan kepala menjadi terbuka. Kami yang mendengar kisah perjuangan Mat Tellor tertawa.
Lalu, banyak teman yang menantang Mat Kelor untuk bisa cium hajar aswad. Hadiahnya menarik, umroh gratis. Mereka yang memberikan tantangan ini tak yakin bahwa Mat Kelor yang kalem dan tubuhnya tak kecil akan selincah Mat Telor. Namun, Mat Kelor menerima tantangan itu. Hitung-hitung, hadiah UMROH.
Setelah makan siang, Mat Kelor berangkat menuju Masjid dengan membawa tongkat. “Dia agak sakit kaki mungkin,” duga teman-temannya. Teman-temannya mendampingi sebagai saksi. Rupanya Mat Kelor salah duga. Setelah makan siang, walau panas menyengat ternyata jamaah penuh di halaman masjid. Mat Kelor tak langsung ke Masjid, dia menuju toko kacamata sebelah mall. Dia membeli kaca mata hitam. “Untuk menahan panas,” duga teman-temannya. Mat Kelor cuma diam saja.
Masuklah Mat Kelor ke dalam masjid lalu mulai ikut thawaf. Temannya terus mengikuti dan mengamati apa yang akan dilakukan Mat Kelor untuk cium hajar aswad. Kira-kira jarak 2 meter dari hajar aswad, Mat Kelor berlagak seperti orang buta, tongkatnya dipindah-pindah seperti mencari jalan, matanya dengan kaca mata hitamnya tolah toleh ke atas ke bawah ke kanan dan ke kiri persis orang buta sambil teriak: “Allaaaah, thariq thariq thariq.” Banyak orang yang kasihan kepadanya dan bahkan polisi (Askar) penjaga kabah membantunya membuka jalan dan menuntunnya sampai mencium hajar aswad.
Tersenyumlah Mat Kelor, lalu pergilah dia dengan melepas kacamata hitamnya. Orang-orang pada melongo. Ada yang tertawa dan ada pula yang jengkel. Lalu pulanglah Mat Kelor untuk bertemu Sang Penantang. Mat Kelor ditantang. Ada yang mau coba trick ini? Dosa apa tidak?
KH Ahmad Imam Mawardi