Zaman terus berubah, bertambah pula berbagai aliran sesat. Kali ini, kesesatan itu disebarkan melalui buku pelajaran di sekolah. Sebuah buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas 5 SD di Pandang Lawas Utara (Paluta) Sumatera Utara dipandang menyesatkan. Pasalnya, buku tersebut yang disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyhudi, menyebutkan jika Nabi Muhammad SAW adalah nabi di urutan yang ke 13, sedangkan Nabi Isa berada pada urutan Ke-25.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni, menanggapi buku tersebut dan menilai buku itu harus segera ditarik dari peredarannya. Apalagi, jika buku itu diperuntukkan bagi siswa SD yang masih polos. Mughni menilai jika hal itu cukup membahayakan karena pada tingkatan mereka sifatnya masih mencerna dan belum bisa berpikir kritis.
Salah satu orangtua siswa, Ramlan Pulungan, pada Kamis (28/1/2016) meminta terhadappemerintah agar segera menarik peredaran buku PAI itu.
“Setahu saya, Nabi Muhammad itu utusan terakhir, kok ini ada di urutan 13 dan nabi terakhirnya Nabi Isa, kami takut anak kita salah persepsi soal ini, pemerintah harus segera menarik peredaran buku ini,” jelas Ramlan.
Selain itu, Pangundian Harahap mengakui, jika dirinya mengetahui adanya kesalahan seusai anaknya yang masih kelas 5 SD sedang menghafalkan nama-nama Rasul Allah. Dia terkejut ketika mendengar jika urutannya berbeda dan langsung memberi nasehat bahwa Nabi Muhammad SAW bukan nabi ke-13, melainkan nabi terakhir (25). Namun, anaknya menjawab bahwa itu sesuai dengan isi yang terkandung dalam buku pelajaran mereka.
Diketahui kalau buku PAI itu diterbitkan Grafindo Media Pratama dan disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyhudi. Di halaman 86, buku yang mereka publikasikan, tepatnya pada sub bab tentang nabi dan rasul, tertera bahwa Nabi Muhammad adalah nabi ke-13. Sementara untuk nabi urutan terakhir adalah Isa AS. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan pengakuan Kasi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Cabang Kabupaten Paluta, sudah mendengar informasi terkait buku itu. Tetapi, hingga saat ini belum pernah melihatnya secara langsung. Meskipun begitu, jika memang ada buku pelajaran PAI yang menyimpang, pihaknya akan segera menariknya dari semua sekolah.