HATI adalah alat pengontrol. Jika dia baik, maka perbuatannya baik. Jika ia rusak, maka rusak juga perbuatannya.
Maka menjaga hati dari kerusakan harus selalu dilakukan. Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa ada lima hal, yang menjadi penyebab rusaknya hati.
Pergaulan di Luar Batas
Bergaul itu perlu, tapi tidak asal bergaul dengan banyak teman, apalagi tidak jelas. Pergaulan yang salah juga hanya akan menimbulkan masalah.
Teman yang buruk cepat atau lambat akan menggelapkan hati, melemahkan dan menghilangkan hati nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam pemenuhan berbagai keinginan negatif.
Kita sering melihat orang-orang yang hidupnya hancur karena pergaulan di luar batas. Biasanya output semacam ini, karena tujuan pergaulanya adalah untuk dunia saja. Dan memang, kehancuran manusia lebih disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, di akhirat banyak yang akan menyesal memilih teman yang salah selama di dunia. Allah SWT berfirman:
وَيَوۡمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيۡهِ يَقُوۡلُ يٰلَيۡتَنِى اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِيۡلًا ﴿25:27﴾ يٰوَيۡلَتٰى لَيۡتَنِىۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيۡلًا ﴿25:28﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِىۡ عَنِ الذِّكۡرِ بَعۡدَ اِذۡ جَآءَنِىۡ ؕ وَكَانَ الشَّيۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلً
“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim menggigit kedua tangannya sambil berkata, ‘Aduh (dulu) jika aku mengambil jalan dengan Rasul. Celakalah aku, jika aku (sebelumnya) tidak membuat fulan dia adalah sahabat karibnya. Sesungguhnya dia menyesatkanku dari Al-Qur’an ketika sampai kepadaku.” (QS Al-Furqan: 27-29).
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ ࣖ
“Teman-teman dekat pada hari itu sebagian akan menjadi musuh bagi yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS: Az-Zukhruf: 67).
Ini adalah pertemanan yang didasarkan pada tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diinginkan. Jika arti pentingnya telah hilang, maka persahabatan akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan memaki.
Oleh karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul harus dilandasi dengan kebaikan. Tingkatan persahabatan karena Allah, lebih tinggi dan lebih mulia kedudukanya di mata Allah.
Banyak Angan-angan Kosong
Angan-angan kosong seperti lautan tak berujung. Ini adalah lautan tempat para pecundang berlayar. Bahkan konon, angan-angan adalah modal para pecundang. Gelombang angan-angan terus menggoyahkannya, delusi kebohongan selalu mempermainkannya seperti anjing bermain dengan bangkai.
Sementara orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, keimanan dan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah idealisme yang patut dipuji. Adapun angan-angan kosong, itu hanyalah tipuan. Nabi ﷺ memuji orang-orang yang mendambakan kebaikan.
Allah berfirman
يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيۡهِمۡ ؕ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيۡـطٰنُ اِلَّا غُرُوۡرًا
Ya’iduhum wa yuman niihim wa maa ya’iduhumush Shaitaanu illaa ghuruuraa
“(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.” (QS: An Nisa’ : 120)
Mengandalkan Selain Kepada Allah SWT
Ini adalah faktor terbesar kerusakan hati. Tidak ada yang lebih berbahaya daripada percaya dan mengandalkan selain kepada Allah. Jika seseorang bertawakal selain Allah SWT maka Allah akan menyerahkan urusan orang itu kepada sesuatu yang menjadi sandarannya.
Allah akan mempermalukannya dan membuat perbuatannya sia-sia. Dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari Tuhan, atau dari makhluk yang dia andalkan. Allah SWT berfirman:
وَاتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لِّيَكُوۡنُوۡا لَهُمۡ عِزًّا
كَلَّا ؕ سَيَكۡفُرُوۡنَ بِعِبَادَتِهِمۡ وَيَكُوۡنُوۡنَ عَلَيۡهِمۡ ضِدًّا
“Dan mereka telah mengambil tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sesembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka terhadapnya, dan akan menjadi musuh bagi mereka.” (QS: Maryam: 81-82)
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ () لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ
“Mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Para berhala tidak dapat membantu mereka, meskipun berhala-berhala itu adalah tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (QS: Yaa Sin: 74-75)
Maka orang yang paling hina adalah orang yang bergantung kepada selain Allah. Ini seperti orang yang berlindung dari panas dan hujan di bawah jaring laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah terlemah dan paling rapuh.
Apalagi pada umumnya asal dan dasar syirik dibangun atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang-orang yang melakukannya tercela dan hina.
لَّا تَجْعَلْ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا
Allah berfirman, artinya: “Janganlah kamu menjadikan Tuhan selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).” (QS: Al-Isra’: 22)
Makanan
Ada dua jenis makanan yang merusak. Pertama, bersifat merusak karena substansinya, dan terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas bergigi, dan burung bercakar tajam. Kedua, makanan yang diharamkan karena hak-hak budak.
Sesungguhmua syetan amat senang dengan orang yang malas untuk melakukan ketaatan pada Allah. Mereka adalah orang yang sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memuaskan nafsunya. Jika dia kenyang, maka dia merasa berat dan dengan mudah mengikuti perintah iblis.
Setan memasuki tubuh manusia melalui aliran darah manusia. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalan setan. Sedangkan rasa kenyang membuat aliran darah menjadi lebih lancar dan membuat setan betah berlama-lama.
Barang siapa yang makan dan minumnya banyak, pasti akan banyak tidur dan banyak kehilangan. Dalam sebuah hadits terkenal disebutkan:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR: At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Kebanyakan tidur
Banyak tidur bisa membunuh jantung, melelahkan tubuh, menyita waktu dan membuat Anda pelupa dan malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, yang berbahaya, dan yang sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur pada saat paling dibutuhkan.
Segera tidur di malam hari lebih baik daripada tidur larut malam. Tidur siang (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Subuh dan terbitnya matahari. Karena ini adalah waktu yang sangat strategis, banyak diterimanya doa.
Meski para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah dan berdoa, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat Allah menurunkan rizki, saat diberikannya barakah. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya hanya karena benar-benar terpaksa.
Secara medis, waktu tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada paruh pertama malam, juga pada seperenam malam terakhir, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut dokter. Jika lebih atau kurang dari itu maka akan mempengaruhi kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak berguna adalah tidur lebih awal di malam hari, setelah matahari terbenam. Dan itu termasuk tidur yang dibenci Nabi Muhammad ﷺ.* /Diadaptasi dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, Min Kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah