Tak pernah tebersit sekali pun di benak musisi asal Amerika ini bahwa pertemuan singkatnya dengan anak-anak Muslim di Bahrain akan membawanya menuju Islam.
Semua bermula saat ia dan adiknya melakukan tur konser musik ke Timur Tengah pada 1989. Saat di Bahrain, ia mendapat sambutan hangat dari warga sekitar, dan sambutan paling berkesan yang akan menjadi titik balik kehidupannya itu muncul dari anak-anak. Ya, mereka yang masih di bawah umur.
Dalam dialognya dengan anak-anak tersebut, Jackson memberi beberapa pertanyaan kepada mereka. Begitu juga sebaliknya, anak-anak tersebut juga memberikan pertanyaan kepada musisi berusia 61 tahun itu.
Selama interaksi tersebut, anak-anak bertanya tentang agama kepada Jermaine. Ia menjawab agamanya Kristen. Saat ia menanyakan hal serupa, mereka menjawab dalam satu suara, yakni Islam. Jawaban antusias tersebut benar-benar mengguncang Jackson. Ia merasakan getaran dalam hatinya.
Tanpa disuruh, anak-anak tersebut mulai menceritakan tentang Islam kepada Jackson. Dari informasi tersebut, ia mengetahui bahwa anak-anak bangga dengan agama yang mereka yakini.
Interaksi singkat ini membuat Jackson terngiang-ngiang dengan Islam. “Saya gagal membuat upaya untuk menghibur diri sendiri bahwa tidak ada yang terjadi, tapi aku tidak bisa menyembunyikan fakta ini dari diriku sendiri bahwa di hati ini saya telah masuk Islam. Ini saya ungkapkan pertama kali kepada teman saya, Qunber Ali,” ujar Jackson.
Akhirnya, suatu ketika, temannya tersebut membawa Jackson ke Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Padahal, saat itu ia tidak tahu banyak tentang Islam. Tiba di sana keluarga Arab Saudi mengajak Jackson umrah. Setelah umrah ini, untuk pertama kalinya ia mengaku kepada publik bahwa ia seorang Muslim.
Setelah berikrar syahadat, Jackson merasa seperti dilahirkan kembali. Ia merasa menemukan jawaban atas kebimbangan yang selama ini dirasakan. Selain itu, Islam membantu pria kelahiran 11 Desember 1954 ini menemukan jawaban atas kegamangannya terhadap konsep ketuhanan yang ada di agamanya terdahulu.
Ia mengakui, ada banyak hal yang membuatnya memilih Islam. Ia terkesan dengan Muslim. Namun, satu yang membuka mata hatinya kali pertama adalah Alquran. Kitab suci umat Islam itu berhasil menepis keraguan tetang konsep ketuhanan yang selama ini ia yakini.
Jackson berupaya menambah wawasan dan menguatkan keimanan lewat beragam media, salah satunya kaset-kaset ceramah. Selama tinggal di Arab Saudi, ia membeli kaset mantan penyanyi pop Inggris dan pendakwah Muslim Yusuf Islam (sebelumnya Cat Stevens) yang masuk Islam terlebih dahulu.
Ia merasakan perubahan besar dalam dirinya seusai mengamini risalah Muhammad SAW ini. Ia meninggalkan semua hal yang dilarang Islam. Ini merupakan hal yang sulit bagi keluarganya. Keluarga besar Jackson merasa khawatir dengan apa yang diyakininya.
Kabar Islamnya Jackson menyebar begitu cepat setelah ia kembali ke Amerika Serikat. Menurut dia, saat itu media Amerika memberikan propaganda keji terhadap Islam dan Muslim. Hal ini benar-benar mengganggu pikirannya.
Warga Amerika benar-benar berhasil menyebarkan fitnah tentang umat Islam. Mereka menggambarkan Islam sebagai agama teroris. Umat Islam tersudutkan dan terpental dari pergaulan serta lingkungan sosial.
Kondisi itu membuatnya gelisah. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menghilangkan stigma negatif ihwal Islam yang digambarkan oleh media Amerika.
Satu hal yang ia lakukan begitu memeluk Islam adalah memanjatkan doa agar Allah SWT menganugerahkan hidayah untuk segenap keluarganya. Kendati demikian, ia tetap menghargai perbedaan keyakinan di keluarganya. Atmosfer toleransi dan menghormati keragaman merupakan ciri khas keluarga besarnya.
Sang ibu yang seorang perempuan religius dan beradab mempertanyakan keputusan Jackson memeluk Islam. Apakah pilihannya tersebut dilakukan secara tiba-tiba atau merupakan hasil dari pemikiran yang panjang. “Saya telah memutuskan setelah banyak berpikir tentang hal itu,” jawab kakak kandung Michael Jackson ini.
Menurut dia, keluarga besarnya dikenal religius sehingga keluarga besarnya tidak begitu mempermasalahkan keyakinan yang ia anut dan tidak memiliki sikap yang sama seperti warga Amerika lainnya. Mereka memiliki rasa toleransi yang baik terhadap semua agama.
Seperti anggota keluarga yang lain, perpindahan keyakinan pria kelahiran Indiana ini juga merupakan kejutan besar bagi adiknya, Janet Jackson. Pada awalnya, sang adik khawatir. Ini karena pemahaman yang ada di benak Janet bahwa Muslim sangat erat kaitannya dengan poligami, yakni memiliki empat istri.
Jackson akhirnya menjelaskan kepada adiknya mengenai hal tersebut. Anjuran poligami dalam Islam merupakan pengamanan struktur sosial dari kehancuran moral yang ada saat ini.
Mantan personel Jackson Five ini menambahkan tujuh putra dan dua putrinya mengikuti keyakinan yang ia anut. “Semoga Allah SWT memberi kita keberanian dan ketekunan untuk tetap berada pada agama yang benar ini—Islam,” tutupnya.