Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengiyakan pihaknya sudah menerima notifikasi soal kebijakan perluasan visa umrah. Kebijakan itu menurut dia harus diikuti sosialisasi oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) atau travel umrah di Tanah Air.
“Pihak Kerajaan Saudi melalui Kedutaan Besar Saudi di Jakarta juga tentunya telah mengirimkan notifikasi kepada pihak-pihak di Indonesia,” kata Hery di Jeddah, Kamis (20/9) lalu. Ia mengatakan, pihak KJRI Jeddah masih akan mendalami regulasi tersebut.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi secara resmi menerapkan penerbitan visa umrah yang diberlakukan untuk seluruh wilayah Arab Saudi sejak Selasa (18/9). Biasanya, visa umrah dan haji hanya diberikan kepada jemaah luar negeri untuk kunjungan ke dua Kota Suci Makkah dan Madinah serta sesekali ke Jeddah.
Menurut Hery, sebelumnya pihak Kerajaan Saudi sudah menerbitkan visa turis untuk berbagai negara Eropa dan Asia. Hal itu terkait upaya penambahan devisa negara dari sisi pariwisata.
Hery menambahkan, kebijakan baru soal visa umrah harus diikuti PPIU dengan menggencarkan sosialisasi kepada jemaahnya. Sosialisasi itu terutama terkait dengan aturan-aturan yang berlaku di Saudi. Misalnya soal larangan memotret kantor-kantor pemerintahan maupun militer.
“Aturan di sini berbeda dengan di Indonesia. Itu perlu disampaikan kepada jemaah haji dan umrah,” terangnya.
Menurut dia, aturan baru soal visa juga terkait implementasi dari program Saudi Vision 2030. Sesuai program tersebut, Saudi memiliki target kunjungan jemaah haji dan umrah mencapai 30 juta orang pada 2030. Saat ini jumlah jemaah haji masih mencapai sekitar 3 juta orang dan jemaah umrah 7,5 juta.
Dengan demikian, dalam setahun kurang dari 10 juta jemaah haji dan umrah. Khusus untuk tahun ini, Saudi memiliki target kedatangan jemaah umrah sebanyak 10 juta orang.
Untuk mencapai target itu, Saudi juga memulai jadwal umrah lebih awal. Musim umrah yang biasanya dimulai pada 15 Muharram dimajukan menjadi 1 Muharram.
“Jadi, saat jemaah haji Indonesia belum seluruhnya pulang, sudah ada jemaah umrah yang datang ke Arab Saudi,” kata dia.
Seperti pantauan pada beberapa hotel di Madinah pada Sabtu (22/9), banyak jemaah umrah yang telah datang. Mereka banyak menempati hotel yang sama dengan jemaah haji Indonesia. Hal itu tentu membuat pengawasan kepada jemaah harus ditingkatkan.
“Sudah banyak jemaah umrah dari Malaysia dan negara-negara Afrika yang menginap satu hotel dengan jemaah haji kita,” ujar Maskat Ali Jasmun, Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Haji Daker Madinah. (mch/ab).
KEMENAG RI