Puasa enam hari Syawal merupakan amalan sunnah yang memiliki keutamaan besar, yaitu pahalanya setara dengan berpuasa setahun penuh. Keutamaan ini hanya diperoleh bagi yang telah berpuasa Ramadhan secara penuh. Nah berikut niat puasa Syawal 6 hari.
Simak penjelasan dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarah al-Minhaj, Jilid III, halaman 209;
( و ) صوم ( ستة من شوال ) لما صح من قوله صلى الله عليه وسلم { من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر } وقوله { صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام السنة } أي كصيامها فرضا وإلا فلا يختص ذلك بصوم رمضان وستة من شوال لأن الحسنة بعشرة أمثالها ، وقضية كلام التنبيه وكثيرين أن من لم يصم رمضان لعذر أو سفر أو صبا أو جنون أو كفر لا يسن له صوم ستة من شوال
Artinya; “Dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang sahih: “Siapa yang berpuasa Ramadhan dan kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka (pahala) bagaikan berpuasa setahun penuh.” Dan sabdanya: “Puasa Ramadhan itu (setara) dengan sepuluh bulan, dan puasa enam hari (setara) dengan dua bulan, maka (jumlahnya) menjadi puasa setahun.” Maksudnya, seperti berpuasa setahun penuh secara wajib.
Namun, hal ini tidak hanya khusus untuk puasa Ramadhan dan enam hari di bulan Syawal. Karena setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Berdasarkan penjelasan kitab “At-Tanbih” dan banyak ulama lainnya, bagi orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur, bepergian, masih anak-anak, gila, atau kafir, tidak disunnahkan untuk mereka berpuasa enam hari di bulan Syawal,”.
Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda bahwa pahala orang yang melakukan puasa Ramadhan dan enam hari di bulan Syawal sama dengan pahala puasa sepanjang tahun. Nabi bersabda;
حدثنا أبو معاوية ثنا سعد بن سعيد عن عمر بن ثابت عن أبي أيوب الأنصاري قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوال فذلك صيام الدهر
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, Telah menceritakan kepada kami Sa’ad bin Sa’id, dari ‘Umar bin Tsabit, dari Abu Ayyub Al-Anshari, ia berkata : Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa puasa ramadhan kemudian dilanjutkan enam hari dibulan Syawwal, terhitung puasa sepanjang masa,”. (HR. Ahmad No. 23580).
Niat Puasa Syawal 6 Hari
Puasa Syawal, termasuk dalam kategori puasa sunnah, memiliki keutamaan yang setara dengan berpuasa selama setahun penuh. Namun, berbeda dengan puasa wajib Ramadhan, niat puasa Syawal tidak harus dilakukan di malam hari atau sebelum terbit fajar.
Sejatinya, niat puasa Syawal dapat dilakukan ketika siang hari, selama matahari belum tergelincir di siang hari. Hal ini memberikan kemudahan bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa Syawal, karena mereka tidak perlu terburu-buru untuk berniat di malam hari.
Meskipun demikian, dianjurkan untuk melakukan niat puasa Syawal di awal waktu, yaitu sebelum terbit fajar. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW untuk melakukan segala amalan kebaikan di awal waktu.
Nah, bagi yang ingin menjalankan puasa sunnah Syawal, niat bisa dilafalkan pada malam hari sebelum berpuasa. Berikut lafal niat puasa Syawal untuk malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.”
Sementara itu, bagi orang yang baru bisa melaksanakan niat siang hari, berikut lafadznya:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya; “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah ta’ala”.