Sebagian Muslim mungkin pernah berdoa kepada Allah SWT dengan bahasa sehari-hari. Namun apakah ini dibenarkan dalam Islam?
Direktur Departemen Riset Syariah Darul Ifta Mesir, Syekh Ahmad Mamduh menjelaskan, berdoa kepada Allah SWT sebetulnya tidak perlu dengan bahasa tertentu atau dengan cara tertentu. Meski begitu, tetap penting mengedepankan kesantunan dan kesopanan saat berdoa.
“Hal terpenting dalam berdoa adalah doa itu tulus dari hati yang terdalam dan yakin doanya akan terkabul,” kata dia dilansir dari laman Elbalad, Jumat (24/12).
Syekh Mamduh juga menjelaskan, Allah SWT mendengar doa yang menggunakan bahasa selain bahasa Arab, sebagaimana Dia mendengar doa yang menggunakan bahasa Arab.
Syekh Mamduh menyampaikan, agar doa dikabulkan Allah SWT, maka sebaiknya doa tersebut disampaikan pada waktu tengah malam hingga waktu Subuh yang menjadi waktu terakhir sebelum terbit fajar. Waktu lainnya ialah pada hari Jumat setelah Ashar dan ketika berbuka puasa.
Semua waktu tersebut adalah waktu yang mustajab agar doa terkabul. “Dan siapa yang berdoa, maka Dia harus mengedepankan adab yang sopan santun. Allah SWT mengabulkan doa kita saat Dia inginkan, bukan saat kita mau,” katanya.
Lantas bagaimana jika seorang Muslim yang sudah berkali-kali berdoa tapi doanya belum juga terkabul. Mengenai faktor yang membuat doanya belum terkabul, Penasihat Mufti Mesir Syekh Dr Majdi Ashour mengatakan bahwa Allah SWT senang mendengar hamba-Nya yang berdoa.
“Tuhanmu selalu senang mendengar suaramu saat berdoa, lalu Dia (Allah SWT) menjawab suara kamu itu sayang dan berharga, dan Dia senang mendengarnya,” kata dia.