NIAT memiliki keutamaan yang sangat besar. Maka memang benar bila bab niat menjadi perhatian tersendiri dalam rangka meningkatkan kualitas amal kita. Bahkan terdapat keutamaan niat yang sangat istimewa, yakni niat akan diganjar dengan pahala meskipun orangnya belum melakukan amalannya. Kami akan sampaikan tiga dari beberapa dalil yang bersumber dari hadits shahih tentang pahala atas niat kebaikan.
Dari Abdullah bin Abbas radliyallahu anhu, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskannya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika dia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat, “Jika hambaKu berniat melakukan kesalahan, maka janganlah kalian menulis kesalahan itu sampai ia (benar-benar) mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya maka tulislah sesuai dengan perbuatannya. Jika ia meninggalkan kesalahan itu (tidak jadi mengerjakan kesalahan/dosa yang ia niatkan), maka tulislah untuknya satu kebaikan. Jika ia ingin mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya tulislah sebagai kebaikan untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, tulislah baginya sepuluh kali kebaikannya itu hingga tujuh ratus” (HR. Bukhari).
Dari Anas radliyallahu anhu, dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa menginginkan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan kesalahan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya” (HR. Muslim).